
![]() |
Ilustrasi.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan sudah ada petunjuk dari instruksi Permendagri terkait pergeseran anggaran untuk difokuskan pada penanganan dan antisipasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Sapi.
Pemprov Riau, kata Gubernur, juga didampingi oleh BPKP untuk tertib administrasi.
"Semua daerah harus siap, terutama obat-obatan untuk hewan yang sakit," kata Gubri, Kamis (23/6/2022).
Syamsuar melanjutkan, bahwa ke depannya pemerintah pusat menyiapkan vaksinasi, dan pihaknya di Riau siap menunggu.
"Kita juga sudah mempersiapkan tim vaksinasi. Ada 170 vaksinator yang kita siapkan. Yang akan bekerja melakukan vaksinasi kepada hewan di Provinsi Riau," tukasnya.
Lebih jauh, Gubernur Syamsuar meminta seluruh kabupaten/kota yang mempunyai posko-posko pengawasan bisa memonitor perkembangan hewan yang ada di daerah masing-masing.
"Kita maksimalkan agar penyembelihan hewan kurban pada tahun ini aman," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak enam kabupaten di Provinsi Riau sudah terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak. Terakhir Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) yang wilayahnya masuk zona merah penularan PMK.
"Sekarang sudah enam kabupaten di Riau terpapar PMK. Terakhir Inhu masuk zona merah PMK," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, Herman didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Faralinda Sari, Senin (20/6/2022).
Lebih lanjut Herman mengatakan, saat ini sudah 225 ekor sapi di Provinsi Riau terpapar PMK hewan ternak. Dengan rincian, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) 53 ekor, Siak 26 ekor, Indragiri Hilir 24 ekor, Bengkalis 100 ekor, Kampar 16 ekor, dan Inhu 6 ekor.
"Dari 225 ekor sapi yang terpapar PMK, 84 ekor sapi sudah dinyatakan sembuh. Sapi yang sembuh itu tedapat di empat daerah, yaitu Kabupaten Rohul 5 ekor, Siak 5 ekor, Inhil 12 ekor, Bengkalis 48 ekor, dan Kampar 14 ekor. Sedangkan di Inhu belum ada sapi yang sembuh, karena kasus di Inhu masih baru," terangnya.
Karena itu, lanjut Herman, saat ini pihaknya, tim dokter hewan baik provinsi dan kabupaten terus melakukan tindakan pengobatan terhadap sapi yang terpapar PMK, sambil menunggu vaksin PMK dari pusat datang ke Riau.
"Tim dokter hewan sudah melakukan tindakan pengobatan sapi yang terpapar PMK. Dimana petugas kesehatan hewan sudah memberikan pengobatan suportif dan penanganan infeksi sekunder. Seperti memberi vitamin, antibiotik, dan desinfeksi kandang ternak," ujarnya.
Selain pengobatan, lanjut Herman, petugas juga sudah melakukan isolasi hewan ternak yang sakit, agar tidak menular ke ternak lainnya.
"Kemudian petugas juga melakukan komunikasi, informasi dan edukasi ke peternak, pengurus desa, dan masyarakat sekitar. Lalu, dilakukan surveilans, pengamatan ke ternak di sekitar kejadian kasus, apakah sudah ada ternak lain yang memiliki gejala yang sama," terangnya.
Dari tindakan yang dilakukan petugas kesehatan hewan terhadap sapi PMK, kondisi sapi perkembangannya membaik. Karena sejauh ini belum kita temukan sapi yang terpapar PMK kondisi parah.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |













01
02
03
04
05







