RAAFAH (CAKAPLAH) - Butuh waktu 10 tahun agar Rania Abu Anza bisa hamil, dan hanya beberapa detik saja dia kehilangan anak kembarnya yang berusia lima bulan, laki-laki dan perempuan.
Serangan Israel menghantam rumah keluarga besarnya di Kota Rafah, Gaza selatan, Sabtu (2/3/2024) malam, menewaskan anak-anaknya, suaminya dan 11 kerabat lainnya.
Rania bangun sekitar jam 10 malam untuk menyusui Naeim, si laki-laki, dan kembali tidur dengan dia di satu tangan dan Wissam, bayi perempuan, di tangan lainnya. Suaminya sedang tidur di samping mereka. Ledakan terjadi satu setengah jam kemudian yang meruntuhkan rumahnya.
“Saya berteriak memanggil anak-anak dan suami saya,” katanya pada hari Ahad (3/3/2024).
“Mereka semua tewas. Tuhan mengambil mereka dan meninggalkanku,” ujar wanita Palestina itu.
Serangan udara Israel telah secara teratur menghantam rumah-rumah keluarga Palestina sejak dimulainya perang di Gaza, termasuk di Rafah yang sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman. Namun kini Rafah menjadi target serangan darat berikutnya yang menghancurkan.
Serangan Israel sering terjadi tanpa peringatan, biasanya pada tengah malam.
Militer Israel tidak mengomentari serangan ini, tetapi mengatakan pihaknya telah mengikuti hukum internasional dan mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi kerugian sipil.
Rania dan suaminya, Wissam, keduanya berusia 29 tahun, menghabiskan satu dekade mencoba untuk hamil.“Saya kehilangan orang-orang yang saya sayangi. Saya tidak ingin tinggal di sini. Saya ingin keluar dari negara ini. Saya lelah dengan perang ini,” katanya.
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | beritasatu.com |
Kategori | : | Internasional |