(CAKAPLAH) - Isu Partai Gerindra masuk ke dalam kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin kembali mencuat. Namun, partai besutan Prabowo Subianto itu lebih memilih bersikap pasif terhadap isu yang berkembang tersebut.
“Kami pasif, prinsipnya kami ingin bangun bangsa dan negara,” kata politikus Partai Gerindra, Andy Rahmad Wijaya kepada Okezone di Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Andy berujar, jika Gerindra dapat tawaran kursi menteri dan cocok, maka tak elok jika pihaknya menolak. Namun, ia juga mengatakan masuk di pemerintahan atau jadi penyeimbang di luar pemerintah merupakan hal positif.
“Jika kami dapat tawaran kursi menteri dan cocok. Maka tak elok, jika kami menolak. Jadi, masuk di pemerintahan baik, jadi penyeimbang pun juga baik,” imbuhnya bersayap.
Andy mengakui tawaran untuk masuk ke dalam kabinet datang dari kelompok presiden terpilih. Ia menegaskan Gerindra tidak pernah meminta-minta jabatan menteri kepada petahana. Sementara itu, sambung dia, peluang Gerindra untuk tetap menjadi kelompok oposisi pun sangat besar. “(Peluangnya) 99 persen,” kata dia.
Di sisi lain, Andy juga membenarkan bila Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto agak kecewa karena kursi Ketua MPR tidak diperuntukkan untuk partainya.
“Benar. Gerindra itu suara terbesar kedua. Kursi ketua MPR sebenarnya bisa menjadi simbolisasi rekonsiliasi. Tapi ternyata support dari teman-teman koalisi sebelah tidak ada,” tandasnya.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Okezone.com |
Kategori | : | Nasional, Politik, Pemerintahan |