PEKANBARU (CAKAPLAH) - Bangunan sekolah dasar (SD) dan SMP Taruna Islam yang berada di Jalan Bukit Barisan, Pekanbaru, dirusak oleh seorang oknum. Perusakan bangunan sekolah tersebut diduga terkait sengketa lahan.
Selain membobol dinding bangunan sekolah, pelaku yang diketahui berjumlah empat orang tersebut juga mencoret-coret dinding bangunan, merupak tembok pagar, serta menganiaya penjaga sekolah.
Pendiri Yayasan SD-SMP Taruna Islam, Supriadi kepada CAKAPLAH.COM mengatakan, pihaknya telah melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian dan empat terduga pelaku telah ditahan.
Ia menceritakan semenjak tahun 2017 oknum tersebut mengkalim bahwa sekolah ini berdiri di atas lahan milik orang tuanya.
"Anak almarhum pemilik awal lahan bernama Almuzar pernah mengajukan pengembalian batas lahan. Namun hasilnya tidak ada sengketa lahan maupun tumpang tindih tanah," jelas Supriadi, Kamis (5/11/2020).
Ia mengatakan bangunan sekolah ini berdiri di atas lahan sendiri dan bukan 'memakan' lahan orang lain di sekitarnya. Bahkan posisi bangunan mundur dari batas lahan mereka. Namun oknum tersebut tetap tidak bisa menerima keputusan itu.
"Padahal surat tanah kita sudah bersertifikat hak milik, kita membelinya tahun 2013 dan itupun pakai pembiayaan bank. Saat bank meninjau lokasi bersama Badan Pertanahan Negara (BPN) tidak ada permasalahan selama ini," lanjutnya.
"Seharusnya kalau memang ada permasalahan dibicarakan baik-baik, jangan dengan cara merusak bangunan seperti ini," kata Supriadi lagi.
Ia mengatakan perusakan bangunan pertama kali dilakukan oleh empat pelaku pada tanggal 31 Oktober 2020 lalu. Perbuatan mereka disaksikan dan direkam oleh guru-guru di sekolah tersebut.
"Mereka mengulang perbuatannya hari kemarin. Oknum tersebut juga menganiaya penjaga sekolah yang menyebabkan luka robek di bagian mulut, sehingga di laporkan ke Polsek Tenayan Raya," pungkasnya.
Untuk menakut-nakuti pihak sekolah, para oknum tersebut mengaku bagian dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Saat ini keempat pelaku telah ditahan polisi.
Sementara itu ketika dikonfirmasi kepada Ketua DPC SPSI Kota Pekanbaru Imeldasamsi terkait pelaku yang merusak bangunan dan mengatasnamakan SPSI, Imelda membantah keras. Ia mengatakan tidak ada anggotanya yang melakukan perusakan.
"Kemarin saya dengar isu-isu yang melakukan pengrusakan SD ini pihak yang mengatasnamakan SPSI, namun setelah saya periksa itu tidak benar sama sekali," kata Imeldasamsi.
Lanjutnya, jika memang ada keterlibatan anggota SPSI di lapangan yang bertindak anarkis maka akan diberikan tindakan tegas.
"Kami mengapresiasi pak Kapolresta, karena sudah mengamankan 4 orang tersangka yang terlibat dalam pengrusakan sekolah ini. 4 orang tersangka ini tidak ada anggota SPSI provinsi maupun kota," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SD-SMP Taruna Islam, Yazudil Akhir mengatakan, dampak dari permasalahan ini sangat fatal. "Sekolah kami ini benar-benar legal, karena ada permasalahan ini takutnya tidak ada yang bersekolah di sini. Izin dan akreditasi di sekolah ini juga sudah sampai pusat," tutupnya.
Penulis | : | Bintang |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Hukum, Pendidikan, Kota Pekanbaru |