BANGKINANG (CAKAPLAH) – Mantan Bupati Kampar Burhanuddin Husin menjadi salah satu pusat perhatian pejabat dan tamu undangan pada sidang istimewa DPRD Kabupaten Kampar dengan agenda peringatan hari ulang Kabupaten Kampar ke-68 di gedung DPRD Kabupaten Kampar, Selasa (6/2/2018).

Ia masuk ke ruangan sidang paripurna sekitar sepuluh menit sebelum kedatangan Syahrial Abdi yang mewakili Gubernur Riau dan Bupati Kampar H Azis Zaenal dan rombongan.

Dari pantauan CAKAPLAH.COM, Burhanuddin Husin atau akrab disapa Boy yang datang bersama istri Mimi Gusneti begitu sampai di halaman gedung DPRD Kampar langsung disalami puluhan undangan dan begitu juga ketika masuk ke dalam ruangan DPRD Kampar.

Ia disalami satu persatu undangan, anggota DPRD Kampar, ninik mamak, tokoh masyarakat, pejabat dan undangan lainnya. Menariknya lagi, di belakang Boy tampak duduk mantan wakilnya saat memimpin Kampar periode 2006-2011 Teguh Sahono.

Bupati Kampar H Azis Zaenal dalam sambutannya juga menyampaikan penghormatan dan terima kasih kepada Boy dan istri yang hadir pada HUT Kampar kali ini. Posisi duduk Boy dan Teguh Sahono membuat bahan lelucon Bupati Kampar H Azis Zaenal dalam sambutannya dimana Azis menyebutkan bahwa Teguh masih setia mendampingi Boy.

Usai rapat paripurna Boy dan istri juga masih melayani salam-salaman dari undangan rapat paripurna. Sambil terus tersenyum mantan Ketua DPD Partai Golkar Kampar itu menyapa dan bercengkerama dengan pejabat dan tamu undangan. Kepada CAKAPLAH.COM ia mengaku bangga dan bahagia pada perayaan ulang tahun Kabupaten Kampar ini.

Seperti diketahui, Burhanuddin Husin baru saja menikmati udara bebas menjelang akhir tahun 2017 lalu. Ia baru saja menjalani masa hukuman setelah dijatuhi vonis Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dalam kasus tersangka korupsi penerbitan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman (IUPHHK-HT).

Burhanuddin saat menjadi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau dalam kurun waktu 2005-2006, diduga menyalahgunakan kewenangan dalam penerbitan IUPHHK-HT di Kabupaten Siak dan Palalawan. Kerugian negaranya mencapai Rp470 miliar.

Ia ditetapkan menjadi tersangka sejak tahun 2008, saat itu masih menjabat sebagai Bupati Kampar periode 2006-2011. Tak berapa lama ia kalah di Pilkada tahun 2011, kasusnya diteruskan untuk ditindaklanjuti hingga akhirnya ia menjalani masa hukuman.