Tambang (CAKAPLAH) - Kepala Desa Kemang Indah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Syaharuddin, menegaskan komitmennya untuk membangun desa, terutama infrastruktur jalan. Bahkan, Syaharuddin yang sudah dua tahun menjabat kades ini ingin membangun destinasi wisata baru di Kampar, yakni Danau Lubuk Timah.
"Desa ini adalah desa yang menyimpan banyak potensi, terutama perkebunan. Oleh karenanya, pembangunan kami fokuskan pada infrastruktur agar seluruh titik pada wilayah desa dapat dijangkau dengan mudah," kata Syaharuddin, Kepala Desa Kemang Indah periode 2017-2023, Ahad (26/1/2020).
Kepada CAKAPLAH.COM, Syaharuddin menyebut beberapa pembanguan desa yang sudah dikawalnya selama menjadi kepala desa. Pada tahun 2019 lalu, sebutnya, terdapat kegiatan yang alokasi dananya untuk pengerasan, pemasangan gorong-gorong, turap box culvert, semenissasi, pemasangan tiang listrik kantor desa, penerangan pemukiman serta semenisasi kantor.
"Sementara untuk kegiatan bedah rumah, ada 2 rumah tahun 2018 dan 4 rumah tahun 2019 yang sumber dananya dari Pemkab Kampar, dan 2 rumah dari dana desa," jelasnya didampingi Kepala Dusun Adnan, Sudirman, Muzakir, serta Ketua BPD Zulfikar dan Wakil Ketua BPD Afrizal.
"Selain itu, terdapat pembangunan rumah layak huni yang merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau tahun 2019, yaitu bedah rumah untuk Zaira Yati, Sumarlan dan Jasmina," tambahnya.
Syaharuddin, memang tidak hanya Kepala Desa Kemang Indah. Ia juga adalah penerima waris Datuok Bijoanso, Pucuak Pesukuan Piliang, Kenagarian Tambang.
Datuok Syaharuddin, memang dituntut untuk bijak dalam mengatasi berbagai persoalan. Bijak dalam posisinya sebagai Kades Kemang Indah, ataupun statusnya selaku Datuok Bijoanso Pucuak Pasukuan Piliang Kenagarian Tambang.
Lubuk Timah
Selain pembangunan desa untuk mendukung peningkatan kebutuhan dasar masyarakat desa, hal lain yang telah lama ingin dilakukan Syaharuddin, adalah mengembangkan Danau Lubuk Timah, agar menjadi salah satu destinasi wisata di Kampar pada khususnya.
Danau Lubuk Timah, kata Syaharuddin, amat memukau. Bentangannya mencapai 1 km dengan lebar lebih kurang 300 meter dengan kedalaman 10 hingga 15 meter.
Yang membuatnya prihatin adalah permukaan Danau Lubuk Timah kini nyaris ditutupi rumput liar. Danau yang dulunya indah dan merupakan salah satu danau penghasil ikan terbanyak itu. kini nyaris 'hilang'.
Desa bukannya hanya diam, menurut Syaharuddin, telah berupaya melakukan hal sesesuai kemampuan, lalu membuat pengajuan ke Pemkab Kampar agar menjdi perhatian untuk pengembangan kedepan.
Danau Lubuk Timah, merupakan danau yang namanya diambil dari nama Siti Fatimah. Siti Fatimah, menurut cerita orang tua-tua di desa, tetap memaksa untuk mandi di danau meskipun saat itu sedang hujan dan petir besar.
Siti dengan segala alasannya tetap bersikeras mandi dan tak mengindahkan larangan sang kakak, akhirnya hilang di danau dan berubah menjadi buaya putih, penunggu danau yang masih dipercayai memang ada sampai saat ini.
"Saya sudah lama memendam rasa untuk mengembangkan Danau Lubuk Timah. Namun yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengembalikan danau seperti semula. Dan itu membutuhkan dana yang tidak sedikit," kata Syahruddin.
Syaharuddin berharap apa yang akan dilakukannya mendapat dukungan. Tidak hanya dalam hal pengembangan Danau Lubuk Timah, tapi dalam segala hal, sehingga pemerintah desa benar-benar mampu bersinergi dan menyatu dengan masyarakatnya.*
Penulis | : | Alzal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Kabupaten Kampar |