GAZA (CAKAPLAH) - Pejabat senior Hamas Bassem Naim mengatakan Hamas telah mengajukan rancangan kesepakatan gencatan senjatanya sendiri, dan sedang menunggu tanggapan dari Israel.
“(Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu tidak ingin mencapai kesepakatan dan keputusannya sekarang ada di tangan Amerika,” terangnya, dikutip Reuters.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Selasa (5/3/2024) bahwa gencatan senjata Gaza ada di tangan Hamas dengan imbalan pembebasan sandera Israel. Biden meminta Hamas untuk menerima kesepakatan gencatan senjata di Gaza jelang bulan suci Ramadhan.
Hal ini diungkapkan Biden ketika delegasi mengadakan pembicaraan hari ketiga tanpa ada tanda-tanda terobosan.
Kekerasan Palestina-Israel di Israel dan wilayah pendudukan Palestina sering meningkat selama bulan Ramadhan, begitu pula permusuhan terhadap Israel di dunia Arab dan Muslim, sehingga menciptakan insentif yang kuat bagi para pemimpin untuk mencapai kesepakatan sebelum bulan Ramadhan.
Washington, pendukung utama politik dan militer Israel dan sponsor perundingan tersebut, juga memberikan tanggung jawab kepada penguasa Gaza.
Hamas mengatakan sikap Washington dirancang untuk mengalihkan kesalahan Israel jika perundingan gagal.
Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters sebelumnya bahwa Israel menjauh dari kesepakatan karena Hamas menolak memberikan daftar sandera yang masih hidup. Naim mengatakan hal ini tidak mungkin terjadi tanpa gencatan senjata karena para sandera tersebar di seluruh zona perang dan ditahan oleh kelompok yang terpisah.
AS juga mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak guna meringankan bencana kemanusiaan di Gaza, di mana lebih dari 30.000 warga Palestina terbunuh akibat serangan Israel, yang dilancarkan setelah serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang pada bulan Oktober. “Kita harus memberikan lebih banyak bantuan ke Gaza,” kata Presiden AS Biden.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan hal ini juga berarti memastikan bantuan tersebut dapat sampai ke orang-orang yang membutuhkannya. Dia menegaskan situasi yang ada saat ini tidak dapat diterima.
Kelaparan membayangi Jalur Gaza karena pasokan bantuan, yang sudah sangat berkurang selama perang, kini menyusut hingga hampir tidak ada lagi. Sebagian besar wilayah tersebut benar-benar terputus dari makanan. Beberapa rumah sakit di Gaza yang berfungsi, yang sudah kewalahan menampung korban luka, kini dipenuhi anak-anak yang mati kelaparan.
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | okezone.com |
Kategori | : | Internasional |