ROHUL (CAKAPLAH)-Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) bersama Badan Pengelola Masjid Agung Islamic Center Rohul mulai melakukan Pembenahan terhadap kondisi Masjid Agung Islamic Center Rohul.
Pembenahan dilakukan setelah banyaknya kritikan masyarakat terhadap Pemkab Rohul yang dinilai kurang memperhatikan masjid kebanggaan masyarakat Rohul tersebut.
Ketua Harian Masjid Agung IsIamic Center Rohul H. Fatanalia Putra S. Stp S. Sos menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu sebenarnya terus melakukan upaya pembenahan Masjid Agung Islamic Center, meskipun dihadapkan pada beberapa problem.
Asisten I Setdakab Rohul itu juga membantah terkait tudingan Bupati Rokan Hulu Sukiman yang dianggap tidak peduli dengan perawatan Masjid Agung Islamic Center. Seperti yang disampaikan beberapa kelompok masyarakat.
Hanya saja ia mengakui, sejak di era pemerintah H. Sukiman ada keterbatasan pemerintah daerah dalam mengucurkan anggaran hibah dikarenakan perubahan regulasi dari pemerintah pusat terkait hibah.
"Pak Bupati itu termasuk inisiator pendiri Masjid Agung Islamic Center, karena waktu awal pendiriannya beliau merupakan Wakil Bupati. Jadi tidak mungkin beliau abai terhadap Islamic," ujarnya.
Bahkan, di setiap kesempatan kata dia, bupati selalu memerintahkan para pejabat agar semaksimal mungkin memastikan Islamic Center tetap berjalan.
"Hanya saja memang ada keterbatasan terkait penganggaran dan juga kekurangan fokus, karena rata-rata pejabat yang menjabat sebagai pengurus islamic harus terbagi konsentrasinya untuk tugas pemerintahan," terangnya.
Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu sebenarnya sudah mencoba menyerahkan pengelolaan Masjid Islamic Center ini kepada badan pengelola yang bukan pejabat publik agar lebih fokus, namun, konsekuensi yang harus ditanggung yakni meningkatnya biaya operasional karena ada beban honorium.
"Makanya, paska berakhirnya SK pengurus sebelum nya, pengurusan Masjid Agung ini dikembalikan ke pejabat publik, dimana Pak Sekda adalah ketua umumnya. Dan sekarang ini pemerintah tengah mempertimbangkan menjadikan pejabat yang beban kerjanya tidak terlalu tinggi menjadi pengurus masjid islamic center agar dapat lebih fokus dalam mengelola masjid ini," ujarnya.
Terkait Kondisi Islamic Center yang dikritik kotor dan terkesan tak terurus, Fathanalia menjelaskan hal tersebut tidak terlepasnya dari kondisi membeludaknya pengunjung saat Hari Raya Idul Fitri.
Saat hari raya Idul Fitri, petugas kebersihan pun kewalahan menjaga kebersihan masjid.
"Paska sudah normalnya kembali aktivitas perkantoran, maka seluruh petugas kebersihan masjid kembali membersihkan seluruh fasilitas, termasuk kolam air mancur dan kebersihan sarana prasarana lainnya," cakap Fatanalia.
Agar maksimal, selain petugas kebersihan internal, pembersihan sarana dan prasarana Masjid Agung turut melibatkan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta ASN di beberapa OPD di lingkungan Pemkab Rohul.
"Hari ini kami fokus melakukan pembersihan meliputi pengurasan kolam, perbaikan sarana prasarana wudu dan pembersihan areal masjid dari sampah," ujar Fatanalia, Kamis (4/5/2023).
Ke depan, pemerintah juga akan mencarikan solusi terkait penataan pedagang di Islamic Center dengan tetap mempertimbangkan aspek keberlangsungan usaha warga yang menggantungkan hidup mereka di Islamic Center.
"Kita berencana menggandeng Baznas. Bagaimana melakukan pembinaan dan penataan terhadap pedagang di Islamic Center degan harapan para pedagang ini dapat tetap hidup, mendapatkan pembinaan sekaligus menciptakan hubungan emosional antara mereka dengan masjid sehingga kebersihan masjid ini dapat terjaga," ungkapnya.
Permasalahan penganggaran tersebut juga berimplikasi terhadap permasalahan lainnya, termasuk pemenuhan daya listrik Masjid Agung yang mencapai 1.000 Kva.
Selama ini, pasokan listrik ke Masjid Agung Islamic Center dan Asrama Sekolah Tahfiz dapat terpenuhi dengan adanya trafo. Namun sejak trafo kapasitas 1.000 Kva tersebut terbakar pada akhir Januari lalu, pasokan listrik islamic center hanya bisa terpenuhi 25 persen karena memakai kapasitas trafo milik Pemkab yang hanya berkapasitas 250 KVa.
"Inilah yang menyebabkan mengapa penerangan dan fasilitas islamic yang tergantung dari ketersediaan listrik seperti AC, Air Mancur, Lampu seperti yang dikritik masyarakat tidak maksimal," terangnya.
Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu juga tidak serta merta bisa langsung mengadakan pengadaan trafo tersebut melalui anggaran APBD 2023 karena kondisinya sudah dalam tahap anggaran tahun berjalan dan hanya bisa diusulkan melalui APBD-P 2023.
"Karena sifatnya urgen dan harus cepat, maka pemerintah mencari alternatif pembiayaan lain dengan menggandeng Bank Riau Kepri Syar'iah melalui dana CSR untuk pengadaan trafo Masjid Agung yang insyaallah bulan ini akan terealisasi, sehingga diharapkan arus listrik akan optimal seperti biasa," jelasnya.
Fatanalia menyebutkan, pemerintah daerah berterimakasih atas kritikan yang disampaikan masyarakat terkait kondisi Masjid Agung Islamic center, hal ini menandakan bahwa masyarakat Rohul memiliki kepedulian terhadap masjid yang sudah menjadi ikon Kabupaten Rokan Hulu tersebut.
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Rokan Hulu |