(CAKAPLAH) - Akhir 2020 lalu, dominasi WhatsApp sebagai aplikasi chating pilihan utama pengguna, khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terusik. Hal tersebut dikarenakan sempat mencuat informasi kebijakan privasi dimana WhatsApp akan membagikan informasi pengunanya ke perusahaan induknya yaitu facebook. Namun belakangan keluar kebijakan bahwa rencana tersebut ditunda.
Meski demikian, pengguna WhatsApp terlanjur banyak "eksodus" ke media sosial lain serupa. Sebut saja Telegram, Signal dan Bip.
Mereka yang berbondong meninggalkan WhatsApp mengkhawatirkan privasinya yang dapat dilihat orang banyak melaui rencana kebijakan WhatsApp yang dapat terhubung ke facebook.
Mereka yang peduli dengan privasinya, ramai mengajak pengguna WhatsApp untuk pindah ke platform aplikasi yang di rasa lebih aman, seperti Telegram, Signal, dan BIP. Platform baru tersebut diframing lebih aman karena tidak memerlukan data priadi pada saat melakukan pendaftaran.
Seperti Signal yang hanya menggunakan nomor telepon sebagai pendaftaran dan tidak menghubungkanya dangan platform lain. Begitu juga BIP dan Telegram yang hanya menyimpan kontak, bukan data pribadi penggunanya.
Belakangan WhatsApp meluruskan informasi terbaru soal kebijakan privacy mereka. Di laman resminya, mereka menyatakan bahwa mereka tidak akan menangguhkan atau menghapus akun siapa pun pada 8 Februari. Hal ini diumumkan oleh pihak WhatsApp atas pengunduran pemberlakuan kebijakan baru mereka yang semula dijadwalkan pelaksanaanya pada 8 Februari, diundur tiga bulan hingga 15 Mei 2021.
Pengunduran ini dilakukan atas dasar kebingungan dan kesalahan informasi yang beredar di pengguna saat ini. Dan disebutkan kebijakan baru WhatsApp untuk mengunggah informasi penggunanya ke facebook hanya akan dilakukan terhadap orang -orang yang mengelolah bisnis mereka di WhatsApp dan tidak membagikan informasi data pribadi pengguna ke facebook.
Klarifikasi tersebut bahkan dilakukan Whatsapp langsung ke aplikasi pengguna masing-masung. Pada 29 Januari 2021 lalu, pengguna AhatsApp mendapatkan status dari yang berisi tentang kebijakan baru. Dan untuk meluruskan kesalahpahaman atas privasi pengguna WhatsApp yang belakangan ini sering sekali diperbincang.
Status dari WhatsApp ini keluar setelah WhatsApp sebelumnya mengatakan dalam lama resminya akan berupaya menjernihkan informasi yang salah terkait kebijakan privasi baru miliknya.
Ada empat pesan yang disampaikan WhatsApp melaluai status yang dibagikanya. WhatsApp menjelaskan bahwa pengguna tidak perlu khawatir akan privasi mereka dan juga meluruskan kesalahpahaman terhadap hoax yang beredar di masyarakat saat ini.
Terlepas dari itu, warganet sudah terlanjur banyak yang eksodus ke platrom lain. Dilansir dari Kumparan.com/Kumparantech, jumlah pengguna WhatsApp pun turun hingga 26%. Jumlah pengguna yang sempat tembus 1,9 juta pada periode 21 Desember 2020 awal Januari 2021, dua minggu berikutnya turun menjadi 1,4 juta. Walaupun WhatsApp masih berada di top 10 aplikasi paling banyak di unduh, tapi tetap saja ini suatu penurunan bagi WhatsApp.
Bahkan, kompetitor lainnya, Signal, pada 13 Januari 2021 berada di puncak store aplikasi google dan apple. Signal mendapatkan lonjakan unduhan aplikasi hingga 7,5 juta unduhan atau 4.200 persen sejak minggu sebelumnya.
Selain itu, peningkatan unduhan juga terjadi pada aplikasi pesan singkat lainya seperti Telegram dan BIP. Telegram mendapat 9 juta pengguna baru, naik 91 persen dari minggu sebelumnya dan juga berada di puncak store aplikasi playstore dan AppStore.
Sementara, situs pemeringkat aplikasi, Similar Web, pada 22 Januari 2021 mencatat BIP berada di urutan ketiga aplikasi Android terbanyak diunduh di Indonesia.
Tidak hanya alasan privasi saja, perpindahan pengguna WhatsApp dipengaruhi oleh faktor faktor lain seperti fitur-fitur aplikasi lain yang lebih lengkap dari WhatsApp.
Sebagai contoh, perbedaan fitur yang sangat jauh yang ada di aplikasi BIP di bandingkan WhatsApp mulai dari jumlah peserta video call grup, anggota grup chat lebih banyak, bisa kirim foto maupun video kualitas HD secara defaut, dan lainnya. Makanya, tak heran warganet mulai banyak yang berpindah platform ke yang lebih baru dan lebih memudahkan mereka dalam bermedia sosial.
Di sisi lain Hal ini tentu saja dapat membuat platfrom baru lainya menjadi terangkat dan mungkin akan menjadi suatu gerakan besar bagi industrial kecil yang berkecimpung di teknologi media sosial.
Tidak hanya itu, karena banyaknya media sosial baru yang bermunculan para pengguna pun saat ini memiliki opsi penggunaan media sosial yang lebih banyak lagi.
Akankah nantinya dominasi Whatsapp akan luntur?
Penulis | : | Muarif Mahfud, (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau, Semester III) |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Kampus |