PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ratusan driver ojek daring melakukan unjuk rasa di Kantor Gojek Pekanbaru, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (11/2/2020). Para mitra Gojek ini mengeluhkan sistem orderan yang merugikan mereka.
Mengenakan jaket Gojek warna hijau, para driver memenuhi halaman Kantor Gojek Pekanbaru sejak pagi. Aksi dilakukan karena mereka menilai kebijakan manajemen PT Gojek Indonesia semena-mena.
Seorang driver Gojek menyebutkan, saat ini sistem orderan harus dibagi rata. Setiap driver hanya bisa menerima satu kali orderan setiap satu jam dan hal itu akan membutuhkan waktu lama bagi driver untuk tutup poin.
"Kalau saya mau tutup poin, berarti saya harus menghabiskan waktu 20 jam untuk on bid (mengaktifkan aplikasi). Kalau sudah dapat orderan jam ini, maka orderan selanutnya satu jam kemudian," ujar pria yang enggan disebutkan namanya itu.
Sistem yang ditetapkan PT Gojek Indonesia tentu membuat gelisah mitra Gojek. Para driver menyebutkan pihak PT Gojek Indonesi tidak mau membayar bonus mereka sampai target tercapai atau tutup poin.
"Jadi semua driver tidak ada yg sampai target setiap hari tapi secara pemotongan ongkos tetap sebesar 20 persen dari total ongkos. Gojek secara tak langsung sudah menjajah bangsa sendiri," tutur driver Gojek lainnya yang juga enggan menyebutkan nama.
Para driver berharap, pemerintah meminta Gojek secepatnya merubah sistem mereka dengan melihat driver yang bekerja full dan part time.
"Mana driver yang kerjanya full time dan part time, maka Gojek harus bisa memprioritaskan akun driver tersebut untuk orderan," harap pendemo.
Selama ini, para driver yang bekerja full time mengaku sudah keluar rumah dari pagi hari agar bisa mendapat orderan banyak. Jika sudah tutup poin pada sore hari, mereka bisa pulang untuk beristirahat.
"Tidak sedikit yang menggantungkan hidup dari sini. Apalagi para driver juga dibebani oleh kredit motor, rumah dan kebutuhan dapur lainnya," kata dia.
Tuntutan lainnya adalah, meminta supaya manajemen bisa menghapus opsi 'driver membatalkan orderan' karena sering merugikan mitra Gojek apalagi jika ada orderan fiktif.
Driver juga menuntut manajemen untuk menutup penerimaan driver baru karena semakin banyak driver maka orderan akan menipis.
Dalam aksi ini, lima orang perwakilan driver diberikan kesempatan audiensi dengan manajemen. Meski begitu, pihak manajemen tidak bisa memberikan kepastian terhadap tuntutan ini dan berasalan tuntutan diproses oleh pusat.
Penulis | : | Ck2 |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Kota Pekanbaru |