Pesta olahraga Arirang pada 2013 melibatkan puluhan ribu penampil.
|
(CAKAPLAH) - Korea Utara bersiap menggelar parade militer dan pesta olahraga akbar untuk memperingati hari ulang tahun ke-70.
Parade militer tersebut akan dipantau sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, karena pada saat itulah Korut menampilkan persenjataan dan memberi pertanda apakah mereka menepati janji denuklirisasi.
Pada parade-parade sebelumnya, berbagai tank, rudal, dan ribuan personel militer dilibatkan. Namun, berbagai analis mengingatkan bahwa bukan berapa banyak tentara atau berapa banyak senjata yang akan diperagakan, melainkan jenis apa yang dipamerkan.
"Yang paling penting adalah apakah kita akan melihat rudal balistik antar benua (ICBM) pada parade ini dan jika ada, berapa banyak," kata Fyodor Tertitskiy dari NK News kepada BBC.
Rudal balistik antar benua, yang bisa mengangkut hulu ledak nuklir dan dapat menjangkau daratan AS, merupakan sumber kekhawatiran khalayak dunia.
Tertitskiy menilai Korut tidak berencana memusnahkan rudal-rudal tersebut. "Namun, kalaupun mereka memperlihatkan rudal-rudal pada parade ini, hal itu akan menjadi pertanda baik bahwa mereka tidak berpura-pura tidak punya".
"Ini mengindikasikan perundingan dengan AS bakal menuju kegagalan," tambahnya.
Sementara itu, berdasarkan analisis citra satelit selama dua pekan terakhir, pesta olahraga Arirang yang bakal digelar selama September ditengarai akan berlangsung besar-besaran.
Pesta olahraga ini adalah yang pertama sejak 2013 lalu. Tema pada acara pembukaan adalah sejarah Korut selama 70 tahun dengan tajuk `negara yang berjaya`.
Bercermin dari sejumlah penyelenggaraan pesta olahraga Arirang sebelumnya, stadion-stadion akan terisi penuh dengan pesenam artistik, penampil, dan penari.
Tiket bagi penonton asing bernilai lebih dari US$930 atau Rp13 juta, sehingga pemerintah Korut dapat mengeruk mata uang asing di saat negara mereka dikenai sanksi PBB.
Maskapai nasional Air Koryo dilaporkan telah menjadwalkan penerbangan tambahan dari Beijing demi mendatangkan lebih banyak wisatawan yang ingin menyaksikan pesta olahraga tersebut.
Peragaan dalam pesta olahraga itu tampaknya bakal memukau, namun pada penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya, PBB mengatakan sejumlah anak dipaksa untuk turut andil atau membantu persiapan.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | VIVA.co.id |
Kategori | : | Internasional |
01
02
03
04
05
Indeks Berita