BANGKINANG (CAKAPLAH) - Sehubungan dengan akreditasi Puskesmas, Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (A2K3) Kabupaten Kampar menaja sejumlah kegiatan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Pelatihan APAR dan Simulasi Tanggab Darurat Kebakaran.

Ketua A2K3 Kabupaten Kampar Hendrawan, SKM, M.Si kepada CAKAPLAH.COM, Jum'at (20/7/2018) mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu poin penilaian akreditasi Puskesmas dan rutin mereka lakukan untuk melatih dan menambah pengetahuan petugas atau pegawai.

"Karena jika terjadi bencana kebakaran, kita biasanya panik dan hilang akal melihat api. Makanya ini membutuhkan keberanian dan mentalitas yang kuat," ujar Hendrawan.

Disamping itu juga diperlukan bagaimana mengelola manajemen panik ketika menghadapi api. Karena menurut  data kebakaran itu, sebetulnya bisa diatasi dan tidak akan terjadi kebakaran hebat yang merugikan harta benda dan nyawa apabila dilakukan pemadaman awal kebakaran dengan Apar atau dengan sistim protektif kebakaran aktif yang sudah terpasang. Namun tidak semua bangunan mempunyai Apar maupun sistem protektif kebakaran aktif.

"Sebagai bahan evaluasi, setelah  mengadakan simulasi kebakaran adalah kenapa kita bingung dan tidak tahu apa yang mesti kita lakukan ketika ada Api dan Kebakaran di tempat kerja kita.
Ini yang harus kita benahi dan lengkapi, yang semestinya sudah ada peran kita ketika terjadi kebakaran dalam bentuk Tim Code Red Puskesmas," ulas alumnus K3 FKM UI itu.

Pelatihan K3 yang diselenggarakan A2K3 terakhir dilaksanakan di aula Puskesmas Tapung II Pantai Cermin, Kamis (19/7/2018). Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara persiapan akreditasi Puskesmas. Hadir sebagai Peserta Kepala Puskesmas Tapung I Syafe'i, SKM dan staf, Kapus Tapung II Satiti Rahayu, SKM, MKM dan staf dan Kapus Tapung Hilir II  Addinul Khair, SKM, MKL dan staf.

Sedangkan Pembicara I Ketua Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (A2K3) Kabupaten Kampar Hendrawan, SKM, M.Si, Pembicara II Afrizal yang juga Praktisi Fire. Kedua Pembicara ini mengupas tuntas tentang sistem manajemen K3, pentingnya  penanggulangan dan sistem tanggap darurat bencana kebakaran secara umum, sistem manajemen penanggulangan dan sistem tanggap darurat bencana kebakaran di sarana kesehatan, pengenalan alat pemadam api ringan (Apar), media pemadaman dan cara penggunaanya, evakuasi korban, kesehatan lingkungan, penanganan sampah, faktor risiko dan nahaya di tempat kerja dan disertai tanya jawab atau fedback dari peserta seputar penanggulangan bencana kebakaran dan K3 secara umum dan K3 yang berkaitan dengan akreditasi.

Kegiatan pelatihan K3 dan penanggulangan bencana kebakaran ini juga dipelajari bagaimana penanggulangan dan bencana kebakaran bukan hanya dengan menggunakan alat pemadam api ringan (Apar) dan tetapi juga dengan menggunakan media tradisional goni basah, handuk atau selimut basah, termasuk juga evakuasi korban.

Lebih lanjut Hendrawan mengatakan, kegiatan ini mendapat apresiasi dari peserta diantaranya Kepala Puskesmas Tapung II (mewakili ketiga Puskesmas)  Satiti Rahayu, SKM, MKM. Pelatihan ini merupakan pelatihan gabungan dari tiga Puskesmas, yakni Puskesmas Tapung I, Tapung II dan Tapung Hilir II dan juga diikuti oleh anggota Saka Bhakti Husada (SBH) Puskesmas Tapung II.

Pelatihan ini bertujuan untuk menambah Khasanah ilmu dan Skill tenaga kesehatan dan pegawai puskesmas lainnya.

"Setiap orang yang terlibat pada pelayanan di Puskesmas akan mengetahui dan paham tentang Kesehatan Keselamatan Kerja ( K3) dan penanggulangan kebakaran serta tahu dan mampu  menghadapi bencana terutama bencana kebakaran, termasuk bagaimana cara memadamkan api dengan Apar dan media goni basah dan lainnya," pungkas Hendrawan.