BANGKINANG (CAKAPLAH) - Bupati Kampar H Azis Zaenal berhasil menuntaskan kunjungan kerjanya selama dua hari di sembilan desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Sabtu (30/12/2017) dan Ahad (31/12/2017). Dalam kunjungan ke desa-desa terpencil ini, Bupati Kampar langsung menemukan berbagai permasalahan mendasar.
Permasalahan yang paling utama dihadapi oleh masyarakat di delapan desa yang berada di pinggir Sungai Subayang adalah persoalan transportasi, komunikasi, listrik, kesehatan, pendidikan dan persoalan lainnya.
Transportasi di beberapa desa masih mengandalkan jalur sungai dengan menggunakan sampan karena di daerah pinggiran Sungai Subayang ini tidak ada badan jalan.
Terbatasnya infrasuktur ini, menyebabkan hampir seluruh desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu menjadi terisolir pada waktu tertentu. Pada musim kemarau Sungai Subayang yang menjadi akses utama masyarakat menjadi dangkal dan membuat sampan kesulitan melewati sungai. Bebatuan yang sangat licin membuat masyarakat juga kesulitan mendorong sampan mereka. Mereka menjadi sulit untuk menjual hasil pertanian dan perkebunan mereka serta memenuhi kebutuhana rumah tangga.
Sementera itu apabila musim hujan tiba, Sungai Subayang meluap, terjadi banjir dan arus sungai sangat deras. Kondisi ini sangat membahayakan keselamatan warga yang melintasi sungai ini.
Listrik juga sangat terbatas karena sebagian hanya mengandalkan mesin diesel dan listrik tenaga surya sebagai pembangkit. Itupun tidak seluruh desa memilikinya. Durasi hidupnya pun terbatas karena hanya hidup pada malam hari dan dayanya terbatas untuk penerangan saja.
"Ketiga permasalahan inilah yang memicu ketertinggalan jika dibandingkan dengan masyarakat desa lainnya yang ada di Kabupaten Kampar," ujar Azis.
Persoalan lain adalah terbatasnya jaringan telepon seluler sehingga menyulitkan masyarakat untuk menelpon atau mengiris pesan singkat (SMS).
Azis berjanji, dengan sumber daya yang ada akan meminimalkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di daerah terisolir ini.
Permasalahan lain yang juga didapatkan Bupati Kampar dan rombongan adalah rendahnya kualitas pendidikan.
Di Desa Aur Kuning misalnya, di desa ini hanya memiliki satu sekolah dasar (SD) dengan sembilan kelas saja dan yang tidak layak sebanyak tiga lokal.
"Dengan kondisi seperti ini saya minta kepala sekolah juga harus kreatif, harusnya perbaikan-perbaikan kecil dapat dilakukan dalam hal pemeliharaan bangunan sekolah jangan hanya menunggu seperti halnya pengecatan dinding sekolah itu dapat dilakukan secara mandiri bermodalkan cat satu ember dan semen satu sak minimal dapat membangun suasana belajar yang nyaman," ungkap Azis.
Di SDN 016 Pangkalan Serai, Bupati Kampar mendapatkan informasi sekolah ini memiliki 61 orang murid dan satu orang kepala sekolah.
"Semua masalah yang ditemui saat kunjungan ini menjadi catatan bagi kami. Kami akan melakukan rapat pembahasan dan melakukan perencanaan untuk evaluasi kedepannya, belajar mengajar harus disiplin, menjaga kebersihan sekolah dan usulan penambahan tenaga pengajar akan dilakukan penyesuaian jumlah guru dan kebutuhan dilapangan dengan melakukan pemerataan tenaga pendidik," beber Azis.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Kampar |