SIAK (CAKAPLAH) - Sejak tiga pekan terakhir banjir yang merendam puluhan rumah warga di wilayah Kecamatan Sungaiapit, Kabupaten Siak, Riau tak kunjung surut.
Hal itu membuat Ketua DPRD Siak Indra Gunawan geram. Pasalnya, banjir itu diduga akibat meluapnya air dari kanal atau parit yang tidak dinormalisasi di wilayah operasional dua perusahaan besar, PT BSP dan PT Arara Abadi.
Persoalan banjir itu kemudian dibahas DPRD Siak melalui rapat dengar pendapat (RDP) bersama Pemkab Siak, manajemen perusahaan dan masyarakat.
Ketua DPRD Siak memimpin langsung RDP didampingi anggota lintas komisi yang digelar, Jumat (12/01/2024). Dalam kesempatan itu, Indra menekankan kepada pihak perusahaan untuk segera ambil tindakan terhadap kanal yang tersumbat dan menyebabkan air meluap ke permukiman warga sekitar.
"Tolong pihak perusahaan cari solusi dan tanggap untuk mengatasi banjir di Kampung Mengkapan dan sekitarnya itu. Karena dampaknya merugikan banyak masyarakat terhadap ekonomi dan aktivitasnya. Jangan bertele-tele setelah ini saya minta segera koordinasi ke camat dan penghulu untuk normalisasi kanalhkanal itu," katanya.
Dia menyayangkan sikap perusahaan yang terkesan abai soal lingkungan di wilayah operasinya. Padahal kondisi cuaca akhir tahun ini curah hujan sangat tinggi.
"Persoalan ini tiap tahun muncul saja, kan seharusnya tau kalau musim penghujan ada tindakan antisipasi dari perusahaan untuk tidak terjadi banjir, masa sudah terjadi baru sibuk," kesal politisi Golkar itu.
"Saya waktu itu turun melihat langsung kondisi banjir di rumah-rumah warga di Kampung Mengkapan dan Kampung Bunsur, miris juga lihatnya tapi dari perusahaa tak terlihat ikut andil dalam menangani banjir, ini tidak sesuai komitmen," katanya.
Penghulu Kampung Mengkapan, Muhir menyampaikan dalam RDP bahwa pihak kampung telah berkirim surat dan mengajukan bantuan normalisasi kanal dengan alat berat ke PT BSP, namun tidak mendapat tindaklanjut dari perusahaan.
"Sebelumnya kami layangkan surat ke PT BSP untuk melakukan normalisasi di Sungai Mengkapan yang saat ini dangkal, tapi sampai sekarang tidak ada jawaban," katanya.
Dengan pertemuan ini, dia berharap pihak perusahaan dapat mendengar keluhan masyarakat dan segera membantu mengatasi banjir akibat luapan kanal.
"Kami sudah tidak tahu bagaimana caranya mengadu ke perusahaan, untuk langkah awal terpaksa warga di kampung gotong-royong dan secara swadaya membersihkan kanal berangsur-angsur sehingga banjir sudah mulai surut," ujarnya.
Sementara Camat Sungaiapit, Tengku Muhtasar menyampaikan sebelumnya ia bersama Bupati Alfedri dan BPBD turun melihat kondisi banjir di pemukiman warga. Setelah dicermati ada 8 titik rawan banjir yang notabene daerah kanal dan anak sungai di wilayah operasional perusahaan.
"Jadi kemaren dicek itu masuk ke wilayah PT Arara Abadi. Ya kami berharap perusahaan dapat menormalisasi sepanjang 5 Kilometer kanal-kanal di wilayah kerjanya, karena kami lihat itu sudah penuh semak dan kanal itu dangkal. Nah ini perlu dilakukan tindakan cepat agar banjir cepat surut," katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Direktur PT BSP, Rehan mengatakan setelah pertemuan ini, pihak perusahaan segara mengambil langkah untuk menormalisasi kanal dan anak sungai dengan mengerahkan alat berat.
"Kami dari perusahaan bukan tidak tanggap, namun kondisi di lapangan saat curah hujan tinggi tidak memungkinkan untuk menurunkan alat berat saat itu. Tapi setelah pertemuan ini kami akan segera mengecek lokasi kanal mana yang tersumbat maka segera diambil tindakan," katanya.**
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Delvi Adri |
Kategori | : | Kabupaten Siak, Lingkungan, Pemerintahan |