Agus Candra
|
KAMPAR (CAKAPLAH) - Musyawarah Daerah (Musda) X Partai Golkar Kampar baru bakal digelar akhir pekan ini, 8-9 Agustus 2020 di Hotel Labersa, Siak Hulu. Namun tensi politik di kandang beringin Kampar makin memanas.
Dukungan dari anggota DPRD Kabupaten Kampar terhadap figur yang bakal maju pada Musda nanti juga terlihat terbelah. Sebagian mendukung Catur Sugeng Susanto yang saat ini merupakan Bupati Kampar dan Ketua Harian DPD Partai Golkar Kampar. Sebagian lagi terlihat mendukung Repol yang tak lain adalah salah seorang pimpinan (wakil ketua) di DPRD Kampar.
Salah seorang yang terang-terangan mendukung jagoannya adalah Ketua Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Kampar Agus Candra.
Ditemui di kediamannya di Jalan Melati, Bangkinang, pria yang akrab disapa Agus Keke ini menyebut beberapa alasan kenapa dia mendukung Catur untuk memimpin DPD Golkar Kampar masa bakti 2020-2025 tersebut.
Alasan pertama ungkap Agus adalah karena Catur yang kini juga menjabat Ketua Harian DPD Golkar Kampar adalah kader murni Golkar. Hampir separuh umurnya di partai Golkar, dimulai dari akar rumput.
"Bukan jadi bupati langsung," beber Agus.
Alasan kedua, seluruh Parpol di Indonesia bermimpi agar jaya di Pemilu, Pilkada dan pemilihan legislatif.
"Sekarang kita sudah jaya di Pilkada. Alhamdulillah bupatinya murni dari kader Golkar. "Tentu nikmat ini tak langsung kita kufur nikmat dan dirusak lagi. Kalau kita merusaknya, berarti sama dengan kufur nikmat," ulas putra mantan politikus kawakan Kampar almarhum Amin HS tersebut.
Alasan ketiga menurut Agus, kalau Catur sudah menjadi bupati, maka kader dan pengurus mendorongnya menjadi Ketua DPD. "Hanya selangkah lagi menjadi Ketua Golkar dan ia lebih kuat melakukan konsolidasi partai Golkar," beber Agus.
Keempat, ia dukung Catur karena mampu jadi pemersatu faksi dan kelompok di Golkar.
Banyak yang kader gabung dengan PG. Karena dia netral karena murni besarkan Partai Golkar.
Kelima, dalam sejarahnya, ketika Catur ingin menjadi calon wakil bupati 2017 lalu, Catur di depan ketua umum DPP Golkar saat itu Setya Novanto menyatakan sikapnya bersedia menjadi Ketua DPD Golkar Kampar dan bersedia bersungguh-sungguh membesarkan PG.
"Kita menagih janji itu hari ini. Alhamdulilah beliau sangat bersedia dan sungguh-sungguh ingin menjadi ketua Golkar dan membesarkan Golkar dengan sumber daya yang dimiliki dan Insya Allah ditahun 2022 nanti kita dukung dia untuk melanjutkan estafet kepemimpinan Kabupaten Kampar," ucap Agus.
Selanjutnya, alasan keenam, sampai hari ini Agus mendengar dan melihat bahwa Catur mampu menjaga stabilitas politik, sosial di tengah pandemi dengan baik.
Agus menilai bahwa partai lain atau kompetitor makin hebat karena memakai teknologi dan tidak konvensional lagi. "Maka butuh biaya besar, semangat yang besar dan komitmen besar. Kita jadikan Catur pemenang dan jaya di Kampar," ulas Agus.
Agus menghimbau panitia juga netral dan tidak berpihak kepada salah satu bakal calon. "Karena panitia terlanjur berpihak, kita tunggu saja dalam Musda. Mau di-dis, dis lah, terserah mau apa," bebernya.
Ketika ditanya mengenai kabar yang menyebutkan bahwa selain dukungan dari pimpinan kecamatan (PK), Repol juga mendapatkan dukungan dari Gubernur Riau H Syamsuar yang juga sebagai Ketua DPD Partai Golkar Riau, menurut Agus bahwa pengurus DPD Provinsi Riau akan berpikir jernih dalam Musda ini.
Agus mengakui bahwa secara pribadi Syamsuar yang juga datang ke sekretariat DPD Partai Golkar Kampar pada akhir pekan kemarin dalam rangka menghadiri penyembelihan hewan kurban tidak ada membicarakan hal itu dengan dirinya.
"Kemarin Pak Syamsuar enjoy saja dengan Catur. Waktu kurban kemarin hari Ahad tak ada gestur dia menolak itu," kata Agus.
Agus juga menyesalkan adanya karantina yang diduga dilakukan Repol terhadap pimpinan ketua Kecamatan (PK) sehingga bakal calon lainnya tak bisa lagi diajak bicara.
"Janganlah pakai isolasi, macam korban corona saja," ungkap Agus ketawa.
"Jangan diajarkan mereka politik konvensional. Jangan diisolasi karena politik itu dinamis. Jauh Musda lagi tak boleh mereka berkomunikasi. Diprotek, tak boleh melakukan komunikasi dengan bakal calon lain," terangnya.
Soal kemungkinan apakah bisa terjadinya diskresi pada Musda ini, menurut Bendahara DPD Partai Golkar Kampar ini bisa saja terjadi karena pusat memiliki wewenang untuk itu.
"Soalnya memilih ketua itu untuk membesarkan partai bukan membesarkan seseorang atau kelompok," pungkas pria yang terkenal dengan jargon "kawan awak" pada pemilihan legislatif itu.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Politik, Riau, Kabupaten Kampar |