Penelitian Pocaji: Perlu Dibentuk Lembaga Penyelesaian Konflik Kelapa Sawit di Riau
Selasa, 01 Desember 2020 23:26 WIB
Prof Ward Berenschot, peneliti KITLV Leiden Belanda/Doc Diskominfo Riau
|
PEKANBARU (CAKAPLAH): -- Laporan penelitian internasional ‘Palm Oil Conflict and Access to Justice in Indonesia’ (POCAJI) menemukan fakta konflik kelapa sawit di Riau jarang yang terselesaikan. Karena itu, direkomendasikan perlunya dibentuk lembaga penyelesaian konflik kelapa sawit di Riau.
Pasalnya, terbukti sekitar 67% dari 48 konflik yang diteliti, masyarakat tidak berhasil sama sekali mendapatkan penyelesaian atas keluhan mereka. Ketika konflik berhasil diselesaikan, prosesnya sangat lama rata-rata selama 13 tahun.
Demikian terungkap dalam Webinar Launching Policy Brief Menyelesaikan Konflik Kelapa Sawit di Riau dan evaluasi terhadap berbagai mekanisme resolusi konflik di Pekanbaru, Selasa (1/12). Pembahasan kebijakan dan penelitian bersama peneliti Pocaji Profesor Ward Berenschot, Anggie Kumala Sari, Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung, Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli, Pakar Konflik Universitas Indonesia (UI) Suraya Afif, dan Ketua Gapki Riau Lichwan Hartono.
"Sekarang tidak ada mekanisme penyelesaian konflik. Sekarang kita terbiasa konflik itu berjalan 15 tahun. Itulah solusi bahwa perlunya suatu lembaga komprehensif untuk menyelesaikan konflik kelapa sawit ini," kata Profesor Ward Berenschot.
Ia menjelaskan, salah satu alasan penting dari banyaknya konflik yang belum terselesaikan ini adalah karena pihak berwenang di tingkat lokal sering kali kurang berhasil dalam memfasilitasi proses penyelesaian konflik antara perusahaan dan masyarakat. Meskipun upaya fasilitasi dan mediasi sering dilakukan di Riau sekitar 60% dari semua kasus, dari 39 upaya fasilitasi oleh pemerintah daerah, anggota DPRD, dan polisi untuk menengahi konflik, hanya 5 kasus di mana kesepakatan antara perusahaan dan masyarakat tercapai dan diimplementasikan.
Ia menambahkan, dari penelitian juga ditemukan alasan lain mengapa banyak konflik belum terselesaikan adalah sulitnya masyarakat mengakses mekanisme resolusi konflik formal seperti pengadilan dan fasilitas penyelesaian sengketa RSPO. Mekanisme tersebut jarang digunakan seperti di Riau, hanya 12 kasus yang dibawa ke pengadilan dan 2 kasus ke RSPO, karena kombinasi beberapa faktor seperti kendala hukum, biaya, kekurangpercayaan, dan kerumitan prosedur membuat masyarakat enggan menggunakan mekanisme ini. Selain itu, ketika masyarakat menang di pengadilan, hanya di 4 kasus, putusan pengadilan sering kali tidak diimplementasikan.
"Sebaliknya, studi kami menunjukkan bahwa mediator profesional dan LSM dengan kapasitas yang terlatih untuk memediasi konflik, jauh lebih lebih efektif dalam memfasilitasi penyelesaian konflik kelapa sawit," terangnya.
Peneliti Anggie Kumala Sari mengatakan penelitian ini merupakan hasil kolaborasi skala besar antara Universitas Andalas, KITLV Leiden, Universitas Wageningen serta enam LSM Indonesia yaitu Epistema Institute, HuMa, Lembaga Gemawan, Scale Up, Walhi Sumatra Barat dan Walhi Kalimantan Tengah. Penelitian dikoordinasi oleh Prof. Afrizal (Universitas Andalas), Prof. Ward Berenschot, Dr. Ahmad Dhiaulhaq (keduanya dari KITLV Leiden), dan Prof. Otto Hospes (Universitas Wageningen).
"Didukung oleh organisasi-organisasi ini, tim yang terdiri dari total 19 peneliti mempelajari 150 kasus konflik di empat provinsi di Indonesia yakni Riau, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Sedangkan laporannya berfokus pada 48 kasus konflik di Riau," jelasnya.
Menurutnya, konflik kelapa sawit umumnya bersumber dari rasa ketidakadilan terkait bagaimana perusahaan mendapatkan lahan dan bagaimana manfaat dari penggunaan lahan tersebut dibagikan. Masyarakat umumnya menyuarakan keluhan mereka secara damai, melalui demonstrasi dan audiensi dengan pihak berwenang di tingkat lokal.
"Namun kami menemukan sebuah kecenderungan yang mengkhawatirkan yaitu para pemimpin protes sering kali dikriminalisasi oleh polisi dan manajemen perusahaan. Terjadi penangkapan anggota masyarakat di 54% konflik yang diteliti di Riau, mencakup 233 kali penangkapan. Konflik ini menyebabkan 56 orang terluka dan 12 orang meninggal dunia," ujarnya.
Sementara Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution mengatakan pemerintah daerah tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik. Namun dari hasil penelitian dan diskusi diketahui banyak informasi dari berbagai pihak tentang bagaimana menyelesaikan konflik lahan pada masa depan.
"Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan pemerintah daerah tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik. Namun dari penelitian dan diskusi ini kita bisa mengetahui lebih banyak informasi untuk menyelesaikannya," pungkas Edy.
Sementara Pakar Konflik Universitas Indonesia Suraya Afif menawarkan solusi menyelesaikan konflik kelapa sawit di Riau dengan pendirian lembaga khusus untuk menyelesaikan konflik tersebut.
"Saya sepakat tentang perlunya lembaga penyelesaian konflik lahan di Riau," tegasnya.
Sesuai hasil penelitian, untuk meningkatkan mekanisme penyelesaian konflik direkomendasikan perlu dibentuk lembaga mediasi atau desk resolusi konflik di tingkat provinsi atau kabupaten. Selain itu, meningkatkan kapasitas pihak berwenang di tingkat lokal dalam menyelesaikan konflik secara baik. Kemudian pemerintah lokal agar bisa menjatuhkan sanksi kepada perusahaan yang tidak kooperatif dalam penyelesaian konflik. Dan perlu penegakan hukum yang lebih profesional dan terhindar dari tekanan informal dari aktor bisnis.
Pasalnya, terbukti sekitar 67% dari 48 konflik yang diteliti, masyarakat tidak berhasil sama sekali mendapatkan penyelesaian atas keluhan mereka. Ketika konflik berhasil diselesaikan, prosesnya sangat lama rata-rata selama 13 tahun.
Demikian terungkap dalam Webinar Launching Policy Brief Menyelesaikan Konflik Kelapa Sawit di Riau dan evaluasi terhadap berbagai mekanisme resolusi konflik di Pekanbaru, Selasa (1/12). Pembahasan kebijakan dan penelitian bersama peneliti Pocaji Profesor Ward Berenschot, Anggie Kumala Sari, Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung, Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli, Pakar Konflik Universitas Indonesia (UI) Suraya Afif, dan Ketua Gapki Riau Lichwan Hartono.
"Sekarang tidak ada mekanisme penyelesaian konflik. Sekarang kita terbiasa konflik itu berjalan 15 tahun. Itulah solusi bahwa perlunya suatu lembaga komprehensif untuk menyelesaikan konflik kelapa sawit ini," kata Profesor Ward Berenschot.
Ia menjelaskan, salah satu alasan penting dari banyaknya konflik yang belum terselesaikan ini adalah karena pihak berwenang di tingkat lokal sering kali kurang berhasil dalam memfasilitasi proses penyelesaian konflik antara perusahaan dan masyarakat. Meskipun upaya fasilitasi dan mediasi sering dilakukan di Riau sekitar 60% dari semua kasus, dari 39 upaya fasilitasi oleh pemerintah daerah, anggota DPRD, dan polisi untuk menengahi konflik, hanya 5 kasus di mana kesepakatan antara perusahaan dan masyarakat tercapai dan diimplementasikan.
Ia menambahkan, dari penelitian juga ditemukan alasan lain mengapa banyak konflik belum terselesaikan adalah sulitnya masyarakat mengakses mekanisme resolusi konflik formal seperti pengadilan dan fasilitas penyelesaian sengketa RSPO. Mekanisme tersebut jarang digunakan seperti di Riau, hanya 12 kasus yang dibawa ke pengadilan dan 2 kasus ke RSPO, karena kombinasi beberapa faktor seperti kendala hukum, biaya, kekurangpercayaan, dan kerumitan prosedur membuat masyarakat enggan menggunakan mekanisme ini. Selain itu, ketika masyarakat menang di pengadilan, hanya di 4 kasus, putusan pengadilan sering kali tidak diimplementasikan.
"Sebaliknya, studi kami menunjukkan bahwa mediator profesional dan LSM dengan kapasitas yang terlatih untuk memediasi konflik, jauh lebih lebih efektif dalam memfasilitasi penyelesaian konflik kelapa sawit," terangnya.
Peneliti Anggie Kumala Sari mengatakan penelitian ini merupakan hasil kolaborasi skala besar antara Universitas Andalas, KITLV Leiden, Universitas Wageningen serta enam LSM Indonesia yaitu Epistema Institute, HuMa, Lembaga Gemawan, Scale Up, Walhi Sumatra Barat dan Walhi Kalimantan Tengah. Penelitian dikoordinasi oleh Prof. Afrizal (Universitas Andalas), Prof. Ward Berenschot, Dr. Ahmad Dhiaulhaq (keduanya dari KITLV Leiden), dan Prof. Otto Hospes (Universitas Wageningen).
"Didukung oleh organisasi-organisasi ini, tim yang terdiri dari total 19 peneliti mempelajari 150 kasus konflik di empat provinsi di Indonesia yakni Riau, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Sedangkan laporannya berfokus pada 48 kasus konflik di Riau," jelasnya.
Menurutnya, konflik kelapa sawit umumnya bersumber dari rasa ketidakadilan terkait bagaimana perusahaan mendapatkan lahan dan bagaimana manfaat dari penggunaan lahan tersebut dibagikan. Masyarakat umumnya menyuarakan keluhan mereka secara damai, melalui demonstrasi dan audiensi dengan pihak berwenang di tingkat lokal.
"Namun kami menemukan sebuah kecenderungan yang mengkhawatirkan yaitu para pemimpin protes sering kali dikriminalisasi oleh polisi dan manajemen perusahaan. Terjadi penangkapan anggota masyarakat di 54% konflik yang diteliti di Riau, mencakup 233 kali penangkapan. Konflik ini menyebabkan 56 orang terluka dan 12 orang meninggal dunia," ujarnya.
Sementara Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution mengatakan pemerintah daerah tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik. Namun dari hasil penelitian dan diskusi diketahui banyak informasi dari berbagai pihak tentang bagaimana menyelesaikan konflik lahan pada masa depan.
"Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan pemerintah daerah tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik. Namun dari penelitian dan diskusi ini kita bisa mengetahui lebih banyak informasi untuk menyelesaikannya," pungkas Edy.
Sementara Pakar Konflik Universitas Indonesia Suraya Afif menawarkan solusi menyelesaikan konflik kelapa sawit di Riau dengan pendirian lembaga khusus untuk menyelesaikan konflik tersebut.
"Saya sepakat tentang perlunya lembaga penyelesaian konflik lahan di Riau," tegasnya.
Sesuai hasil penelitian, untuk meningkatkan mekanisme penyelesaian konflik direkomendasikan perlu dibentuk lembaga mediasi atau desk resolusi konflik di tingkat provinsi atau kabupaten. Selain itu, meningkatkan kapasitas pihak berwenang di tingkat lokal dalam menyelesaikan konflik secara baik. Kemudian pemerintah lokal agar bisa menjatuhkan sanksi kepada perusahaan yang tidak kooperatif dalam penyelesaian konflik. Dan perlu penegakan hukum yang lebih profesional dan terhindar dari tekanan informal dari aktor bisnis.
Penulis | : | Bhimo Uban |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Lingkungan, Riau |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Lainnya
Minggu, 17 April 2022 12:08 WIB
Capella Honda Ajak Siswa SMKN 5 Dumai Jadi Generasi #Cari_aman di Bulan Ramadan
Jum'at, 24 Maret 2023 05:38 WIB
Salut! Liga Inggris Berikan Kompensasi untuk Pemain Muslim Berbuka Puasa di Tengah Pertandingan
Jum'at, 24 Maret 2023 05:51 WIB
Bayern Munchen Segera Pecat Julian Nagelsmann, Tunjuk Thomas Tuchel Jadi Pengganti
Kamis, 23 Maret 2023 06:21 WIB
Konsumsi Meningkat, Manusia Terancam Krisis Air pada 2050
Kamis, 23 Maret 2023 17:14 WIB
MAXstream dan Evos Esports Rilis Film Orisinal "Suka Duka Uni Unaa"
Kamis, 23 Maret 2023 06:01 WIB
Uni Eropa: Permukiman Ilegal Israel Hambat Perdamaian
Jum'at, 24 Maret 2023 06:06 WIB
Ilmuwan Temukan Peradaban Bawah Laut Misterius, Ini Lokasinya
Selasa, 07 Februari 2023 15:04 WIB
Kasmarni-Bagus Cek Pelayanan Pelabuhan RoRo Gunakan e-Ticketing
Rabu, 15 Maret 2023 15:30 WIB
DPRD Pekanbaru Ingatkan Instansi Terkait Antisipasi Semua Kemungkinan
Senin, 22 April 2024 22:13 WIB
Manfaatkan Kekuatan CBR250RR, Pebalap Astra Honda Kibarkan Merah Putih di ARRC China
Senin, 05 Februari 2024 15:55 WIB
Gelar Rapat Evaluasi, Misbah Pastikan Upaya Proses Penyelesaian Sengketa Dilakukan dengan Baik dan Cepat
Kamis, 25 April 2024 12:02 WIB
Evaluasi Kinerja untuk Pilkada 2024, Puluhan Panwascam se-Pekanbaru Serahkan Berkas Pendaftaran
Kamis, 09 Mei 2024 10:45 WIB
Naik 2,77 Persen, Riau Provinsi dengan Kenaikan NTP Tertinggi Kedua di Sumatera
Kamis, 04 April 2024 20:42 WIB
Capella Honda Ajak Konsumen Setia Honda Buka Puasa Bersama
Kamis, 09 Mei 2024 09:16 WIB
Lawan Guinea, Shin Tae-yong Cemaskan Lini Belakang Indonesia
Kamis, 09 Mei 2024 08:26 WIB
Siapkan Payung, Hujan Disertai Petir Diprediksi Kembali Guyur Riau Hari Ini
Selasa, 13 Februari 2024 19:49 WIB
Hadirkan Layanan Broadband Terdepan, Telkomsel Siap Sukseskan Pemilu 2024
Minggu, 28 April 2024 20:48 WIB
Capai Ratusan Pengunjung, Pameran Honda Sukses Tarik Perhatian Masyarakat
Rabu, 07 Februari 2024 21:07 WIB
Sembilan Startup Terbaik NextDev Masuki Tahap Inkubasi
Rabu, 28 Februari 2024 19:13 WIB
Telkomsel dan Ericsson Berkolaborasi Perkuat Pengembangan Evolusi 5G dan Dukung Indonesia Capai Target Nol Emisi Karbon
Sabtu, 12 Agustus 2023 19:36 WIB
Menteri Bahlil Puji Optimalisasi Penggunaan Energi di Wilayah Operasional PT RAPP
Kamis, 21 Maret 2024 21:59 WIB
Pj Walikota Pekanbaru Buka Pesantren Kilat BKMT
Selasa, 26 Maret 2024 10:03 WIB
Safari Ramadan di Rangsang Pesisir, Asmar ingatkan Bahaya Karlahut
Selasa, 23 Mei 2023 16:28 WIB
Staf Khusus Menkumham Sambangi RAPP Pelalawan, Sosialisasikan Kekayaan Intelektual
Rabu, 20 Maret 2024 22:53 WIB
Safari Ramadan di Payung Sekaki, Pj Walikota Ajak Warga Bina Hubungan Baik dengan Allah dan Manusia
Sabtu, 20 Januari 2024 12:01 WIB
Wakil Ketua DPRD Ginda Burnama Hadiri Grand Opening Rumah Bayi
Senin, 26 Februari 2024 10:43 WIB
Jelang Pilkada, Komisi I DPRD Meranti Datangi Kesbangpol Pekanbaru
Senin, 12 Februari 2024 13:38 WIB
Pemilu Sudah Dekat, Pimpinan DPRD Pekanbaru Ajak Masyarakat Tidak Golput
Minggu, 18 Februari 2024 15:37 WIB
DPRD Pekanbaru Apresiasi Komitmen Pj Walikota Muflihun Perbaiki Jalan Rusak
Jum'at, 16 Februari 2024 15:07 WIB
Penyerahan Aset Jalan dari Pemko Lamban, Jadi Pertanyaan Anggota DPRD Pekanbaru
Kamis, 01 Februari 2024 17:37 WIB
Dimeriahkan Micky AFI, Pj Walikota Pekanbaru Buka Jambore PKK dan BKMT Bukit Raya
Sabtu, 06 Januari 2024 13:52 WIB
Apel Sinergitas TNI Polri Wujudkan Pemilu Damai, Ini Pesan Ketua DPRD Kota Pekanbaru
Jum'at, 15 Maret 2024 19:00 WIB
FOX Hotel Pekanbaru Hadirkan "Kampuang Babuko" selama Bulan Ramadan
Selasa, 05 Maret 2024 20:15 WIB
Bantu Sosialisasikan Program Pemko Pekanbaru, Pj Wako Apresiasi RT/RW
Jum'at, 23 Februari 2024 15:19 WIB
DPRD Pekanbaru Dorong Percepatan Pembangunan Flyover Simpang Garuda Sakti
Selasa, 20 Februari 2024 15:15 WIB
Antisipasi Ricuh Pasca Pemilu 2024, Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Ingatkan Masyarakat Agar Tetap Tenang
Minggu, 11 Februari 2024 15:51 WIB
Menjelang Pemilu, DPRD Pekanbaru Ingatkan Caleg Jangan Lakukan Serangan Fajar
Kamis, 08 Februari 2024 14:55 WIB
Usai Pemilu, DPRD Pekanbaru Berharap Masyarakat Bisa Fokus ke Perekonomian
Selasa, 06 Februari 2024 14:47 WIB
DPRD Dukung Program Kerja Pengurus Dekopinda Kota Pekanbaru 2023-2028
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'
Rabu, 08 Mei 2024
Ini Pesan Sekum PP Muhammadiyah Pada Silaturrahmi Syawal 1445 H Muhammadiyah Riau
Rabu, 08 Mei 2024
Smartfren Raih CSR & PDB Awards 2024 dari Kementerian Desa PDTT
Rabu, 08 Mei 2024
Wamen BUMN Resmikan The Gade Tower, Green Building Milik Pegadaian
Rabu, 08 Mei 2024
Ini Pemenang Lomba Karya Jurnalistik Sawit 2024 Elaeis Media Group
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru
Kamis, 25 April 2024
Rekomendasi HP Samsung Terbaik di Harga 2 Jutaan, Apa Saja?
Sabtu, 20 April 2024
7 Keunggulan Samsung Galaxy S23 Ultra, Dapatkan di Blibli
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati
Selasa, 07 Mei 2024
Seleksi Ketat Beasiswa Pendidikan di Kota Dumai, 49 Peserta Bersaing dalam Ujian Tertulis dan Wawancara
Selasa, 07 Mei 2024
Wisuda ke-68, Rektor: Unilak Semakin Dipercaya Masyarakat Riau dan Indonesia
Senin, 06 Mei 2024
261 Lulusan Sekolah Pascasarjana Unilak Diyudisium
Senin, 06 Mei 2024
Pengurus ASPIKOM Wilayah Riau Periode 2023-2026 Resmi dilantik
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya
Terpopuler
01
Kamis, 02 Mei 2024 21:06 WIB
10 Tahun Buron, Mantan Pejabat Pemko Pekanbaru Ditangkap
02
Jumat, 03 Mei 2024 14:27 WIB
Ditutup, Masyarakat Kembali Diingatkan Tidak Melintas di Jalan Sudirman Pekanbaru
03
Jumat, 03 Mei 2024 13:54 WIB
Eks Bupati Sukarmis Ditahan Jaksa Atas Dugaan Korupsi Proyek Hotel Kuansing
04
Kamis, 02 Mei 2024 16:13 WIB
Lancang Kuning Carnival, Berikut Jadwal Penutupan Jalan di Pekanbaru
05
Senin, 06 Mei 2024 15:30 WIB
Jaksa di Riau Diingatkan untuk Hidup Sederhana
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari
Selasa, 30 April 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Ucapkan Selamat Atas Penabalan Gelar Adat Kepada Kajati Riau
Senin, 29 April 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Apresiasi Pekanbaru Juara Umum Gelaran MTQ Tingkat Provinsi Riau
Jumat, 26 April 2024
Penerimaan CPNS dan PPPK Pekanbaru Dapat Persetujuan Prinsip dari Kemenpan RB
Senin, 22 April 2024
Kepala BKPSDM Ikut Semarakkan Pawai Taaruf MTQ Riau di Dumai
Indeks Berita