Ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Populasi hewan ternak babi di Provinsi Riau cukup tinggi. Bahkan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, tahun 2022 hewan ternak babi di Riau mencapai 47.176 ekor, tahun 2021 46.575 ekor, dan tahun 2020 ada sebanyak 41.772 ekor. Tahun 2023 ini diperkirakan ternak babi di Riau juga meningkat.
"Kalau dilihat dari tahun ke tahun populasi ternak babi di Riau meningkatkan mencapai 47.176 ekor," kata Kepala Dinas PKH Provinsi Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Faralinda Sari, Selasa (16/5/2023).
Faralinda mengatakan, populasi hewan ternak babi tertinggi di Pekanbaru mencapai 17.830 ekor. Kemudian disusul di Rokan Hulu (Rohul) 9.589 ekor, Bengkalis 8.976 ekor.
Selanjutnya, Siak 3.329 ekor, Kampar 2.967 ekor, Rokan Hilir (Rohil) 1.640 ekor, Pelalawan 1.028 ekor. Kemudian, Kepulauan Meranti 685 ekor, Indragiri Hulu (Inhu) 679 ekor, dan Dumai 453 ekor.
"Sedangkan dua kabupaten yakni Kuantan Singingi (Kuansing) dan Indragiri Hilir (Inhil) tidak terdapat ternak babi sejak 2018," sebutnya.
Faralinda menyebut, hewan ternak babi di Riau tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, dan tidak diekspor ke luar negeri.
"Itu untuk kebutuhan domestik, tidak diekspor. Karena hewan ternak itu ada dikirim ke Sumatera Utara (Sumut) dan daerah lainnya," terangnya.
Faralinda menyatakan, dengan tingginya populasi babi di Riau, pihaknya melakukan pengawasan lalulintas hewan ternak babi setelah ditemukan kasus flu babi Afrika di Batam, Kepulauan Riau.
Dimana seluruh ternak yang berlalulintas masuk wilayah Riau, maka diwajibkan melengkapi dokumen-dokumen lalulintas ternak.
"Dokumen lalulintas ternak diantaranya terdiri dari Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), uji lab, rekomendasi pemasukan dan semua harus diurus di DPMPTSP Provinsi Riau. Dokumen ini untuk menjamin tidak ada hewan ternak terpapar flu babi Afrika," terangnya.
"Jadi seluruh dokumen ini diperlukan sebagai jaminan kalau ternak sudah dilakukan pemeriksaan di daerah asal. Sehingga bisa mengurangi resiko penularan penyakit, karena dipastikan ternak yang berlalu lintas adalah ternak yang sehat," tukasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Riau |