BANGKINANG (CAKAPLAH) - Keanekaragaman budaya dan keunikan Kabupaten Kampar mendapat perhatian dari mancanegara. Pendiri dan CEO PT Napoleon Hill Indonesia (NHI) asal Singapura Dato’ Mohammad Azhar Abdullah berkunjung ke sejumlah tempat bersejarah di Kabupaten Kampar, Jum'at (2/7/2021) dan Sabtu (3/7/2021).
Didampingi Tokoh Masyarakat Riau asal Kabupaten Kampar H Muhammad Yunus Pondok Patin, H Buyung, dan sejumlah tokoh adat dari Siak, Pekanbaru dan Pelalawan, Dato' (Datuk) Azhar pertama kali berkunjung ke Candi Muara Takus setelah melaksanakan ibadah Sholat Jum'at sekaligus bertatap muka dan silaturahmi bersama masyarakat Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar di Masjid Taqwa.
Ia sangat terkesan sekali dengan keberadaan Candi Muara Takus yang masih terawat dan sejarah masa lalu Muara Takus. Setelah berkunjung ke Muara Takus Datuk Mohammad Azhar singgah ke beberapa tokoh dan menyempatkan diri ziarah di Makam Datuk Panglimo Khotib di Desa Simpang Kubu, Kecamatan Kampa dan masjid bersejarah, Masjid Jami' di Air Tiris.
Nah, bagaimana kesan pria yang memperoleh hak waralaba dari The Napoleon Hill Foundation, USA tersebut? Kepada CAKAPLAH.COM yang ikut mendampingi kunjungannya di Kampar Dato’ Mohammad Azhar mengungkapkan rasa senangnya berkunjung ke Kabupaten Kampar.
Ia menyampaikan puji syukur kepada Allah SWT karena sebagai pencinta Melayu masih melihat adat tradisi budaya Melayu yang kental di Riau.
"Di sini saya melihat orang Melayu masih ada kampung Melayu. Ini waktu kita ngobrol masih terdengar suara azan.
Kalau di Singapura tak dapat kalau ada azan di dalam. Speaker sudah diatur. Paling batasan di gate wilayah masjid," bebernya.
Selanjutnya di Kampar dan Riau masih dapat dilihat tradisi orang Melayu, adat resam tetap terjaga. "Alhamdulillah budi pekerti terjaga. Etikanya ada, itulah orang melayu. Bagi saya itu adalah mahal bagi saya," ulasnya.
Azhar yang bakal menyelesaikan studi Magister Administrasi Bisnis dari (MBA) University of Roehampton, UK, pada bulan Juni 2022 ini menambahkan, jika perilaku orang Melayu ini gugur di tanah Riau maka Melayu akan musnah.
"Kalau Kemelayuan musnah, kita punya akhlak musnah maka akan masuk rock and roll, jazz, muzic dan masuklah budaya barat. Itu tak bagus. Daerah kita tukar jadi batu, jadi kafe dan jadi tempat maksiat," terangnya.
Dato’ Mohammad Azhar juga sangat berkesan dengan masyarakat Kampar karena dia mengaku banyak belajar dan jumpa orang tua. "Walau tak guru tapi ada ciri sebagai bapak. Maaf kata di Singapura kita tak ada (macam begitu). Kalau ngomong lepas. Kalau di sana cepat-cepat, jadi kita tradisinya kaya robot.
Hidup tidak seperti di sini. Begitu bangun tidur langsung pikir uang. Berapa banyak akan membayar bill," ulasnya.
Kehidupan di Kampar juga jauh berbeda dengan kota lain di Indonesia. "Di sini masih bisa air kelapa Rp5 ribu di Jakarta Rp12 ribu," ungkapnya.
Selanjutnya ia juga punya saran kepada masyarakat Melayu agar memakmurkan masjid, selalu membuat masjid bersih dan rapi. "Saya lihat di sini banyak masjid dan musalah kalau bisa masjid dikurangi tapi jamaah dipenuhi. Daripada banyak masjid jemaah tiga. Kalau bisa masjid dirapikan dan dibersihkan supaya rumah Allah bersih," katanya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Riau H Muhammad Yunus ketika diminta tanggapannya, kedatangan Dato’ Mohammad Azhar ke Riau khususnya ke Kabupaten Kampar ingin melihat sejauhmana orang Melayu di Riau/Kampar sekaligus ingin bersilaturahmi dengan masyarakat Melayu.
Datuk Yunus yang dikenal sebagai pemilik Rumah Makan Melayu Pondok Patin itu juga mengingatkan agar masyarakat Kampar maupun pemimpin Kampar menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunan, menjaga tradisi dan budaya yang bernilai tinggi, menjaga bangunan bersejarah dan cinta kepada negeri yang berjuluk Serambi Mekkah Riau. Ia berjanji akan membuat acara di Kabupaten Kampar. "Seluruh raja akan dikumpulkan dan sebagian raja sudah setuju," katanya. Selain itu akan memberikan sejumlah penghargaan.
Ia berharap orang Kabupaten Kampar mendapat tempat di Bumi Melayu Riau. Ia berharap jangan ada otak-otak mafia dalam perpolitikan.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |