Kerusuhan di Kanjuruhan, Malang. Foto: Jawapos.com
|
(CAKAPLAH) - Kabar duka datang dari pentas sepak bola Indonesia. Ratusan suporter dikabarkan meninggal dunia dalam kerusuhan Kanjuruhan, usai pertandingan bertajuk Derbi Jatim, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Dikutip dari jawapos.com, ribuan Aremania tiba-tiba merangsek masuk ke lapangan dan merusak berbagai fasilitas stadion. Bahkan mobil polisi juga dibakar massa. Menghadapi ‘serbuan’ Aremania, polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau massa yang kian beringas. Kerusuhan itu pecah usai Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya yang merupakan rival klasiknya.
Akibatnya, puluhan suporter terkapar tak berdaya. Ada yang pingsan, ada pula laporan yang menyebut mereka meninggal dunia karena kekurangan oksigen.
Awalnya, akun Instagram Arekmalang_id menyebut sedikitnya 15 orang meninggal dunia akibat kericuhan di Kanjuruhan ini. Bahkan ada di antaranya anak-anak.
“Info korban MD 15 orang itu valid, akan tetapi info korban MD 40 orang masih admin update terlebih dulu mengenai keaslian info tersebut,” tulis seperti dikutip dari grup Pojoksatu.id, JawaPos.com.
Kabar lebih mengejutkan disampaikan akun twitter Tio Nugroho @t10nugroho bahkan menyebut ada 60 suporter meninggal dunia akibat kerusuhan Kanjuruhan itu.
“Korban meninggal sudah 60 orang hingga pukul 01.00 WIB,” cuit akun tersebut, dipantau Pojoksatu.id, Minggu (2/10/2022) dini hari.
"Kemungkinan masih bisa bertambah karena kapasitas RS tidak mampu menampung, banyak korban (kebanyakan terkena gas air mata) yang tidak bisa mendapatkan penanganan saat ini, kita doakan bersama ya guys,” lanjutnya.
Sementara itu, kekinian, polisi mengkonfirmasi, total ada 127 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang ini. Data ini dikonfirmasi oleh kepolisian yang dihimpun dari beberapa rumah sakit yang menjadi tujuan jenazah.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta memastikan ada 127 orang yang meninggal dunia karena kerusuhan di pertandingan Sabtu malam (1/10/2022). Korban tersebut berasal dari Aremania dan petugas kepolisian yang tengah bertugas.
"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal di stadion ada 34 (orang)" ucap Nico Afinta saat memberikan keterangannya di Mapolres Malang pada Minggu pagi (2/10/2022).
Ditulis Okezone.com, korban yang meninggal di rumah sakit mayoritas nyawanya tak tertolong karena sudah dalam kondisi memburuk setelah kerusuhan yang terjadi. Mereka mayoritas menjalani sesak napas dan terjadi penumpukan sehingga terinjak - injak karena panik akibat tembakan gas air mata.
"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," paparnya.
Dari sanalah akhirnya para korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat mulai RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Kanjuruhan, hingga ada yang dilarikan ke rumah sakit di Kota Malang.