PEKANBARU (CAKAPLAH) - Datangnya 13 warga negara asing yang diduga adalah pengungsi Rohingya ke Pekanbaru menjadi sorotan banyak pihak. Tak terkecuali dari Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution.
Bahkan mantan Kepala Dinas PUPR Kota Pekanbaru ini mengatakan jika Pekanbaru ini tidak cocok menjadi tempat penampungan bagi pengungsi Rohingya.
"Karena Menteri Luar Negeri juga bilang mestinya mereka itu ditempatkan terisolasi dan tidak berinteraksi dengan masyarakat tempatan. Makanya untuk di Pekanbaru tidak cocok," ujar Indra Pomi, Jumat (15/12/2023).
Karena penduduk Pekanbaru ini kan sudah ramai, ditambah lagi ini di tengah kota.
"Untuk di Pekanbaru juga kan sudah ada pengungsi lain dengan jumlah lebih dari 900 orang di Pekanbaru. Yang diantaranya itu juga sudah ada pengungsi etnis Rohingya," jelasnya.
Karena itu Indra menyatakan akan menyarankan kepada Pemerintah Pusat untuk mencari daerah lain guna menampung pengungsi Rohingya agar tidak mengganggu stabilitas keamanan di Kota Pekanbaru.
"Untuk pengungsi Rohingya yang diam-diam masuk ke Kota Pekanbaru yang jumlahnya dilaporkan ada 13 orang ini tentu akan diproses lebih lanjut. Sebab mereka masuk ke Kota Pekanbaru tanpa ada koordinasi dengan pihak yang berwenang," tegasnya.
Dan kemarin itu memang untuk 13 orang ini sudah dibawa oleh Polisi ke Rudenim. "Hari Senin kita akan rapat Forkopimda untuk membahas langkah-langkah kita seperti apa," ucapnya.
Disampaikan Indra Pomi lagi, melihat kondisi yang ada kemudian dari kriteria yang disampaikan Menlu, Pekanbaru memang tidak cocok sebagai tempat penampungan para imigran ini.
"Kita akan menunggu hasil rapat dengan pemerintah pusat lagi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru masih menunggu hasil verifikasi dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) terkait apakah itu pengungsi Rohingya asal Aceh atau bukan.
"Belum ada hasil (mereka asal dari mana). Pendataan nanti itu Rudenim. Selanjutnya akan dilakukan verifikasi oleh UNHCR, kemudian nanti dilaporkan ke kita," ujar Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) Syoffaizal, Kamis (14/12/2023).
Ia mengatakan UNHCR memang sedang berada di Aceh, namun kemungkinan malam ini akan sampai ke Pekanbaru.
"Malam ini akan datang UNHCR dari Aceh, Insya Allah akan diverifikasi oleh UNHCR untuk menentukan statusnya apakah orang asing ini benar pengungsi atau tidak. Mungkin dengan melihat status kartu atau bagaimana, kita serahkan sepenuhnya kepada UNHCR," Cakapnya.
"Mudah-mudahan dalam satu dua hari dapat menyelesaikan verifikasi nya. Kalau ternyata benar itu pengungsi, Insya Allah IOM nanti akan menempatkan mereka di tempat penampungan Community House yang ada," imbuhnya.
Dikatakan Kaban Kesbangpol Kota Pekanbaru ini, pagi tadi pihaknya sudah melakukan rapat bersama satgas PPLN. Dari hasil rapat tadi bahwa 13 orang tersebut diserahkan ke Rudenim nanti dari Rudenim akan melakukan pendataan selanjutnya akan dilakukan verifikasi oleh UNHCR.
"Kita menanti hasil pendataan dari rudenim. Kalau pendataan itu dari Rudenim, kalau verifikasi oleh UNHCR," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya sejumlah warga negara asing yang diduga merupakan pengungsi Rohingya, terlihat berkeliaran di jalanan Kota Pekanbaru, Kamis (14/12/2023) pagi.
Dari pantauan CAKAPLAH.COM, para pengungsi ini terlihat di Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru tepatnya di depan Kantor Konsulat Malaysia.
Berbekal minum dan makanan seadanya, mereka diduga sedang menunggu tempat tinggal resmi yang hendak ditempati.
Salah seorang masyarakat di sekitar bernama Angga mengatakan, para pengungsi Rohingya yang terlantar ini sudah ada di pinggir Jalan Sudirman sejak pagi hari tadi sekitar pukul 10.00 WIB.
“Sudah ada dari tadi mereka duduk-duduk di pinggir jalan ini. Belum tahu mereka juga mau ngapain,” ujar Angga.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |