(CAKAPLAH) - Berdiri di hadapan Majelis Orasi Ilmiah Widyaiswara Ahli Utama untuk mempertahankan penelitiannya, tak membuat Embung Megasari kecut. Pemaparannya lancar. Pertanyaan majelis orasi, dijawabnya dengan gamblang. Bahkan, sejumlah pantun yang ia selipkan saat orasi, membuat dirinya terlihat berbeda dari orator lainnya.
"Ini oratun, orasi campur pantun," kelakar Ketua Majelis Orasi Ilmiah Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI dan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI saat merespon orasi ilmiah Embung Megasari di Jakarta, akhir November 2019 lalu.
Dan, setelah berhasil mempertahankan hasil penelitiannya dalam orasi ilmiah tadi, Embung Megasari pun dikukuhkan sebagai Widyaiswara Ahli Utama oleh Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), DR Adi Suryanto.
Tak pernah terbayang oleh Embung sebelumnya bahwa ia bisa meraih level tertinggi jabatan fungsional widyaiswara, yakni ahli utama. Namun berkat kegigihan dan ketekunannya, kini Embung menjadi satu-satunya widyaiswara perempuan di Riau yang berpredikat ahli utama.
"BPSDM Riau punya 21 orang widyaiswara. Tiga Diantaranya adalah perempuan. Dan Embung satu-satunya widyaiswara perempuan yang sudah ahli utama," kata Plt Kepala Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Riau, Joni Irwan.
Joni mengaku salut atas kegigihan Embung. "Beliau orangnya gigih dan tekun. Bangga dan pantas kita memiliki aset seperti dia," puji Joni Irwan lagi.
Terlahir dari pasangan almarhum H Zamahsyari dan almarhumah Hj Huzaimah di Tanjung Batu tanggal 18 Desember 1960 lalu, Embung memang dikenal tekun. Ketekunan Embung diakui adik bungsunya, Syahyarwan. Kepada media ini, Syahyarwan bercerita bahwa saat awal menjadi pegawai negeri sipil tahun 1986 dan bertugas di Kantor Camat Air Tiris, Embung sering kerja hingga malam. Dan tak tanggung-tanggung, Embung selalu diantar pulang oleh istri camat ketika itu.
"Kakak selalu diajak kerja hingga malam di Kantor Camat Air Tiris. Padahal saat itu, ia tinggal di Pekanbaru. Pulang kantor kak Embung selalu diantar ibu camat karena tidak mungkin pulang sendiri dari Air Tiris ke Pekanbaru," kisah Syahyarwan.
Jejak karir pegawai negeri sipil Embung Megasari dimulai dari golongan II/b. Kantor Camat Air Tiris Kabupaten Kampar menjadi wadah pengabdian pertamanya saat itu. Tahun-tahun kemudian, Embung pun meniti karir pegawai negeri sipilnya ke sejumlah kantor dinas Pemprov Riau hingga pernah menjabat eselon III di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Badan Koordinasi Penyuluhan Pemprov Riau.
Hingga akhirnya pada tahun 2010, istri dari Asisten I Setdaprov Riau Ahmad Syah Harofie ini memilih untuk menjadi pejabat fungsional widyaiswara sampai sekarang.
Meskipun kini menyandang widyaiswara ahli utama, tak ada kesan sombong pada ibu dua anak ini. Bahkan, Embung ingin memotivasi para aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Riau untuk terus tekun berprestasi. Bagi Embung, kunci prestasi itu adalah bekerja keras dan cerdas.
"Predikat widyaiswara ahli utama yang saya dapatkan hari ini, ingin saya jadikan motivasi bagi para PNS. Bahwa, meskipun karir kita dimulai dari yang terendah, tapi tidak berarti kita tidak bisa meraih yang tertinggi," ujar Embung yang pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bengkalis ini.
Selamat Kak Embung, Selamat Bu Embung, dan Selamat perempuan Cerdas...
Penulis | : | Alzal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |