Masjid Ar-Rahman yang berada di Jalan Sudirman, Pekanbaru.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Masjid Ar-Rahman yang berada di Jalan Sudirman, Pekanbaru ternyata dibangun pada era kolonial Belanda, sekitar tahun 1930.
Masjid tersebut berasal dari tanah wakaf seorang bangsawan Jawa bernama Raden Sastro Djaya Ningrat seluas 300 meter persegi.
Pengurus Masjid Ar-Rahman, Yusrialis menceritakan, masjid tersebut pertama kali dibangun seluas 8 meter kali 8 meter dengan bahan kayu dan atap dari daun.
"Untuk dana operasionalnya dibantu oleh masyarakat sekitar di Jalan Cut Nyak Dien, Sumatera, Pinang menyumbang untuk operasional masjid," kata Yusrialis, Jumat (8/4/2022).
Dari cerita yang beredar, Raden Sastro Djaya Ningrat merupakan kepala desa dulunya di Kota Pekanbaru. Diketahui ia memerintah di tiga zaman, yakni zaman kolonial Belanda, zaman pendudukan Jepang, dan setelah kemerdekaan Indonesia.
Lanjutnya, tahun 1960 masjid tersebut diubah menjadi beton, kemudian dibina kegiatannya oleh ulama Abdullah Hasan yang merupakan orangtua dari Walikota Pekanbaru periode lalu, yaitu Herman Abdullah.
"Dari segi bangunan, perpaduan Asia dan Timur Tengah. Tergambar dari struktur bangunan Masjid Agung Ar-Rahman," cakapnya.
Sementara itu, untuk tahun 2006, Masjid Ar-Rahman diperluas setelah mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau sehingga area masjid menjadi lebih luas.
Selanjutnya, di tahun 2007, Pemko Pekanbaru turut melengkapi segala sarana dan prasarana yang mendukung untuk Masjid Ar-Rahman.
Penulis | : | Bintang |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serba Serbi, Kota Pekanbaru |