Pekanbaru (CAKAPLAH) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau melalui Komisi Pengkajian dan Penelitian, menggelar webinar nasional dengan tema, "Peta Dakwah" selama dua hari mulai Rabu (15/12/2021).
Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten di bidangnya. Seperti pada hari petama ada Gubernur Riau Syamsuar, Sekjen MUI Pusat Dr Amirsyah Tambunan, Dr H Fairus MA, Kabid Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Riau, dan Wakil Ketua Umum MUI Riau Dr H Mawardi M Saleh MA.
Sementara pada hari kedua, Kamis (15/12/2021) besok ada Kapolda Riau Irjend Pol Agung Setyawan Effendi SIK MSI, mantan Rektor UIN Suska Riau dua periode Prof Dr H Nazir Karim MA, Ketua MUI Pekanbaru Prof Dr H Akbarizan MA MPd dan Ketua Komisi Pengakajian dan Penelitian MUI Provinsi Riau, Dr Husni Thamrin MSi.
Ketua Komisi Pengakajian dan Penelitian MUI Provinsi Riau, Dr Husni Thamrin sebegai pihak penyelenggara, mengatakan webinar ini diselenggarakan sejalan dengan probematika yang tengah dihadapi oleh umat Islam saat ini.
"Banyak masalah yang dihadapi umat Islam saat ini mulai dari masalah kecil maupun yang besar. Kesiapan mental, kedewasaan berpikir dan bersikap dalam menghadapi masalah harus kita miliki sehingga banyaknya masalah yang dihadapi umat Islam tidak membuat kita menjadi pesimis akan kemungkinan umat ini meraih kembali kejayaannya seperti yang pernah diraih umat Islam beberapa abad yang lalu," ujar Husni mengawali sambutannya.
Dosen UIN Suska Riau itu mengatakan setidaknya ada enam problematika yang dihadapi umat muslim saat ini mulai dari problematika iman dan akhlak, problematika pemahaman terhadap Islam, politik, ekonomi, ukhuwah dan persatuan, dan problematika dakwah.
"Islam adalah agama dakwah, karena itu Islam akan berkembang pesat apabila didakwahkan ke berbagai penjuru dan khalayak. Itu pula sebabnya mengapa dakwah menjadi kewajiban yang harus diemban oleh setiap muslim, bukan hanya oleh mereka yang selama ini disebut dengan ustaz, khatib, muballigh atau kiyai dan ulama. Yang terjadi, dakwah baru diemban oleh sedikit dari umat, itupun para da'inya belum terbina dengan baik dengan potensi yang baru apa adanya, belum kepada yang seharusnya," jelas Husni lagi.
Sementara itu Ketua Umum MUI Provinsi Riau yang diwakili Wakil Ketua Umum Dr Mawardi M Saleh, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap Komisi Pengakajian dan Penelitian MUI Provinsi Riau yang telah menyelenggarakan webinar nasional tersebut. Apalagi tema yang diangkat dalam webinar yang diikuti oleh ratusan peserta itu, mengangkat tema yang hebat dan pemateri yang berkompeten di bidangnya.
"Dakwah tujuannya adalah menyampaikan ajaran Islam secara tepat, menyampaikan pesan-pesan bahwa Islam adalah rahmatan lilalamin. Oleh sebab itu perlu ada peta dakwah," jelas Mawardi.
Dosen bidang Fiqih tersebut mengungkapkan bahwa peta dakwah harus dimulai dari penyusunan data-data dan fakta yang valid, lalu dianalisis dengan SWOT baru dibuat perencanaan yang matang. Peta ini harus dibuat berdasarkan data. Baru dakwah itu maksimal sesuai dengan yang diinginkan Rasulullah," jelas alumni Madinah itu.
Ia menilai dakwah apabila dilakukan sesuai dengan petanya maka akan berdaya guna atau tepat sasaran. Peta dakwah juga berujung pada perencanaan, menentukan skala prioritas yang perlu segera ditangani.
Pada kesempatan yang sama Mawardi juga menyinggung soal materi dakwah yang disampaikan para dai harus sejalan dengan program pemerintah bukan sebaliknya, bertentangan dengan kebijakan nasional.
"Agenda-agenda yang dibuat pemerintah demi kepentingan nasional harus masuk dalam peta dakwah. Apa yang menjadi agenda pemerintah yang baik untuk kemaslahatan masyarakat harus didukung oleh dai-dai. Dakwah yang disampaikan dai harus menyambung dengan kebijakan pemerintah. Dan dai harus ikut mensosialisasikan gagasan pemerintah tersebut," jelasnya.
Apalagi masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, dan tidak mungkin pemerintah membuat kebijakan yang mendobrak kepentingan umat Islam. "Pemerintah dalam membuat kebijakan tentu akan berpihak kepada umat Islam. Salah satunya adalah yang digalakkan bank syariah dan Badan Wakaf Indonesia (BWI)," kata Mawardi lagi.
Penulis | : | Jef Syahrul |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |