Ilustrasi/int
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) – Meroketnya harga gas elpiji 3 Kg di Pekanbaru menjadi perhatian serius Komisi II DPRD Pekanbaru. Menurut dewan, kondisi ini sarat oleh permainan dari pangkalan.
Pangkalan yang seharusnya menyalurkan gas tersebut secara eceran ke masyarakat, justru dijual dalam jumlah besar kepada pengecer. Sehingga terjadi kelangkaan dan harganya pun meningkat.
"Oknum pangkalan menjual gas kepada pengecer. Mereka menjual dalam jumlah besar pakai keranjang, bukannya satuan kepada masyarakat," ujar Anggota Komisi II DPRD Pekanbaru, Yurni, Kamis (14/9/2017).
Menurutnya, ada banyak laporan yang diterimanya tentang kelangkaan gas elpiji 'melon' tersebut. Termasuk juga laporan mengenai adanya oknum pangkalan yang nakal. Namun ia mengatakan belum memiliki bukti yang cukup untuk melakukan penindakan.
“Kita minta Disperindag melakukan pengawasan berkala di tiap pangkalan yang ada,” ujar politisi PAN ini.
Yurni menyebutkan bahwa banyak kasus di mana saat gas elpiji baru datang, sejam kemudian sudah habis. Ini dikarenakan banyaknya pengecer yang membeli dalam jumlah besar.
“Ini mesti ditindaklanjuti secara mendalam karena merugikan masyarakat,” sebutnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia juga meminta agar masyarakat berperan aktif melaporkan dugaan penyelewangan oleh pangkalan gas elpiji 3 Kg. Dengan adanya partisipasi masyarakat, pengawasan penyaluran terhadap gas bersubsidi akan lebih baik.
Yurni mendukung tindakan tegas Disperindag dalam melakukan Pemutusan Hubungan Usaha (PHU). Seperti yang dilakukan Disperindag terhadap pangakalan elpiji UK milik GM beberapa waktu lalu.
“Kita apresiasi ketegasan Disperindag ini. Tindakan ini juga harus dipertahankan. Pangkalan lain agar bisa menjadikannya tindakan ini sebagai pelajaran,” tutupnya.
Penulis | : | Abdul Latif |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Kota Pekanbaru |