BANGKINANG (CAKAPLAH) – Sejumlah ketua partai koalisi pengusung pasangan Azis-Catur (Azis Zainal-Catur Sugeng Susanto) pada pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Kampar tahun 2017 lalu. terlihat melakukan pertemuan di salah satu kafe di Bangkinang, Senin (20/1/2020) sore.
Empat dari enam ketua parpol koalisi yang ikut dalam ngopi bareng dengan sejumlah wartawan itu adalah Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Kampar Kampar Feri Adiyanto, Ketua DPC PPP Kabupaten Kampar Hendra Yani, Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Kampar Syamsul Muhkamar dan Ketua DPC PKB Suharmi Hasan.
Dua orang ketua partai koalisi yang tak terlihat di lokasi adalah Ketua DPD Partai Golkar Kampar Ahmad Fikri dan Ketua DPD PKS Tamarudin.
Dari keterangan beberapa orang pimpinan parpol koalisi, mereka berkumpul pada hari ini secara tak sengaja dan hanya berdiskusi dan ngopi bareng.
“Tadi saya pas lewat di Nasdem saya lihat ketua ada, lalu saya ngajak jumpa sambil ngopi ya ok, kawan-kawan lain juga ternyata di Bangkinang,” ucap Suharmi Hasan.
Menurut Suharmi dan Syamsul Muhkamar, Ketua DPD PKS Kampar juga segera bergabung. Namun sampai mereka bubar sekira pukul 17.00 WIB Tamarudin tak kunjung muncul.
Ketika ditanya perkembangan pembicaraan antar partai koalisi pasca keputusan pengurus DPD Partai Golkar Kampar yang telah menetapkan nama Maryenik Yanda sebagai calon Wakil Bupati Kampar dalam rapat pleno DPD Golkar Kampar, Senin (13/1/2020) lalu beberapa pimpinan parpol koalisi mengaku ternyata belum ada pembicaraan dari Golkar dan mereka menunggu undangan dari Golkar selaku pimpinan dari enam parpol koalisi yang memenangkan pilkada Kampar tahun 2017 lalu itu.
“Golkar hari ini belum pernah mengajak kami berunding. Belum ada komunikasi dan koordinasi,” cakap Suharmi.
Hal senada juga diungkapkan Ketua DPD NasDem Kampar Syamsul Muhkamar dan Ketua DPC PPP Kampar Hendra Yani.
“Kami menghargai Golkar telah umumkan calon wakil bupati. Masing-masing partai punya cara.
“Kita tunggu Golkar. Kalau Golkar mengundang, kita tunggu. Tak mungkin kita mengundang karena dia menyerahkan nama. Karena koalisi ini Golkar ketuanya (Repol) dan sekretaris dari PPP Hendra Yani,” beber Syamsul.
Dikatakan, berbeda dengan Golkar, Partai NasDem baru mengumumkan nama yang akan diusung setelah mendapatkan persetujuan DPP. Dua calon yang diputuskan dalam musyawarah di DPD NasDem kemudian diteruskan ke pengurus DPW dan DPP. “Baru setelah persetujuan DPP agaknya kami baru berani mengekspos,” sindir Syamsul.
Mengenai dinginnya pembahasan bakal calon Wakil Bupati Kampar dikalangan parpol koalisi disebabkan oleh adanya proses pemilu dan pergantian anggota maupun pimpinan dan alat kelengkapan di DPRD Kabupaten Kampar.
Syamsul Muhkamar juga sangat setuju agar posisi Wabup Kampar tidak lagi kosong. “Kenapa kita berkumpul, ini adalah poin penting yang harus kita bicarakan,” ucap mantan anggota DPRD Kampar periode 2004-2009 ini.
Ia menegaskan bahwa dua orang yang diajukan ke Bupati Kampar untuk dipilih oleh anggota DPRD Kampar wajib disepakati semua parpol koalisi.
Selanjutnya Suharmi Hasan menambahkan, siapapun yang diusung parpol koalisi sah-sah saja. Namun ketika ada satu parpol saja yang tak setuju maka itu menjadi tidak sah. Ia mengakui, sebelumnya parpol telah memiliki dua nama untuk diajukan. Namun baru Golkar yang mengekspos.
Mantan angota DPRD Kampar ini tetap optimis posisi orang nomor dua di Negeri Serambi Mekah ini akan terisi. “Ego masing-masing ketua parpol sudah mulai mengendor,” kata Suharmi.
Jika kesepakatan sulit didapatkan maka ia menegaskan akan ada cara yang dipersiapkan agar Kampar segera memiliki Wabup yang dipandang sangat penting untuk membantu Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto.
Ia mengaku tak mau berburuk sangka jika pengajuan nama Maryenik Yanda adalah salah satu cara Golkar agar kesepakatan sulit diterima parpol koalisi yang lain sehingga Bupati Kampar yang notabene dari Golkar menjadi pemimpin tunggal hingga berakhirnya masa jabatan Bupati-Wabup Kampar pada tahun 2022 mendatang.
“Kita tak mau suudzon soal itu,” ucap Suharmi. Namun dia mengingatkan kalau ada upaya untuk mewujudkan tidak terisinya posisi Wabup maka ia tak setuju. “Saya positif thinking saja,” ulasnya.
Sementara itu Ketua DPC PPP Kampar Hendra Yani mengatakan, sikap partainya tetap konsisten mengikuti mekanisme. Namun dia mengingatkan agar parpol lain berempati. Hal ini karena Almarhum Azis Zaenal merupakan kader PPP dan PPP sebagai partai pengusung pertama sehingga layak mendapatkan jatah Wakil Bupati Kampar setelah Wabup Kampar Catur Sugeng Susanto naik tahta menjadi bupati.
“Kami ingin kawan koalisi lain untuk berempati seandainya mereka menjadi PPP. Seandainya hal ini terjadi di PKB, Golkar, Gerindra, NasDem atau PKS. Rasakan itu,” beber Hendra Yani.
Kemudian, Hendra mengatakan, dalam politik juga ada etika. “Secara aturan ada yang mengatakan harus PPP tidak. Cuma dalam hidup ada etika termasuk dalam politik. Yah, kalau etika diabaikan tak apa-apa,” katanya.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Politik, Kabupaten Kampar |