Ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pada Juni 2018, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 97,73. Angka ini menunjukkan penurunan 1,87 persen dibanding NTP Mei 2018 sebesar 99,60.
"Penurunan NTP ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 2,24 persen, relatif lebih besar dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,37 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) perwakilan Provinsi Riau, Aden Gultom, Selasa (10/7/2018).
Ia mengatakan, NTP Juni 2018 sebesar 97,73 dapat diartikan bahwa petani secara umum mengalami defisit. Defisit ini terutama terjadi pada petani subsektor peternakan (NTPT= 99,03), subsektor hortikultura (NTPH=96,85) dan subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR =95,20).
"Sementara itu, petani di subsektor perikanan dan subsektor tanaman pangan masih mengalami surplus," jelas Aden.
Aden menjelaskan, penurunan NTP di Provinsi Riau pada Juni 2018 terjadi di 2 dari 5 subsektor penyusun NTP. Subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami penurunan NTPR sebesar 3,60 persen dan subsektor hortikultura yang mengalami penurunan NTPH sebesar
0,23 persen.
"Adapun subsektor yang mengalami kenaikan NTP antara lain subsektor perikanan yang mengalami kenaikan NTNP sebesar 2,17 persen, subsektor peternakan yang mengalami kenaikan NTPT sebesar 0,85 persen dan subsektor tanaman pangan yang
mengalami kenaikan NTPP sebesar 0,23 persen," cakapnya.
Lanjutnya, pada Juni 2018, 7 dari 10 Provinsi di Pulau Sumatera mengalami penurunan NTP. "Jika dibandingkan dengan provinsi di pulau Sumatera, NTP Provinsi Riau menduduki peringkat ke-4, di bawah Provinsi Lampung, Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Utara," pungkasnya.
Untuk diketahui, NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dan dinyatakan dalam persentase.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan daya beli petani di daerah perdesaan, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani. Kemudian dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.
Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.