"Seorang pemimpin adalah penyalur harapan." - Napoleon Bonaparte

BUKAN tak bahagia, Adi, petani sawit warga Desa Ulu Pulau, Kecamatan Bengkalis, hanya sedikit nanar saat hendak melanjutkan perjalanan menuju penampungan panen tandan buah segar (TBS) sawit milik Basuki di Desa Bantan Air, Kecamatan Bantan. Jaraknya sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya 8 kilometer dari kebun milik Adi di Desa Bantan Timur.

Namun, sedikit kecut di hati Adi muncul saat kesulitan seakan menatapnya lekat begitu akan melalui jalan poros Bantan Air menuju penampungan Basuki. Ia hendak mengantarkan hasil panen kebunnya ke rumah Basuki.

Adi kadung terbayang beratnya tandan-tandan sawit dalam keranjang di boncengan sepeda motornya pasti akan membuatnya oleng ke kanan atau kiri dalam perjalanan. Jalan yang belum rata dan serakan kerikil di permukaan jalan menjadi tantangan bagi Adi untuk menjemput Rupiah ke penampungan Basuki.

“Kalau jalan bagus, dari kebun ke sini (lokasi penampungan) paling kurang lebih 10 menit sampai," terang Adi, Sabtu (18/2/2023).

Ayah dua orang anak ini menuturkan lagi, kondisi jalan yang belum mulus sempurna di jalan poros lingkar Bantan Air memang menjadi hambatan baginya dan warga lainnya untuk mendongkrak perekonomian. Mobilitas mereka sedikit terganggu perkara jalan yang belum licin itu.

"Sekarang ini kan, dengan kondisi seperti ini, jalan masih ada kerusakan, waktu tempuh agak lama lah. Sebab harus pelan-pelan biar kita tidak jatuh, karena yang dibawa beban berat,” ucap Adi merujuk pada TBS sawit miliknya.

Pun demikian, Adi bersyukur. Kendati harus melewati kondisi jalan yang berlubang-lubang, jalan tersebut masih bisa dilalui.

“Masih bisa dilewati, yang agak parah tu di Bantan Timur, kalau yang saya lewati masih Alhamdulilah. Apalagi lubang-lubang itu udah di-base,” tuturnya lagi.

Adi (baju biru muda) mengeluarkan hasil panen sawit dari keranjang begitu tiba di lokasi penampungan TBS Sawit Basuki di Desa Bantan Air. Foto: Agustiawan

Begitu tiba di penampungan Basuki, Adi langsung membongkar muatan motornya. Berpuluh-puluh kilogram TBS sawit ditimbang. Sejenak kemudian, lembaran Rupiah diangsurkan Basuki kepada Adi. Hampir setengah juta Rupiah ia selipkan ke kantong celana jins-nya. Ia tersenyum, sumringah sang istri dan tawa riang anak-anaknya berkelebat.

Perjuangannya hari ini kembali menghasilkan uang demi keluarga tercinta. Besok aktivitas ini akan diulangnya lagi. Lusa juga demikian. Ia akan terus menjaga kehati-hatian saat melintas di jalan poros lingkar Bantan Air sembari membawa hasil panennya ke penampungan Basuki.

Perjuangan Adi hanyalah satu contoh dari sekian banyak warga yang saban hari melalui jalan poros Bantan Air-Muntai. Rasanya tak salah, bila Adi dan warga lainnya menjaga asa, berharap pemerintah memenuhi keinginan mereka untuk segera menyelesaikan pengerjaan jalan ini. Menunggu dengan riak-riak senang untuk sang pemimpin daerah segera menyalurkan harapan mereka. Harapan agar jalan yang mereka lalui sehari-hari terwujud lebih mulus, lebih kokoh, seperti penggal-penggal jalan lainnya yang sudah cantik.

Pemerintah Kabupaten Bengkalis memang berkomitmen menyelesaikan pembangunan jalan poros tersebut. Sejauh ini, progresnya sebenarnya sudah dirasakan warga. Tak heran, warga tetap menjaga sabar dan yakin perhatian pemerintah terhadap pembangunan jalan poros ini tetap besar.

Terlebih, seperti diutarakan Adi, setiap tahun ia menyaksikan pelan-pelan dan secara bertahap, jalan utama Bantan Air menuju ke Muntai terus ada peningkatan pembangunan.

“Tahun kemarin yang di depan tu baru bangun, Rp9 miliar anggarannya. Kalau konsisten setiap tahun selesai ni,” sebut pria berbadan gempal itu sembari menunjuk jalan yang baru dibangun Pemkab Bengkalis, tepat di depan penampungan Basuki.

Optimisme Adi akan komitmen Pemkab Bengkalis menuntaskan pembangunan infrasruktur jalan di daerahnya juga diakui warga lainnya, Paung.

Kata Paung, meskipun pembangunan jalannya bertahap, itu tak jadi soal.

Warga Desa Bantan Air ini menilai, menuntaskan pembangunan jalan poros dari Bantan Air menuju Bantan Sari dan Muntai memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Menurut hematnya, anggaran yang begitu besar bisa jadi salah satu kendala yang dihadapi pemerintah. Belum lagi masalah cuaca. Intinya, Paung tetap berbaik sangka kepada pemimpin negeri.

“Pemerintah sudah menunjukkan komitmennya. Tahap demi tahap jalan poros ini dibangun. Kualitas pembangunannya bagus, mulus jalannya,” kata pria kurus ini memuji.

Dia juga mengaku, progres pembangunan jalan sudah bisa dinikmati warga. Pergerakan masyarakat sangat didukung jalan yang sudah mulai bagus. Pun ekonomi warga yang ikut terbantu karena tingkat mobilitas yang semakin baik.

Paung menilai, pembangunan jalan  poros dari Bantan Air menuju Bantan Sari dan Muntai memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Selama pemerintah melanjutkan pembangunannya, maka warga akan sangat terbantu.

“Kalau tempat kami Alhamdulillah dah baguslah. Jalan mulus. Paling tinggal sedikit lagi. Tinggal arah ke Bantan Sari ke Muntai. Itu paling agak-agak sekitar 11 kilometer lagi,” kata Paung sembari mengibaskan celananya, bersiap berlalu menuju jalan yang lebih mulus.

Bersyukur Jalan Semakin Elok

Kepala Desa Bantan Air Zulkarnain mengungkapkan rasa syukur atas pembangunan jalan poros Bantan Air yang secara bertahap terus dibangun Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Hari ini, katanya, jalan Bantan Air sudah berangsur mulus. Aman dan mudah dilalui.

"Kami bersyukur, Pemerintahan Ibu Kasmarni berkomitmen menyelesaikan jalan poros ini. Tahun kemarin 1 kilometer. Tahun ini dibangun lagi 1 kilometer. Bertahap begitu tak masalah, yang penting setiap tahun dibangun," ucap Zulkarnain, Kamis (23/2/2023).

Selain itu, menurut orang nomor satu di kampung tersebut, kondisi jalan poros Desa Bantan Air belum tergolong sangat parah. Jalan yang ada kini, meski terdapat kerusakan, masih layak dilewati kendaraan.

"Tahun ni lanjut lagi sekilo (1 km), sisa 4 km jalan poros desa kami ni. Yang ada tu tidak rusak betul, kami bersyukur betul lah. Kalau dipikir-pikir mungkin di tempat lain ada yang lebih parah dari jalan desa kami ni," imbuhnya lagi dengan logat melayu yang kental.

Menurut Zulkarnain, sebenarnya, kondisi jalan dan jarak tempuh dari Kota Bengkalis sekitar 30 kilometer tidak berdampak pada harga barang-barang di Desa Bantan Air. Katanya, harga masih normal layaknya di desa-desa lain. Sebab, jalan yang ada tetap bisa dilalui dengan baik dan tidak menyulitkan distribusi barang-barang ke desa ini.

"Kami Desa Bantan Air ini jumlah penduduknya 2.200 jiwa dan 560 KK. Sejauh ini, persoalan jalan yang kemarin rusak dan berangsur elok ini dampaknya terhadap harga barang tidak ada. Misalnya harga telur di tempat orang dengan tempat kita ini, sama saja," tuturnya.

Namun, bila jalan itu menjadi lebih elok, maka akan jauh lebih baik lagi untuk mendukung aktivitas masyarakat di Desa Bantan Air.

Setiap Tahun Dianggarkan

Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang menyatakan komitmen menuntaskan jalan lingkar Pulau Bengkalis. Termasuk jalan poros lingkar Bantan Air menuju Muntai.

Hal itu merupakan prioritas pembangunan di era kepemimpinan Bupati Bengkalis Kasmarni dan Wakil Bupati Bagus Santoso. Pasangan julukan KBS ini memasukkan penuntasan pembangunan infrastruktur jalan poros ke dalam 8 program unggulan.

KBS komit menjadi pemimpin penyalur harapan masyarakat untuk terwujudnya infrastruktur yang memadai demi mendorong perekonomian.

Kepala Dinas PUPR Ardiansyah, ST., MT mengatakan komitmen Pemerintah dalam penuntasan jalan poros dibuktikan dari kucuran anggaran lima tahun belakangan ini. Dari data yang dipaparkan Kepala Dinas PUPR, Tahun 2019 peningkatan Bantan Air -Bantan Timur sepanjang 2.497 meter Rp18,657879 miliar.

Kondisi sebagian ruas Jalan Poros Bantan Air yang belum mulus namun masih bisa dilewati oleh masyakarat. Foto: Agustiawan

Kemudian Tahun 2020, peningkatan dengan nama nomenklatur kegiatan yang sama Bantan Air- Bantan Timur satu paket 955,5 meter Rp9,544 miliar. Tahun 2022 Bantan Air-bantan timur 999,5 meter Rp9,672 miliar.

Dan Tahun 2023 ini, jalan Bantan Air-Bantan timur kembali dilanjutkan sekitar 800 meter dengan anggaran yang sudah disiapkan Rp10 miliar.

“Kalau sampai saat ini kita masih berpegang pada akses jalan poros untuk mengkoneksikan antar kecamatan antar desa untuk meningkatkan perekonomian,”ucap Ardiansyah.

Penyusunan program pembangunan di PUPR tegas Ardiansyah tetap mengacu pada RJMD yang telah ditetap Bupati Bengkalis.

Target Penyelesaian

Penyelesaian jalan poros lingkar Bantan Air- Muntai Kecamatan Bantan ditargetkan selesai 2025-2026 mendatang. Sistem pembangunan jalan diterapkan dua arah. Yakni, peningkatan pembangunan dari arah Bantan Air ke Muntai dan sebaliknya.

Tahun ini, dari arah Bantan Air ke Muntai di bangun sepanjang lebih kurang 1 kilometer. Kemudian dari arah Muntai ke Bantan Air 1 kilometer. Dua kegiatan pembangunan tersebut menelan anggaran Rp20 miliar.

“Untuk jalan lingkar poros Bantan Air-Muntai ini koneksi ada sekitar 11 kilometer lagi yang harus tersentuh pembangunan. Tahun ini dari arah Bantan Air ke Muntai 1 kilometer dan sebaliknya 1 meter. Artinya lanjutan pembangunan Tahun akan menyisakan 9 kilometer lagi dari 11 kilometer yang tersisa,” sambung Kadis PUPR Ardiansyah.

Pada Tahun 2024, ruas jalan poros tersebut kembali lanjutkan. Panjang pembangunan Bantan Air ke arah Muntai 2 kilometer dan Muntai ke Bantan Air 2 kilometer. Estimasi anggaran Rp40 miliar.

“Setelah 2024 artinya tersisa 5 kilometer lagi agar jalan ini terkoneksi. Ibu Bupati berharap jalan lingkar ini diselesaikan 2024, namun karena mengingat kemampuan keuangan daerah, kita targetkan penyelesaian jalan lingkar Bantan Air-Muntai pada Tahun 2025-2026,” cakapnya.

Pun demikian, sembari jalan elok yang didambakan masyarakat selesai dikerjakan sesuai target, Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui PUPR tetap melakukan pemeliharaan terhadap kerusakan bahu jalan yang berlubang dengan base agar jalan layak untuk dilewati kendaraan.