PEKANBARU (CAKAPLAH) - Menjelang lebaran, aktivitas di Bandara Sultan Syarif Kasim II biasanya mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penumpang juga akan berpengaruh pada perputaran roda ekonomi di bandara. Namun hingga kini, geliat ekonomi belum dirasakan oleh tempat usaha di bandara.
Seperti kios jajanan di Bandara SSK II, Plaza Snack, mengaku hingga saat ini tidak ada peningkatan berarti terhadap jual beli. Bahkan cenderung menurun akibat jumlah penumpang yang menurun sejak awal tahun 2019.
"Sejak Januari omset terus menurun hingga 50 persen. Biasanya sehari sampai Rp 1,5 juta, sekarang sudah menurun," kata Nurul, pramuniaga di Plaza Snack pada Selasa (28/5/2019).
Nurul mengatakan bahwa harga tiket yang terus mahal berpengaruh ke roda perkonomian UMKM di bandara. Ada juga kios yang tutup akibat sudah sepi pembeli. "Bahkan tenant yang lebih besar penurunannya lebih banyak," katanya.
Nurul berharap ada kebijakan yang pro terhadap usaha kecil dari pemerintah soal hal ini.
Perlambatan perekonomian ini juga dirasakan oleh pengelola taksi bandara. Bahkan tingkat penurunan omsetnya jauh lebih parah. Seperti kata Bayu, Operator Taksi Puskopau, menyebutkan sejak awal tahun pendapatan dari taksi terus menurun.
"Jika tahun lalu di hari biasa bisa dapat lima kali trip. Kalau sekarang maksimal hanya dua trip," sebut Bayu.
Jumlah tersebut juga dapat meningkat jika musim lebaran tiba. Rata-rata delapan trip sehari, dapat melonjak menjadi 12 pada sehari sebelum hari H. "Kalau sekarang sudah hampir lebaran belum ada kita lihat peningkatan," kata Bayu.
Kondisi taksi konvensional ini juga diperparah dengan banyaknya opsi pilihan transportasi penumpang. Saat ini penumpang di Bandara SSK II dapat menggunakan bus Damri, TMP, bahkan Grab di bandara. Sehingga penurunan pendapatan taksi bandara sudah lebih dari 50 persen.
Penulis | : | Abdul Latif |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Ekonomi, Kota Pekanbaru |