PELALAWAN (CAKAPLAH) - Musibah banjir di awal tahun 2024 tercatat banjir terparah dan terlama yang terjadi di Kabupaten Pelalawan. 7 Kecamatan di kabupaten Pelalawan dan lebih 16 ribu jiwa terkena dampak banjir ini.
Ada sejumlah faktor yang mengakibatkan lamanya banjir menerjang kabupaten Pelalawan. Faktor pertama tentunya, akibat curah hujan yang tinggi berkepanjangan tiada henti-hentinya, saban hari.
Praktis saja, curah hujan yang tinggi ini menyebabkan sungai Kampar yang berada di kabupaten Kampar dan waduk PLTA Koto Panjang yang berada di hulu tidak mampu menampung debut air.
Menahan air dengan curah yang tinggi oleh pihak PLTA Koto Panjang berdampak tenggelamnya sebagian wilayah di Sumatera Barat tepatnya, Pangkalan Koto Baru. Sementara melepas buka pintu berdampak pula ke sejumlah wilayah hilir sungai Kampar dan bermuara ke kabupaten Pelalawan.
Faktor terbaru, lamanya durasi air sungai Kampar diperparah dengan kondisi air laut pasang. Kondisi air laut ini menjadi salah satu faktor biang air sungai Kampar tertahan dan tidak mengalir ke laut.
Kondisi air pasang inilah, membuat masyarakat yang berada di kabupaten Pelalawan tepatnya, Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Pelalawan menjerit-jerit.
Menurut pengakuan warga, akibat air pasang menyebabkan banjir terparah yang belum pernah mereka alami sepanjang sejarah. “Ini banjir terparah, selama ini belum pernah terjadi, kata Kohar salah seorang pengurus masjid Paripurna di Teluk Meranti.
Faktor lain, tentu akibat resapan air sudah mulai sirna. Hal ini menyusul pembabatan dan penggundulan hutan secara masif beralih fungsi menjadi perkebunan HTI ataupun perkebunan sawit.
Akibat faktor-faktor ini menyebabkan banjir terparah dan terlama. Kabupaten Pelalawan layak menjadi topik issu nasional, dari sekian banyak kabupaten kota di Riau mengalami nasib sama.
Hal ini mengingat kabupaten Pelalawan dilintasi jalan nasional, tepatnya, jalan lintas timur. Jalan nasional di kabupaten Pelalawan ini pula, lumpuh akibat diterjang banjir. Lebih dua pekan jalan tersebut terendam air luapan sungai Kampar.
Perekonomian terganggu, kerugian tidak bisa ditaksir. Korban berjatuhan dilapangan. Korbannya, adalah sejumlah kenderaan alami mogok mesin jim, bahkan ada pula sejumlah kenderaan terguling terperosot lalu dibawa arus sungai.
Korban-korban berjatuhan diakibatkan, jalan yang dilewati para sopir sudah berubah menjadi lautan. Para sopir harus meraba-raba badan jalan dengan tantangan ketinggian air sempat satu setengah meter.
Bupati Pelalawan H Zukri Misran, turun langsung ke titik terdalam Jalintim yang digenangi air membantu mendorong mobil yang alami mogok. Kepada CAKAPLAH.com kondisi banjir yang melanda jalan nasional harus menjadi perhatian oleh pemerintah pusat.
Perhatiannya, adalah kata bupati Zukri bisa saja membangun skema peninggian badan jalan, atau mempercepat proses pemagunan tol trans Sumatera, tol seksi Pekanbaru-Pelalawan.
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Unik Susanti |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau, Kabupaten Pelalawan |