PELALAWAN (CAKAPLAH) - Bak kata pepatah, 'di balik kesuksesan suami, ada istri yang hebat'. Sang istri memiliki peran penting dalam mengantarkan kesuksesan seorang suami. Sama halnya, sukses besar terhadap sosok 'Si Boedak Kampung' H. Nasarudin, MH yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Pelalawan mendampingi Bupati H. Zukri.
Hebatnya seorang Nasarudin seperti saat ini tak lepas dari peran penting, istri tercintanya, Prima Merdeka Wati, S.Kep, M.Kep. Memiliki paras cantik nan ayu, Prima Wati, menjadi orang yang selalu ada di berbagai kesempatan dan di berbagai situasi apapun bagi Sang Wabup.
Lantas, bagaimana pendapat sang istri akan sosok Nasarudin yang telah menjadi imam dalam keluarga kecilnya? CAKAPLAH.com pada suatu kesempatan pernah berbincang bersama Prima Merdeka Wati, ingin menggali lebih dalam perjalanan kehidupan kedua pasangan romantis itu di masa silam.
Awal pembicaraan ringan, Prima Merdeka Wati pun menengadah ke langit seraya mengingat masa lalu, bahwa dirinya dan Nasarudin sudah kenal sejak kecil. "Kami kenal sejak masih kecil, Bang Nasar sangat mengenal saya bahkan sejak saya masih anak-anak. Beliau sempat sekolah di Sorek, dan kami ketemu kembali saat SMP," bebernya.
Dikatakan Prima Merdeka Wati, Nasarudin kenangnya, adalah kakak kelasnya saat duduk di bangku SMP. Kala itu dirinya duduk di kelas 1 sementara Nasarudin duduk di kelas 3.
"Waktu SMP, Bang Nasar itu ketua OSIS, paling disegani sama siswa yang lain. Saya cuma bisa kagum dari kejauhan. Beliau itu sosok cerdas dan soleh. Namun demikian, kita sebenarnya masih tetanggaan. Satu desa dan hanya beda jalur saja. Bang Nasar dari kecil suka dagang atau jualan. Dia sering jualan Cempedak ke rumah nenek saya," ucapnya.
Singkat cerita, sambung Prima Merdeka Wati, saat dirinya baru pulang kampung usai lulus kuliah tahun 2006, Nasarudin sudah lulus duluan dan aktif sebagai politisi muda.
"Saya lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), kalau Bang Nasar lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Seorang soleh datang melamar, baik agamanya, Insya Allah. Maka tak ada alasan buat saya dan keluarga untuk menolak. Karena saya yakin beliau mampu menjadi Imam saya dunia dan akhirat," tukasnya.
Akhirnya, sebut Prima Merdeka Wati, dia dan Nasarudin memutuskan menikah pada 7 Januari 2007 di rumah 'opungnya' yang berada di Desa Rawang Sari Pangkalan Lesung. "Tak terasa dari 2007 hingga 2021, sudah 14 tahun kita bersama. Waktu yang sangat luar biasa dengan segala cerita suka duka dalam kebersamaan," ujarnya dengan mata yang tampak berkaca-kaca menahan air mata.
Menurutnya, sosok Nasarudin adalah seorang pekerja keras, gigih, tangguh dan tidak mengenal kata menyerah. "Bagi saya, terdidiknya seorang istri karena tunjuk ajar seorang suami. Dia ibarat guru dalam kehidupan saya. Mengajarkan bahwa hidup ini tidak selalu baik-baik saja. Ada cobaan, aral melintang tapi beliau selalu menjadi sumber kekuatan buat saya dan anak-anak," tukasnya lagi.
Ditambahkannya, Nasarudin kerap berpesan agar dalam mendidik anak tidak dengan cara emosi, karena menurutnya, mereka adalah perekam ulung tingkah laku emak dan bapaknya, maka didiklah dengan memberi contoh baik.
Diakui Prima Merdeka Wati, sang suami memang tidak selalu hadir secara fisik. Karena amanah di pundaknya mengharuskan dirinya mengurus ummat dan masyarakat. "Bang Nasar memang tak banyak waktu untuk keluarga. Tapi anak-anak yakin dan percaya kala Abinya selalu hadir dalam doa yang menemani hari-hari mereka. Saya juga sering diingatkan kalau jadi istri harus kuat. Kuat hati, kuat lahir batin. Jangan semua masuk ke dalam hati," ucap Prima Merdeka Wati.
Sang suami paparnya, telah memutuskan “mendonasikan” diri untuk mengurus masyarakat. Amanah dari rakyat harus ditunaikan sebaik-baiknya. "Bagi kami ini adalah bagian dari ibadah. Saya bangga memiliki seorang suami yg mencintai rakyatnya. Itu salah satu alasan yang membuat saya makin mencintai beliau," tegasnya.
Baginya, sosok Nasarudin adalah seorang pejuang, pekerja keras dan serius jika sudah punya cita-cita. Keputusan kali ini adalah keputusan besar ketika memohon pamit dulunya, maju sebagai calon wakil Bupati Pelalawan. Pastinya sudah beliau fikirkan secara matang dan sungguh - sungguh.
"Apapun keputusan beliau, saat itu kami dukung sepenuh hati. Kami sudah sepakat, bahwa setiap perjuangan harus total, ikhtiar dan maksimal. Semuanya akan kami kawal dengan doa kepada Allah SWT," terangnya.
"Biidznillah, dengan Izin Allah SWT, Kami sekeluarga yakin bahwa Allah SWT akan memberikan kesempatan kepadanya. Alhamdulillah, niat tulus dan keputusan waktu itu, dikabulkan Tuhan," kenangnya.
"Sebagai istri, saya selalu menyampaikan kepada beliau untuk tetap istiqomah di jalan kebaikan. Jabatan wabup yang diberikan saat ini hanya titipan. Semoga beliau mendampingi Pak Zukri menjadi pemimpin yang mencintai rakyat dan senantiasa mencintai dan takut kepada Allah SWT," paparnya.
Katanya, jalan perjuangan ini tidak bertabur bunga apalagi hamparan karpet merah. Akan ada banyak aral rintangan, tapi kuatlah dan berpegang teguh di jalan Allah SWT.
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serantau |