BANGKINANG (CAKAPLAH) - Bupati Kampar Azis Zaenal, Senin (11/9/2017) mengundang sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Kampar Menolak Lupa. Para aktivis ini pada 7 September lalu melakukan aksi unjukrasa menyorot kepemimpinan Azis Zaenal- Catur Sugeng.
Pada kesempatan itu Azis menjawab semua tuntutan yang disampaikan para aktivis mahasiswa tersebut. Ia juga menyampaikan alasan kenapa tidak bisa menemui pendemo Kamis (7/9/2017) lalu. Sebab dirinya ketika itu sudah berada di dalam pesawat menuju Jakarta untuk menemui Badan Nasional Narkotika (BNN). "Kalau tak di pesawat saya akan temui adik-adik dan anak-anakku," ujar Azis.
Ia juga mengajak masyarakat Kampar berdialog langsung dengan dirinya jika ada yang ingin disampaikan. Dikatakan, jika ada isu yang tidak jelas kebenarannya Azis minta tolong masyarakat tanyakan langsung ke Bupati dan Wakil Bupati Kampar.
Ia juga menasehati aktivis agar mengutamakan dialog daripada menggelar demonstrasi dan ia siap untuk melakukan dialog. Selain itu Azis minta aktivis dan mahasiswa rasional dalam berfikir dan ia beberapa kali menegaskan tak main-main jadi bupati.
Berkaitan dengan pertanyaan mengenai proyek pembangunan 23 jembatan yang disebut-disebut aktivis sebagai program yang tidak pro rakyat, Azis menjelaskan, dari 23 jembatan yang dibangun ini, tujuh diantaranya sudah dibangun, dan sisanya ada 16 titik lagi yang diperlukan masyarakat.
Dari 16 titik ini, sebanyak 10 unit jembatan dibangun dengan biaya Pemerintah Provinsi Riau. Dengan demikian hanya tinggal 6 unit yang akan dibangun oleh APBD Kampar.
Azis menjelaskan, biaya untuk membangun satu unit jembatan ini hanya butuh Rp 20 miliar atau dengan total Rp 120 miliar untuk 6 unit jembatan. Ini sangat jauh berbeda dengan dana pembangunan Jembatan Water Front City yang mencapai Rp 118 miliar yang dibangun pada masa bupati Jefry Noer. Ia menegaskan, tak sekedar bangun jembatan, namun ini adalah dalam rangka meningkatkan ekonomi rakyat, diantaranya di Kota Garo, Air Tiris dan daerah Kampar Kiri.
Azis mencontohkan betapa banyaknya keuntungan apabila dibangun jembatan di Terantang, Kecamatan Tambang. Saat ini selisih harga kelapa sawit di seberang Sungai Kampar mencapai Rp 400 perkilogram karena belum adanya jembatan sehingga harga sawit dibeli toke dibawah harga normal sekira Rp 800/kilogram.
Dengan adanya jembatan akan bisa menyamakan harga sawit petani yang saat ini sekitar Rp 1.200/kilogram. "Itu 27 ton per hari hasil panen sawit. Kita hanya buang uang ke tukang sampan yang tak bisa dinikmati rakyat," beber Azis.
Selisih harga sawit yang diterima petani di daerah seberang ini bahkan nilainya mencapai Rp 3 miliar dalam setahun. "Enam tahun jembatan sudah BEP. Sudah pulang modal karena harga selisih Rp 400 sekilo," terangnya.
Kemudian terkait pertanyaan mengenai program 3i (industri, infrastruktur dan investasi), menurut Azis, ia sudah banyak berkeliling dunia, tidak ada negara maju tanpa industri dan tidak ada pertanian yang maju tanpa industri.
Azis mengatakan, sudah mengajak kepala organisasi perangkat daerah (OPD) melobi Kementerian di Jakarta melakukan presentasi ke Menteri karena kondisi Kampar yang sudah terpuruk.
"Ini kerja kami pemerintah daerah, kami benahi satu persatu. Saya tiap hari pompa pegawai supaya jangan apatis. Saya sudah undang perusahaan. Selama ini katanya susah jumpa bupati. Saya sampaikan apa yang bisa dibantu. Sini saya tandatangani, tetapi pajaknya bayar ke Dispenda," beber pria yang berlatar belakang pengusaha ini.
Selanjutnya mengenai infrastruktur, harus diselesaikan agar masyarakat tidak susah membawa hasil pertanian dan agar jalan bagus, masyarakat tak susah lagi pergi ke masjid.
Kemudian mengenai investasi, ada dua yang dicari oleh investor, yaitu aman dan untung. Industri akan meningkatkan nilai jual (added value).
Kampar Sudah Banyak Perubahan
Mengenai janji mengumrohkan imam masjid, Azis menyebutkan, program ini dilakukan dengan catatan jika sesuai kemampuan keuangan daerah. "Ini rencana saya dulu dengan Catur. Imam masjid yang tak mampu ke Mekkah, dia miskin, tak mungkin nengok Kakbah. Maka kami usulkan ke dewan. Tapi tak bisa banyak-banyak, hanya 10 orang kali Rp25 juta hanya Rp 250 juta. Wajar Rp250 juta APBD kita mencapai 2 triliunan," terang Ketua DPW PPP Riau ini.
Pada kesempatan itu Azis mengatakan, dirinya malu melihat Kabupaten Kampar ini tertinggal, maka ia bersedia bekerja siang dan malam. "Tengok kami bekerja siang malam. Menggeliat tidak ekonomi Kampar. Stanum hidup," katanya.
Untuk meningkatkan ekonomi, Azis menegaskan kepada 11.400 orang pegawai Pemkab agar jangan belanja ke Pekanbaru namun belanja di Kampar. "Ini supaya ekonomi bangkit, penjual kain bangkit, pedagang sayur bangkit. Begitu juga dengan kegiatan OPD harus dibuat di Kampar, supaya devisa masuk ke Kampar, uang berputar di Kampar.
Azis juga mengklaim dia bekerja lebih baik dari bupati sebelumnya. Meski baru menjabat 100 hari namun sudah banyak perubahan yang dilakukan.
Tampak hadir mendampingi Bupati ini Wakil Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, Asisten II Setdakab Kampar H Nurbit, Kepala Satpol PP Kampar Muhammad Jamil dan Kepala Bappeda H Azwan. Pertemuan ini juga dihadiri Kasat Intel Polres Kampar AKP Edi Junaidi.
Sementara dari kalangan aktivis tampak hadir aktivis Himpunan Mahasiswa Ocu Kampar Rahmat Yani, dari STIE Bangkinang David Davijul dan lKoordinator Aliansi Rakyat Kampar Menolak Lupa Ryan Septyanto.
Penulis | : | A. Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Kampar |