
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution resmi melepas mahasiswa beasiswa SDM PKS tahun 2022, Senin (1/11/2021).
Pengembangan SDM sendiri merupakan salah satu program BPDPKS yang sangat dinantikan oleh Anak Petani kelapa sawit hingga buruh tani di 144 Kabupaten Kota dari 22 Provinsi Sawit seantero nusantara.
Pasalnya sejak BPDPKS berdiri tahun 2015, setahun kemudian (2016) program Beasiswa BPDPKS ini langsung launching dan faktanya salah satu program unggulan yang cukup sukses dan telah memberikan pendidikan yang professional dan kompetitif kepada 2.605 mahasiswa, melalui jenjang Pendidikan D1,D3 dan D4 bidang kekhususan vokasi sawit di 6 Kampus ternama, antara lain AKPY STIPER Yogyakarta, STIPAB Medan, Poltek Kampar, Poltek CWE Jawa Barat, LPP Yogyakarta dan Institut Teknologi Sains Bandung.
"Tahun 2021, sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya dikarenakan proses penyeleksiannya hampir sama dengan proses administrasi pengajuan PSR yang syaratnya beranak pinak," ujar Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Riau, Djono A Burhan.
Memang seleksi tahun 2021 ini agak lebih Panjang dan berliku prosedurnya dan pihaknya sudah melaporkan kesulitan prosedur administrasi ini ke Ketua Umum DPP APKASINDO di Jakarta.
"Kami APKASINDO Riau sangat menyukuri adanya Program Beasiswa ini karena anak-anak Petani sawit, buruh tani, anak supir truk TBS bisa kuliah di kampus terbaik vokasi sawit Indonesia. Tentu jika anak-anak kami ini di lepas begitu saja ikut tes ke ujian yang umum dilaksanakan oleh perguruan tinggi, maka kecil sekali harapannya bisa lulus ditambah lagi masalah pembiayaan jika harus kuliah dengan biaya sendiri. Tidak lulus di ujian umum bukan karena tidak mampu secara SDM tapi kendala utama adalah informasi dan kesempatan, nah BPDPKS ini menyediakan informasi dan memberikan kesempatan kepada anak-anak kami untuk bisa kuliah dan hal ini akan menjadi amunisi petani sawit kedepannya untuk lebih baik dan maju," ujarmya.
Djono menjelaskan bahwa tahun ini terasa berbeda, dimana ditahun sebelumnya yang lulus dari Riau hanya 80-100 orang, tapi tahun ini berkah buat anak-anak petani dan buruh tani di Riau karena tahun ini yang diterima secara nasional 660 orang, 193 orang (29,24%) berasal dari 12 Kab Kota se Riau dan semua tersebar di 6 kampus vokasi sawit Indonesia, ini tidak terlepas dari kordinasi dan dukungan penuh dari Disbun Kab Kota dan Disbun Provinsi Riau.
Sementara itu, Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Gulat ME Manurung, MP.,C.APO, membenarkan apa yang disebut Djono, bahwa hampir merata di 144 DPD Kab Kota APKASINDO di 22 DPW Provinsi perwakilan APKASINDO, semua mengalami kontraksi dan kesulitan dalam pemenuhan administrasi calon mahasiswa penerima Beasiswa ini.
Diperlukan kerja keras Ditjen Perkebunan, Disbun Kab Kota Provinsi dan APKASINDO untuk mensosialisasikan ke petani tentang persyaratan pendaftaran dan karena model baru penseleksian ini nyaris gagal di tahun 2021 ini, tentu ini harus menjadi evaluasi buat Kemeterian Pertanian dan BPDPKS.
"Di tahun 2022 diharapkan persyaratan yang menyusahkan ini bisa disederhanakan. Perlu dicatat bahwa peserta tes Beasiswa ini bersifat kekhususan jadi persyaratannya pun harus dibuat khusus pulak, jangan beranak pinak persyaratannya, seperti misalnya harus melampirkan surat kebun orang tua dan wajib bergabung ke koperasi atau kelompok tani, entah di tahun 2022 nanti masuk pulak syarat kebun orang tua calon siswa harus diluar Kawasan hutan dan ber STDB. Uang Beasiswa ini bukan APBN tapi uang petani sawit yang dikelola oleh BPDPKS, jadi jangan aneh-aneh persyaratannya," cakapnya.
"Tahun depan kami petani sawit dari Sabang sampai Merauke, jika masih ribet dan mengada-ngada persyaratannya, kami sepakat akan memboikot proses penseleksian, dan akan mendatangi BPDPKS dan Kementerian Pertanian, supaya kami sendiri yang melaksanakannya, uang itu adalah uang kami dan kami berhak penuh untuk protes," ujar Gulat.
Dari pengumuman kelulusan yang telah dikeluarkan DItjenbun, Sekretariat DPP telah berhasil mengelompokan sebaran asal mahasiswa penerima beasiswa tersebut, dimana wilayah sumatera 84,6 %, Jawa 2,6%, Kalimantan 9% dan Wilayah Sulawesi-Papua hanya mendapat kuota 3.8%.
Kedepan diharapkan jumlah penerima beasiswa harus berjumlah 1.200 orang dan 50% nya adalah D1, supaya sebaran ini tidak timpang dan perlu di kunci persentase minimumnya untuk tiap propinsi, jadi tidak semata berdasarkan hasil tes atau skor nilai.
Sementara itu, Wagubri Edy Natar Nasution mengatakan, bahwa dirinya bangga dengan provinsi Riau dimana pada tahun lalu penerima beasiswa hanya 80 orang, naik menjadi 194 orang pada tahun 2022 ini.
"Ini jadi kesempatan baru bagi anak - anan di pedesaan, kita berharap, nantinya, anak anak kuta bisa mengisi pos pos jabatan penting dalam dunia kelapa sawit. Belajar dengan baik dan semangat, ada orang tua dikampung yang selalu menunggu dan mendoakan terus menerus," tukasnya.
Berikut jumlah ahasiswa Riau yang masuk di 6 kampus BPDPKS, Akademi Komuniras Perkebunan Yogyakarta - Stiper sebanyak 45 orang. Politeknik LPP Yogyakarta 45 orang. Politeknik Kelapa Saeit Citra Widya Edukasi (CWE) Bekasi 36 orang. Politekmik Kampar 50 orang. Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB-Bekasi) 7 orang. Dan Stiper Agribisnis perkebunan Medan, 9 orang.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Kampus |





















01
02
03
04
05




