MERANTI (CAKAPLAH) - Saat akan dibangun ulang, Dinas PUPR-PKPP Provinsi Riau harus betul-betul memperhitungkan kekuatan tiang penyangga jembatan perawang Tasikputri Puyu. Pasalnya, jika program Gubernur Syamsuar menghubungkan pulau Bengkalis-Meranti terwujud, pasti akan banyak kendaraan besar melintas di jembatan tersebut.
Harapan itu disampaikan Afriadi Cik, tokoh pemuda Desa Bandul Kecamatan Tasikputri Puyu, Rabu (16/8/2023).
Baca: Begini Pengakuan Saksi Detik-detik Ambruknya Jembatan Perawang
Kata Afriadi, selaku masyarakat setempat, dia berharap perbaikan atau pembangunan ulang jembatan perawang yang menghubungkan Desa Selatakar - Desa Bandul bisa segera dilaksanakan. Sebab, ini merupakan satu-satunya akses transportasi darat baik tujuan ibukota kabupaten (Selatpanjang) maupun ke Bengkalis.
"Kami sebagai masyarakat setempat berharap perbaikan bisa dilakukan secepatnya. Mengingat, paska ambruknya jembatan itu, aktivitas warga sangat terganggu," kata Afriadi saat bincang-bincang dengan CAKAPLAH.com.
Sebelum dibangun ulang, Afriadi berharap Dinas PUPR-PKPP Riau betul-betul memperhitungkan kekuatan kontruksi tiang penyangga jambatan. Karena, jika program menghubungkan pulau Bengkalis-Meranti yang dicanang Gubernur Riau Syamsuar terwujud tentu jembatan itu akan dilewati banyak kendaraan besar atau kendaraan berat. Karena jembatan itu lah satu-satunya akses darat yang akan dilewati.
"Sama-sama kita ketahui bahwasanya program gubernur riau pak syamsuar, menghubungkan antara pulau bengkalis dengan Meranti. Jika program ini terwujud, jembatan bandul - selat akar pasti akan di llalui kendaran-kendaran berat yang akan mengangkut bahan pokok masyrakat dan hasil alam masyarakat setempat," kata Afriadi.
"Jika kontruksi dan bahan-bahan jambatan kualitasnya rendah, tidak bisa kita pungkiri akan terjadi amblas lagi," tambah Afriadi.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jembatan perawang yang menghubungkan Desa Selatakar dengan Desa Bandul ambruk pada, Senin (14/8/2023) malam. Tiang penyangga amblas dan menyebabkan sebagian badan jembatan tercebur ke sungai.
Meski tak ada korban jiwa, akibat kejadian ini, aktivitas warga menjafi terganggu. Listrik padam dan warga kesulitan untuk menyeberang. Kalau pun bisa menyeberang menggunakan pompong, biaya yang harus dikeluarkan lumayan tinggi, yaitu Rp 20 ribu per sekali jalan (Rp 40 ribu untuk ongkos PP).
Langkah cepat, Pemprov Riau akan membangun dermaga penyeberangan tak jauh dari jembatan ambruk ini. Dermaga itu akan dibangun di dua sisi dan menggunakan transportasi laut, pompong atau kempang nantinya.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Kabupaten Kepulauan Meranti, Pemerintahan |