PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepolisian Daerah (Polda) Riau mengintensifkan pengusutan kasus kematian gajah latih Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) bernama Rahman. Sebanyak 12 orang saksi telah dimintai keterangan.
Kasubdit IV Tipidter Polda Riau, Kompol Nasruddin mengatakan, para saksi tersebut berasal dari masyarakat sekitar kawasan TNTN dan mahout atau pawang gajah.
"Kami sudah koordinasi dengan dokter hewan yang menangani langsung kematian Gajah tersebut. Kami juga sudah komunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup," ujar Nasruddin, Selasa (26/3/2024).
Nasruddin menjelaskan, ada dua pola opini pengusutan yang dilakukan yakni pertama adalah eksternal. Di mana penyidik melakukan pendalaman terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi TNTN.
Kedua pendalaman internal, dengan meminta keterangan dari mahout Gajah Rahman dan mahout gajah lainnya yang ada di TNTN.
Dari hasil pendalaman itu, diketahui kalau satu bulan sebelum kematian Gajah Rahman, didapat informasi bahwa perambahan hutan di kawasan TNTN.
Modusnya, perambah hutan menebang pohon dan membuatnya sebagai hambatan di akses jalan yang digunakan polisi kehutanan. Dengan begitu, polisi kehutanan sulit menjangkau lokasi perambahan.
"Gajah Rahman ini sangat berperan saat itu. Dia membantu membersihkan pohon-pohon yang sengaja ditumbangkan perambah hutan. Sehingga petugas bisa melakukan penertiban (pembalakan liar)," jelas Nasruddin.
Dari hal tersebut, ada kemungkinan kalau pelaku pembunuhan Gajah Rahman berasal dari internal.
"Ini menjadi suatu kemungkinan juga bahwa diduga pelaku bisa dari eksternal, dari luar," tutur Nasruddin.
Tidak sampai di sana, penyidik juga melakukan penyelidikan lewat Informasi dan Teknologi. Diharapkan dalam waktu dekat, penyidik sudah mengungkap pelaku kejahatan tersebut.
"Secepatnya Inshaallah kami tangkap pelakunya. Kami sudah dapat informasi, tinggal kami mendalami saja, ketika gading ini terjual atau keluar dari daerah tersebut, langsung kami akan tangkap," ulasnya.
Diberitakan sebelumnya gajah Rahman mati akibat diracun. Saat bangkai gajah jantan berusia 46 tahun itu ditemukan, Rabu (10/1/2024) gading didapati sudah dipotong dan hilang.
Kepala TNTN Heru Sutmantoro mengatakan kematian gajah latih itu pertama diketahui oleh mahout atau pawang gajah, Jumadi.
Jumadi memanggil gajah yang dipawanginya sambil membawa buah tapi tidak ada suara. Ketika didekati ternyata gajah sudah tidak bernyawa.
"Gajah Rahman ditemukan dalam kondisi tergeletak lemas dan gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang," jelas Heru.
Temuan itu langsung dilaporkan Jumadi ke Koordinator Mahout. Setelah dicek, tidak ditemukan barang-barang yang diduga digunakan oleh pemburu untuk melumpuhkan gajah Rahman.
Heru menjelaskan, berdasarkan kondisi Rahman, diduga kuat gajah berusia 46 tahun tersebut diracun terlebih dahulu sebelum dipotong gadingnya.
Sesuai petunjuk dokter hewan BBKSDA Riau, dilakukan penanganan dengan memberikan obat pencahar (norit), susu dan gula cair menggunakan selang. Gajah Rahman mati sekitar pukul 15.55 WIB.
"Saat dilakukan tindakan nekropsi oleh tim dokter hewan BBKSDA Riau, kematian gajah Rahman diduga karena keracunan," tutur Heru.