PEKANBARU (CAKAPLAH) - Politisi PAN yang juga anggota DPRD Riau Ade Hartati menilai, sosok Ketua DPW PKB Riau yang juga anggota DPR RI Abdul Wahid merupakan figur yang tepat untuk maju di Pilkada Riau.
Menurut Ade, Abdul Wahid harus didorong maju di Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) untuk menjadi pemimpin Riau berikutnya.
Hal ini diungkapkannya setelah melakukan silaturahmi dengan Ketua PKB Riau itu sembari bertukar pikiran serta membahas banyak hal terkait Provinsi Riau.
Dalam pembicaraan itu, Ade Hartati sepakat untuk alih generasi dari tua ke muda dalam kepemimpinan, dan Abdul Wahid merupakan salah satunya.
"Saya menggambarkan dari pertemuan kami, bahwa beliau orang yang sederhana, terbuka, memiliki pengalaman, mau mendengarkan dan tidak alergi dengan kritikan. Satu hal yang kami diskusikan, beliau sangat konsen kepada pembangunan yang berbasis perencanaan. Melibatkan seluruh lapisan masyarakat secara inskulif," kata Ade, Selasa (30/04/2024).
Kandidat bakal calon Walikota Pekanbaru ini mengatakan, dalam poin ini memang menjadi dasar dan menjadi persoalan mendasar dalam pemerintahan yakni terkait perencanaan.
Ade menjelaskan, mekanisme perencanaan yang diatur oleh undang-undang acap kali hanya jadi agenda formalitas dan rutinitas saja.
Peran DPRD yang berada di hilir dalam mekanisme pembahasan, seringkali terjebak pada pola perencanaan yang pragmatis.
Sehingga, banyak program kebijakan dan kegiatan yang dirasa amburadul dan tidak sesuai sasaran dan target tahunan bahkan lima tahunan.
Kata Ade, jika mekanisme penyusunan APBD diawali dengan perencanaan yang matang dengan berbasis informasi faktual di lapangan maka tentu saja output dan outcome yang ingin dicapai bisa terpenuhi.
Contohnya, kata Ade, selama ini ada batasan yang berujung pada persoalan tingginya angka putus sekolah dari SMP ke SMA/SMK. Artinya banyak anak yang baru mengenyam pendidikan hanya sampai SMP, bahkan tidak lulus SMP. Dalam hal ini dibutuhkan perencanaan yang kolaboratif dengan melibatkan kabupaten kota sesuai kewenangannya.
"Belum lagi dalam hal bagaimana menekan angka kemiskinan. Sebagai pemerintahan otonom, maka provinsi tidak memiliki masyarakat, karena masyarakat dimiliki oleh kabupaten atau kota. Maka dalam posisi ini dibutuhkan juga perencanaan kolaboratif dan terintegrasi," katanya.
Kesamaan-kesamaan pemikiran pemikiran tersebut, kata Ade membuatnya menilai Abdul Wahid sosok yang pas dalam memimpin Riau.
"Dan terakhir, walaupun beliau berasal dari partai berbasis Islam, namun pola pikirnya sangat moderat. Beliau memandang setara setiap orang yang bersama beliau. Beliau juga berpikiran bahwa Riau harus kompak agar tidak tertinggal dari daerah lain," kata Ade.**