Pekanbaru (CAKAPLAH) - Pemerintah dan ulama mengimbau umat muslim untuk tidak melaksanakan Salat Idul Fitri di lapangan dan masjid untuk menghindari meluasnya penyebaran virus corona (Covid-19). Dengan demikian umat muslim bisa melaksanakan salat Id di rumah saja bersama anggota keluarganya.
Pelaksanaan salat Id di rumah sama seperti tata cara shalat Id bila dikerjakan di lapangan atau masjid secara berjamaah.
Bagi Anda yang ingin melaksanakan salat Id di rumah bersama keluarga, berikut contoh naskah khutbah yang disusun oleh Prof Akbarizan MAg, dosen UIN Suska Riau yang juga Ketua Fatwa MUI Kota Pekanbaru.
Khutbah I
Ibu, Ayah, Istri dan anak-anak ku tersayang.
Pada khutbah Idul Fitri ini, ayah ingin mengingatkan keluarga tentang bagaimana menghadapi wabah ini. Pertama, wahai keluargaku yang tersayang. Rasulullah meminta kita menjauhi, mengisolasi, physical distancing ketika wabah terjadi. Jangan berkurumun, ke mall dan ke pasar kalau tak perlu. Ingatlah bahwa Umar bin Khattab memutarbalik perjalanan jauh dari Madinah ke Syam hanya karena ia mendengar ada wabah di Negeri Syam tersebut.
Pada tahun 18 Hijriah, Khalifah Umar bin Khattab berangkat menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, ia ditemui para panglimanya. Yaitu Abu Ubaidah bin Jarrah serta para sahabatnya. Mereka memberitakan bahwa sebuah wabah penyakit telah menyebar di negeri Syam. Wabah di Amawas, yang kemudian menyebar cepat ke dataran rendah Yordania. Abu Ubaidah menyarankan Umar untuk kembali ke Madinah dan membatalkan kunjungannya ke Syam. Umar bingung apakah ia kembali atau meneruskan ke Syam yang sedang dilanda wabah. Umar telah melakukan perjalanan berhari-hari sangat melelahkan dari Madinah ke Syam. Wabah yang mematikan menunggu pula di Syam.
Umar meminta Abu Ubaidah mengumpulkan kaum Muhajirin. Mereka pun datang dan bermusyawarah. Mereka mengabarkan bahwa wabah penyakit telah menyebar di negeri Syam, dan mereka berselisih pendapat dalam menghadapinya. Sebagian berpendapat “kembali ke Madinah”, sebagian lanjut ke Syam. Khalifah Umar pun meminta Abu Ubaidah mengumpulkan kaum Anshar. Mereka juga berbeda pendapat dalam menghadapinya. Sebagian berpendapat “kembali ke Madinah”, sebagian lanjut ke Syam. Khalifah Umar pun meminta Abu Ubaidah mengumpulkan kaum Quraisy yang hijrah saat penaklukan Mekah. Mereka lalu sepakat untuk kembali ke Madinah" Mereka berkata kami berpendapat bahwa Engkau (Khalifah Umar) harus kembali dan janganlah engkau membawa sahabat-sahabat Nabi dalam wabah yang mematikan itu. Maka Umar pun mengumumkan di hadapan pasukannya. "Sesungguhnya aku akan berangkat besok pagi, maka berangkatlah bersamaku."
Abu Ubaidah bin jarrah lalu bertanya kepada Umar, "Apakah engkau melarikan diri dari takdir Allah? Umar menjawab, ya betul kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain. Abdurrahman bin Auf mengatakan bahwa mendengar Rasulullah bersabda:
Artinya “Jika engkau mendengar suatu wabah di suatu negeri maka janganlah kalian memasukinya namun jika itu terjadi di sebuah negeri dan kalian telah berada di dalamnya, maka janganlah melarikan diri darinya. Maka Umar memuji Allah dan berlalu”.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd
Kedua, tetaplah di rumah wahai anak-anak dan keluargaku. Meskipun membosankan, menyesakkan jiwa dan menyakitkan hati, akan tetapi “bersabarlah di rumah”. Orang yang sabar di rumah ketika wabah terjadi, dan kemudian wabah itu menimpanya dan membunuhnya, maka kematiannya dan kesabarannya Allah ganjar dengan pahala “mati syahid”. Rasulullah SAW meminta kita menahan diri rumah masing-masing di tengah penyebaran wabah pada riwayat Ahmad berikut ini:
Artinya, “Dari Siti Aisyah RA, ia berkata, ‘Ia bertanya kepada Rasulullah SAW perihal tha‘un, lalu Rasulullah SAW memberitahukanku, ‘Zaman dulu tha’un adalah azab yang dikirimkan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang beriman. Tiada seseorang yang sedang tertimpa tha’un, kemudian menahan diri di rumahnya dengan bersabar serta mengharapkan ridha ilahi seraya menyadari bahwa tha’un tidak akan mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid,’’” (HR Ahmad).
Pahala sedang berjihad atau mati syahid ini tidaklah kamu dapatkan wahai anakku bila kamu seringkali keluyuran ke pasar, ke mall atau tempat yang berisko tertular atau menularkan. Kalau begini, bisa jadi mati mu, wahai anakku, mati bunuh diri atau mebunuh orang lain.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd
Ketiga, Sering dan selalulah berdoa agar Allah jaga diri kita dari semua penyakit, bala, wabah dan marabahaya lainnya. Rasullullah mengajarkan untuk membaca doa ini ketika penyakit sedang mewabah. Penyakit yang berbunyi:
Khutbah II
Penulis | : | Prof. Akbarizan |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi |