SIAK (CAKAPLAH) - Seorang pria asal Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan bernama Rusman Ibrahim (51) tampak memarkirkan vespa modifikasinya di trotoar Jalan Indragiri (Turap), Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau.
Ia mengeluarkan kotak besar dari vespanya dan menggelar isinya di atas trotorar jalan itu.
Aktivitas pria gondrong itu telah terlihat sejak 4 bulan belakangan. Ia hadir di trotoar jalan itu menambah semarak pusat kuliner di kota Siak. Apalagi perawakan pria berpakaian ala anak vespa yang lusuh dan berambut gondrong namun berwajah teduh telah menyedot perhatian banyak orang.
Ia tiba di Siak pada Desember 2020 lalu. Perjalanannya menuju Pulau Sumatera telah ia mulai sejak 2019 lalu, dari Soppeng, Sulawesi Selatan, dengan menyinggahi kota-kota lain sebelumnya.
Uniknya, ia menuju daratan Sumatera tidak melalui pulau Jawa, namun mencari jalan dari Kalimantan, Kepulauan Natuna, Tanjung Pinang, Batam baru masuk ke Bengkalis, daratan Sumatra yang telah menjadi gerbang pertamanya.
Dari Bengkalis ia mengendarai vespa tuanya, yang dimodifikasi berbentuk tank baja ala militer. Setelah tiba di Siak, ia bertemu dengan dedengkot komunitas vespa Kota Siak, Amir.
Perkenalannya secara tidak sengaja dengan Amir itu telah merekatkan hubungan mereka. Meski beda ras dengan kampung yang terpisah pulau-pulau dan lautan beribu-ribu mil itu kini seperti keluarga. Rusman diberi tempat tinggal di rumah Amir, sampai kapanpun Rusman mau tinggal di sana.
"Saya diberikan tumpangan di rumah Pak Amir, di Siak ini. Saya melihat kota ini damai, membuat saya betah berlama-lama tinggal di sini," kata Rusman berbincang dengan CAKAPLAH.com, Sabtu (10/4/2021).
Rusman sebenarnya penggemar vespa tua secara tunggal. Ia tidak tergabung ke dalam komunitas vespa manapun, namun diterima oleh setiap komunitas vespa yang ditemuinya pada setiap daerah yang disinggahinya.
Ia bercerita. Pada 2007 lalu, ia mulai menggilai vespa satu-satunya yang ia miliki, yakni Vespa Piagio 1996. Kala itu, Rusman touring sendirian menuju Manado, Lombok, Bali dan menjelajahi Pulau Jawa hingga ke Jakarta. Setelah bertahun menjelajah dengan modal pergaulan itu, akhirnya Rusman kembali ke kampungnya, yakni Soppeng, sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan yang berjarak 180 Km dari Kota Makassar.
"Saya melihat banyak sekali anak-anak vespa dari Jawa membawa barang dagangan berupa baju, pernak-pernik dan perlengkapan berkendara setiap mereka touring. Ini menginspirasi saya sehingga saya modif vespa saya gaya tank militer, agar bisa membawa barang dagangan pula," katanya.
Setelah berhasil memodifikasi vespanya, Rusman membawa kaos dan sejumlah aksesoris menuju Papua. Ia berkelana dari satu kota ke kota lainnya di seluruh Papua, hingga sampai ke ujung Indonesia yakni Marauke.
"Tiga tahun di sana berkeliling dengan banyak selali pengalaman. Pada 2017 -2018 saya berhenti turing dan membuka warung kopi di kampung," kata dia.
Pada Januari 2019, ia kembali memulai perjalanan sambil berdagang baju kaos dan aksesoris. Kalimantan Timur yang dituju, hingga berpindah-pindah menjelajahi ceruk-ceruk negeri di pulau terbesar di Indonesia tersebut. Setahun di sana ia akan melanjutkan perjalanan menuju tanah Sumatera, namun di awal 2020 ia kesulitan mendapat kapal untuk menyebrang.
"Karena waktu itu mulai Covid-19 banyak pelabuhan yang tidak memberikan pelayanan untuk kapal penumpang, sehingga saya bertahan di Kalimantan sampai November 2020," katanya.
Pada November 2020 itu ia mendapatkan tumpangan menyebrang ke Natuna, Kepulauan Riau. Ia berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya hingga tiba di Tanjung Pinang, ibukota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dari sana, ia menumpang kapal menuju Batam, dan mencari kapal menuju daratan Sumatra yakni Bengkalis.
"Saya hanya bertanya-tanya ke orang, bagaimana bisa sampai ke Sumatera. Banyak yang memberikan informasi naik kapal di pelabuhan. Padahal saya tidak tahu Bengkalis dan Siak sebelumnya, ternyata saya tiba di Bengkalis. Ternyata saya sudah singgahi lebih 10 pelabuhan," kata dia.
Setiba di Siak, ia secara tidak sengaja berkenalan dengan orang yang tepat, pencinta vespa tua yakni Amir. Barang dagangannya digelar di trotoar di depan Rasa Q Cafe, hampir setiap sore hingga malam hari. Aktivitasnya di trotoar itu telah mengundang decak kagum orang banyak dan anak-anak vespa di Negeri Istana.
"Saya melakukan perjalanan ini hanya untuk mengetahui seluruh wilayah Indonesia dari dekat, bagaimana budayanya, kulinernya dan tradisinya. Saya juga tidak bermodalkan uang banyak, namun saya yakin bisa menuntaskan perjalanan ini dengan baik," kata Rusman.
Ia memilih tinggal di Siak karena melihat masyarakat Siak sangat ramah dan sopan. Ia merasa setiap orang menghargainya meski saat ia mengenakan pakaian lusuh ala-ala anak vespa di jalanan.
"Saya akan tinggal di sini sampai setelah 2 minggu lebaran Idul Fitri tahun ini. Kemudian saya menuju Sumatera Utara dan Aceh. Setelah sampai di Sabang nanti saya akan kembali ke Siak, dan jalan pulang menuju Padang, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung dan Bangka Belitung. Entah berapa tahun lagi semuanya tuntas," kata Rusman.
Sepintas lalu, Rusman memang tampak seperti anak jalanan. Meski pun faktanya demikian, jangan salah, Rusman pernah mengenyam pendidikan di Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI) Antang, Makassar. Ia juga mempunyai anak laki-laki bernama Atriko, seorang sarjana tinggal di Kalimantan Utara, namun Rusman telah lama berpisah resmi dengan istrinya yang tinggal di sana.
"Kalau sama anak ya tentu masih komunikasi namanya juga anak kandung. Pihak keluarga di Soppeng juga selalu menelepon saya, tanya keadaan dan kadang-kadang kirim uang juga," kata dia.
Selama perjalanan berkeliling Indonesia, Rusman mempunyai kesan yang berbeda setiap daerah. Menurutnya, rata-rata masyarakat Indonesia ramah dan mempunyai tradisi tolong menolong dan saling membantu. Namun demikian, bukan berarti ia tidak mempunyai pengalaman buruk yang dapat mengancam keselamatannya selama melakukan perjalanan.
"Hanya orang-orang mabuk yang kadang-kadang mengganggu. Di Papua saya pernah dilempar pakai batu tapi ternyata itu orang-orang mabuk," kenang Rusman.
Bila sudah pukul 22.00 WIB, Rusman harus mencari tempat istirahat. Selama melakukan perjalanan, eksistensi SPBU dan mesjid telah membantunya. Selain itu, kadang-kadang ia harus istirahat di kedai kopi pinggir jalan lintas, dan berkenalan dengan sopir-sopir truk.
Perjalanan yang dilakukan Rusman juga sangat menantang adrenalin. Vespa yang digunakannya tampak lusuh, dan berat. Di Bagian depannya terikat tanduk rusa hutan yang bercabang. Tangki BBM dimofikasi sesuai ukuran untuk perjalanan jauh. Baju-baju yang dijual adalah kaos dan jaket ala anak vespa ditambah aksesoris berupa gelang, kalung, cincin, skraf, dan lain-lain.
"Setiap hari saya membangun pikiran positif kepada semua orang dan semua tempat. Cara seperti ini juga membantu saya sehingga banyak orang yang telah membantu menyukseskan perjalanan saya," kata dia.
Di Siak, ia juga telah berkenalan dengan Kompol Hidayat Perdana Putra, eks Kasat Reskrim Polres Siak yang kini bertugas di Polda Riau. Bersama Kompol Hidayat, ia pernah turing ke Bukittinggi, Sumatera Barat.
"Saya sudah melewati Kelok 9 dan tiba di Jam Gadang, Kemudian saya menikmati jernihnya air di Matur, Kabupaten Agam. Perjalanan pulang nanti, saya mungkin berlama-lama di Ranah Minang, di sana banyak anak vespa yang menginginkan saya berjualan di sana," kata dia.
Bagi Rusman, melakukan perjalanan dengan vespa tua itu adalah kenikmatan abadi. Ia tidak peduli atas cibiran orang kampungnya, yang pada awalnya menganggap aktivitas Rusman sama sekali tidak bermanfaat.
"Banyak juga yang salut dengan perjalanan ini. Yang mencibir wah banyak, tapi saya tidak peduli. Mengelilingi Indonesia ini bagi saya adalah melihat kebesaran Tuhan, yang menciptakan bumi dengan beragam keunikan, beragam budaya dan tradisi, yang bagi saya harus mengetahuinya dari dekat," kata Rusman.
Selain itu, Rusman juga ingin tahu bagaimana orang-orang Sulawesi Selatan di perantauan. Seperti di Siak, banyak orang Sulawesi Selatan yang sukses.
"Tapi ini sambil jalan aja, kalau ketemu, kalau tidak ya kita tidak mau merepotkan mereka," kata Rusman.
Ia minta doa restu dari masyarakat Siak agar bisa tuntas mengelilingi Indonesia dengan vespa yang dimilikinya. Masalah vespa rusak di jalan sudah menjadi teman perjalanannya selama ini. Vespa modifikasi itu juga tidak bisa berjalan laju.
"Saya juga melatih kesabaran saya, bahwa perjalan hidup ada tantangannya," urai Rusman.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Otomotif, Kabupaten Siak |