ROHUL (CAKAPLAH)-Masjid Agung Islamic Center Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) akhir-akhir ini menjadi perbincangan. Bukan karena keindahannya yang masyur namun karena kondisinya yang kotor dan tak terurus.

Sampah di mana-mana, pedagang yang tidak tertib, dan fasilitas masjid yang rusak menjadi pemandangan yang miris, mengingat masjid ini pernah menjadi masjid terbaik nasional dan Asia Tenggara.

Kegelisahan masyarakat terhadap kondisi Islamic Center Pasir Pengaraian tersebut akhirnya tertumpah. Seorang warga menggugah kondisi Masjid Agung Islamic Center yang kotor ke media sosial hingga akhirnya viral.

Masyarakat Rohul, baik yang di dalam ataupun luar Rohul, juga angkat bicara. Bahkan, sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Alinsi Masyarakat Peduli Rokan Hulu (AMPER) sempat akan menggelar aksi unjuk rasa sebagai saluran demokrasi.

Mendapat banyak kritikan, Pemkab Rohul akhirnya membuka diri. Dipimipin Bupati Rohul H. Sukiman, Pemerintah segera membenahi kondisi Masjid Agung Islamic Center Rohul sehingga masjid tersebut kini sudah tampak bersih.

Tidak anti dikritik oleh warganya, pemerintah Kabupaten Rokan Hulu membuka ruang dialog bagi masyarakat untuk menjelaskan duduk perkara persoalan Masjid Agung Islamic Center.

Dialog tersebut dipimipin langsung Sekda Kabupaten Rokan Hulu Muhamad Zaki selaku Ketua Umum Badan Pengelola Masjid Agung Islamic Center, di Ruang VVIP Masjid Agung, Senin (8/5/2023).

Turut hadir dalam dialog tersebut Asisten I Setdakab Rohul Fathanalia Putra, Kasat pol PP Ridarmanto, Kepala DLH Rohul Suparno, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Heri Islami dan pengurus Masjid Agung lainya.

Dalam kesempatan itu, Sekda menyampaikan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu berterima kasih terhadap kritikan yang disampaikan masyarakat.

"Pemerintah tidak anti kritik, kritikan yang baik dan membangun tentunya akan kita tindaklanjuti, seperti terkait Islamic Center yang saat ini sudah mulai dilakukan pembenahan dan atas nama pemerintah kami mengucapkan terimakasih atas kritikan yang disampaikan," cakap sekda.

Lantas, apa sebenarnya penyebab kurang maksimalnya pengelolaan masjid yang telah menjadi ikon negeri seribu suluk tersebut, berikut penjelasan sekda Rohul Muhamad Zaki.

1. Minim Anggaran
Dalam audiensi antara Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu dan Aliansi Masyarakat Peduli Rokan Hulu tersebut Sekretaris Daerah Muhamad Zaki mengakui kurang optimalnya pemerintah dalam mengelola Masjid Agung Islamic center. Hal itu disebabkan karena minimnya anggaran diakibatkan perubahan regulasi dalam penyaluran dana hibah yang tak lagi bisa disalurkan berturut-turut.

"Untuk operasional Masjid Agung Islamic Center setiap tahunnya dibutuhkan anggaran sebesar Rp 11 miliar," jelasnya.

Dikatakan Sekda, Pemkab Rohul sebenarnya sudah berupaya dengan menganggarkan kegiatan anggaran Masjid Agung Islamic Center melalui kegiatan OPD, namun lagi-lagi tidak optimal.

2. Trafo Listrik Terbakar
Sebagai masjid terbesar di Rohul, Masjid Agung Islamic Center Rohul membutuhkan daya listrik yang cukup besar. Menurut Sekda untuk memenuhi kebutuhan listrik komplek Masjid Agung dibutuhkan Data 1.000 KVA yang selama ini didukung keberadaan trafo.

Namun, sejak Bulan April lalu, lanjut Sekda, trafo Masjid Agung tersebut terbakar sehingga daya listrik yang biasanya normal tidak dapat disuplai optimal.

3. Pedagang Kaki Lima dan Kebersihan Masjid
Diakui sekda, salah satu penyebab permasalahan kebersihan islamic center disebabkan karena menjamurnya aktivitas pedagang kaki lima di kawasan Masjid Agung. Di sisi lain petugas security dan juga kebersihan Masjid Agung saat ini jumlahnya terbatas.

"Kita berencana menata ulang pedagang di Masjid Agung, kita sedang menyusun skemanya, yang intinya bagaiamana pedagang ini tertata dan ikut menjaga kebersihan masjid, nantinya kita juga akan libatkan perbankan melalui program CSR," ujar Sekda.

Kordinator Aksi Alfimazda mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Rohul yang telah menerima aspirasi dan kegelisahan masyarakat terkait kondisi Masjid Agung Islamic Center Rohul.

"Kami berharap, jangan viral dulu baru pemerintah menindaklanjuti. Kami tidak memiliki sentimen kepada pemerintah tapi ini merupakan bentuk kepedulian kami untuk Kabupaten Rokan Hulu dan gerakan ini tidak ada ditunggangi kepentingan apapun," tegasnya.