PEKANBARU (CAKAPLAH) - Selama Pandemi Covid-19, Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Riau mencatat adanya peningkatan transaksi investor dari Rp 6 triliun menjadi Rp17,9 triliun.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BEI Perwakilan Riau Emon Sulaeman kepada CAKAPLAH.COM Ahad (13/12/2020). Ia mengatakan sejak Januari hingga November 2020, peningkatannya hampir 300 persen.
"Lonjakan transaksi investor di masa pandemi ini sungguh luar biasa. Ini sebagai tanda bahwa investor di Riau sudah semakin paham," ujar Emon.
Ia mengatakan pencapaian ini menunjukkan hasil dari kerja keras BEI semasa pandemi yang memberikan pelatihan aktifasi investor lewat daring.
"Kami melatih para investor tentang teknik analisis pasar modal, memberikan pencerahan bahwa pandemi bukan hal menakutkan dalam investasi, dan dampaknya tidak seperti krisis tahun 98 dan sebagainya," Cakapnya.
Selain itu, Emon juga menyampaikan bahwa pandemi ternyata tidak membuat investor surut justru sebaliknya mereka memanfaatkan daring sebagai sarana, khususnya bagi kaum milenial.
"Pandemi Covid-19 ini pengaruhnya malah menjadi positif untuk investor di industri pasar modal di Riau. Terbukti Riau berada di posisi 10 terbesar Single Investor Identification (SID)," sebutnya.
Selain transaksi, BEI Riau juga mencatat pertumbuhan investor pada kurun yang sama sebesar 8.680 investor. Angka ini meningkat dari target tahunan yang dipatok 8.500 investor untuk 2020.
"Artinya ada lonjakan sekitar 3.600-an kalau dibadingkan dengan tahun 2019 yang hanya 5.000 an," sebut Emon.
Sedangkan jika dilihat dari peta pertumbuhan investor di Riau berdasarkan usia, pada 2018 rata-rata investor berada pada usia 41-100 tahun.
Tahun 2019 polanya bergeser, di mana para investor yang masuk dalam pasar modal didominasi oleh usia 18 - 25 tahun.
Kondisi ini bertahan hingga 2020 yang juga didominasi oleh investor pada rentang usia 18-25 tahun.
"Kalau pertumbuhan di bawah usia 30 tahun mencapai 6.596 investor. Sedangkan untuk investor milenial tumbuh sekitar 67,3%," ucapnya.