Tim pemenangan sedang berdiskusi menyikapi permasalahan yang terjadi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) Calon Ketua Umum Persatuan Olahraga Sepatu Roda Indonesia (Porserosi) Provinsi Riau dinilai tidak transparan dan profesional dalam menjalankan tahapan Musyawarah Provinsi (Musprov) Porserosi yang sudah dimulai sejak beberapa waktu lalu.
Hal ini disampaikan oleh Sutrisno selaku Juru Bicara Tim Pemenangan Calon Ketua Umum Porserosi Zulfahmi kepada CAKAPLAH.COM, Ahad (10/4/2022). Ia mengatakan ada banyak kejanggalan yang terjadi dalam tahapan Musprov ini.
"Tanggal 11 April besok akan digelar Musprov Porserosi Riau. Untuk tahapan pendaftaran sudah dibuka dari tanggal 6-9 April. Kami disini sebagai tim pemenangan dari Calon Ketua Umum Zulfahmi yang mana beliau adalah Ketua Pengkab Porserosi Rokan Hilir," ujar Sutrisno.
Ia mengatakan Zulfahmi maju mencalonkan diri dan mendapatkan dukungan dari 3 Kabupaten/Kota yaitu Meranti, Rohil dan juga Siak. Selain itu juga ditambah Pekanbaru yang dimana pihaknya mengambil SK dengan Ketuanya adalah Sulastri.
"Seiring berjalannya waktu kami mendaftarlah. Disini kami menduga panitia tidak profesional, tidak transparan dan tidak netral. Kami selaku tim tidak diberi hak mengonfirmasi jumlah Voter untuk Musprov. Kami juga mencoba mengonfirmasi legalitas kepanitiaan atas dasar apa mereka bergerak, kemudian juga mengonfirmasi SK tim verifikasi yang tak kunjung kami dapatkan," sebutnya.
Selain itu, pihaknya juga menduga panitia ini tidak netral dan cenderung berpihak pada salah satu calon. "Karena tadi malam keluar hasil verifikasi dari panitia yang menggagalkan calon kami dengan alasan tidak melampirkan SK pengalaman organisasi. Sementara waktu pendaftaran itu lengkap semua, SK ketua Porserosi juga sebagai salah satu pengalaman organisasi juga kami lampirkan. Makanya kami pertanyakan ini," Cakapnya.
Soal transparansi, Sutrisno mengatakan saat pihaknya meminta soal data yang diberikan dan didaftarkan oleh calon satu lagi, panitia menolaknya dan akan diberitahukan saat Musprov digelar.
"Tentu itu sudah tidak sesuai dengan prosedur, karena tahapannya itu jelas sudah ada. Ditambah lagi seharusnya panitia juga kan memberitahu kepada bakal calon jika ada berkas yang kurang, ini tidak ada sama sekali. Langsung saja calon kami digugurkan, ini kami menduga panitia sudah otoriter, suka-suka mereka saja," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut pihaknya juga mempertanyakan soal 2 voter sah yang ditetapkan oleh Panitia yaitu Pelalawan dan Pekanbaru. Padahal Pelalawan itu tak pernah menggelar Muskab, bagaimana punya SK Pengkab Pelalawan. Kemudian juga Pekanbaru, yang saat ini masih dualisme.
Menurut pihaknya, Voter yang sah itu hanya ada 5 yaitu Dumai, Bengkalis, Siak, Meranti dan Rohil. Sementara Pelalawan dan Pekanbaru harusnya tak punya suara sah, karena tak sesuai dengan mekanisme yang ada.
"Tapi semua pintu untuk kami mengkonfirmasi tertutup. Kami coba WA dan telpon tak direspon. Kami mencoba datangi sekretariat yang ada di kop surat yaitu di Jalan Taskurun nomor 47, ternyata di sana memang ada rumah besar tapi kami lihat tak ada aktivitas selayaknya sebuah kantor sekretariat," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya meminta agar Pengurus Besar (PB) Porserosi untuk menyikapi kekisruhan yang terjadi saat ini untuk dapat menunda Musprov serta meng-Caretaker ketua Porserosi Riau yang sekarang.
"Kami berharap PB bisa menyelesaikan konflik ini supaya sepatu roda Riau maju sehingga kedepan tak adalagi pemimpin yang otoriter. Kami menyesalkan apa yang dilakukan panitia saat ini," sebutnya.
Hal senada disampaikan Zulfikar selaku juru bicara tim pemenangan calon ketua Porserosi Riau Zulfahmi. Dirinya mengatakan pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan PB terkait permasalahan ini.
"Alhamdulillah responnya sudah baik. Sesuai janji dari PB, keputusan soal ini akan disampaikan hari ini. Mudah-mudahan malam nanti keluarlah apa keputusannya. Kami berharap ditunda dulu Musprov ini dan ditunjuklah karetaker, supaya pemilihan Ketua Porserosi Riau bisa berjalan tanpa intervensi dan pengaturan," jelasnya.
Sejauh ini lanjut Zulfikar, respon dari PB cukup bagus, namun realisasinya yang ditunggu.
"Kami tegas, jika PB tidak bisa menyelesaikan permasalahan ini, Porserosi Rohil yang juga akan dibarengi oleh Meranti dan Siak, kami akan membubarkan Pengkab-Pengkab yang ada di Kabupaten/Kota khususnya Rohil, Meranti dan Siak," terangnya.
Dirinya menegaskan saat ini 3 voter sah dalam pemilihan ketua umum Porserosi Riau yaitu Rohil, Meranti dan Siak tidak lagi percaya kepada panitia pelaksana Musprov. Termasuk juga tidak percaya kepada SC dan pengurus Provinsi.
"Maka dari itu kami dari 3 voter sah mengharapkan kebijakan dan kebijaksanaan dari Pengurus Besar Porserosi. Kita berharap Porserosi Riau bisa menghasilkan Musprov dengan baik dan adil. Kita sekarang sedang menunggu kebijaksanaan dari PB, sekarang ini kita hanya tinggal menunggu," pungkasnya.***