Minggu, 28 April 2024

Breaking News

  • Catatan Banjir Terparah, Bupati Zukri: Ini Harus jadi Perhatian Pemerintah Pusat   ●   
  • Jalan Sudirman Ujung Tergenang Banjir, PUPR Riau Turunkan Ekskavator Amfibi Bersihkan Parit   ●   
  • Akibat Galian IPAL, Jalan Ahmad Dahlan dan Balam Ujung Pekanbaru Ambruk   ●   
  • Berhasrat Ikut Pilgub Riau, Syamsurizal Incar Septina jadi Wakil
Kelmi April 2024

CAKAP RAKYAT
Riau Lumbung Ikan dan Energi
Rabu, 20 Maret 2024 22:57 WIB
Riau Lumbung Ikan dan Energi
Rudy H. Saleh

Riau memiliki peran ganda sebagai salah satu "lumbung ikan dan energi" yang penting bagi Indonesia, karena wilayah Riau berbatasan dengan Selat Malaka dan laut china selatan, serta memiliki sungai-sungai besar yang kaya akan potensi sumber daya ikan.

Perairan pesisir Riau menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan, Termasuk ikan pelagis dan ikan karang, yang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat lokal, terutama yang tinggal di sepanjang garis pantai dan sungai-sungai besar. Nelayan tradisional dan nelayan kecil mengandalkan perikanan sebagai sumber pendapatan keluarga.

Hasil tangkapan ikan dan hasil perikanan lainnya diperdagangkan di pasar lokal maupun pasar regional, memberikan kontribusi penting bagi perekonomian lokal dan regional. Selain itu, hutan bakau yang melimpah di sepanjang pantai Riau juga memberikan lingkungan yang penting bagi reproduksi dan perlindungan ikan. Sehingga menjadikan Riau sebagai lumbung ikan yang berkontribusi pada produktivitas perikanan Indonesia.

Selanjutnya, daratan Riau memiliki sumber daya energi yang beragam, terutama minyak dan gas bumi seperti pada lapangan migas Blok Rokan, Blok CPP, Blok Malacca Straits, Blok Siak, Blok Kampar, Blok Lirik, Blok Langgak, Blok Mahato, Blok Bentu dan Blok Selat Panjang. Selain potensi migas tersebut, Riau juga memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, seperti energi matahari, biomassa dan biogas.

Potensi sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun memberikan kesempatan untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Sedangkan, lahan yang subur dari tanaman kelapa sawit di Riau juga memberikan potensi sumber energi terbarukan untuk pengembangan bahan bakar nabati (biofuel).

Limbah perkebunan sawit baik yang padat dan cair dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBiomassa) atau pembangkit tenaga biogas (PLTBiogas). Kemudian energi air dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) baik skala mini/mikro (PLTMH) maupun skala besar seperti PLTA Koto Panjang. Jika memungkinkan secara teknis dan ekonomis panas bumi, energi angin maupun energi laut lainnya dapat dikembangkan.

Dengan demikian, Riau memainkan peran yang signifikan sebagai lumbung ikan dan lumbung energi yang penting bagi Indonesia, yakni menyediakan sumber daya alam yang berharga dalam mendukung keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

Secara geografis Riau berada di tengah pulau Sumatera dengan luas wilayah 90.128,76 km2, terdiri dari luas wilayah perairan 21.029,14 km² meliputi laut 19.382,29 km² dengan panjang garis pantai 2.713 km dan perairan umum daratan (PUD) 1.646,85 km², serta luas daratan 89.083,57 km2 (Renstra DKP Provinsi Riau 2019-2024).

Terbagi menjadi 10 Pemerintahan Kabupaten dan 2 Pemerintahan Kota. Jumlah penduduk Riau pada tahun 2022 sebanyak 6.614.380 jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 1,95 persen.

Selanjutnya, produk domestik regional bruto Riau (PDRB) atas dasar harga berlaku sebesar 991.589,59 miliar rupiah dan atas dasar harga konstan sebesar 529.532,98 miliar rupiah dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,55 persen, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,36 persen (Provinsi Riau Dalam Angka 2023).

Seiring meningkatnya jumlah penduduk Riau, maka kebutuhan akan protein khususnya yang berasal dari komoditas perikanan akan terus meningkat setiap tahunnya. Laju pertumbuhan kebutuhan konsumsi ikan per tahun mencapai rata-rata 3,38 persen dari tahun 2016-2020. Sementara laju pertumbuhan produksi hanya tumbuh sebesar 1,31 persen dengan rasio produksi terhadap konsumsi selama kurun waktu 2016-2020 hanya sebesar -2,04 persen. (RPJMD Provinsi Riau tahun 2019-2024). Apalagi ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang baik, kedepan tentunya membutuhkan konsumsi sumber daya ikan dan energi yang cukup besar.

Lumbung Ikan

Lumbung ikan adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu tempat atau wilayah yang kaya akan sumber daya ikan. Istilah ini sering kali digunakan dalam konteks konservasi dan pengelolaan sumber daya perikanan. Sebuah lumbung ikan biasanya merupakan ekosistem perairan yang sehat dan produktif yang menyediakan habitat yang ideal bagi berbagai jenis ikan dan organisme akuatik lainnya. Lumbung ikan ini penting karena menyediakan sumber daya ikan yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat dan berkontribusi pada keanekaragaman hayati di perairan tersebut.

Riau merupakan salah satu lumbung ikan di Indonesia, karena memiliki potensi sumber daya perikanan yang cukup besar. Walaupun tidak sebesar potensi perairan di beberapa wilayah lain seperti Lampung (Teluk Lampung), Sulawesi Tengah (Teluk Tomini), Sulawesi Selatan (Teluk Bone), Papua Barat (Teluk Bintuni), atau Kepulauan Maluku.

Meskipun begitu, perikanan tetap menjadi salah satu sektor ekonomi penting di Riau. Mengenang sejarah pada tahun 1928 surat kabar De Indische Mercuur menulis bahwa Kota Bagansiapiapi pada masa lalu (sekarang Ibu kota Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau) adalah kota penghasil ikan terbesar kedua di dunia setelah Kota Bergen di Norwegia. Akan tetapi, sekarang produksi ikannya sudah agak menurun.

Dulu kota Bagansiapiapi terkenal sebagai penghasil ikan terpenting, sehingga dijuluki sebagai kota ikan.

Seperti uraian diatas, perairan Riau dengan luas wilayah 21.478 km2 dan panjang garis pantai 2.713 km, berdasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/PERMEN-KP/2014 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) masuk dalam WPPNRI 571 wilayah Selat Malaka dan WPPNRI 711 wilayah perairan Laut Cina Selatan.

Untuk WPPNRI 571 (Selat Malaka dan Laut Andaman) meliputi wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Riau mencakup Kabupaten Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Siak dan Kepulauan Meranti memiliki potensi lestari sumber daya ikan sebesar 425.444 ton dan yang boleh dimanfaatkan hanya 340.355 ton dengan alokasi untuk Provinsi Riau sebesar 36.809 ton. Jenis Ikan dominan yang tertangkap di WPPNRI 571 menurut Kepmen KP No. 75 Tahun 2016 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan di WPPNRI 571 adalah kembung, teri, selar, tongkol komo, gulamah /tigawaja, layang, udang putih/ jerbung.

Sedangkan WPPNRI 711 meliputi wilayah Provinsi Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, Riau mencakup Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan memiliki potensi lestari sumber daya ikan laut sebesar 767.126 ton dan yang boleh dimanfaatkan hanya 613.429 ton dengan alokasi untuk Provinsi Riau sebesar 32.742 ton.

Jenis Ikan dominan yang tertangkap di WPPNRI 711 menurut Kepmen KP No. 78 Tahun 2016 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan di WPPNRI 711 adalah tenggiri, tongkol, krai, tembang, selar dan manyung.

Pada tahun 2023, target produksi perikanan Provinsi Riau dari perikanan tangkapan laut sebesar 152.105,79 ton dan realisasi sebesar 139.671,17 ton atau mencapai 91,83 persen. Capaian produksi perikanan tangkap laut ini berpengaruh terhadap pendapatan usaha perikanan tangkap.

Pendapatan usaha perikanan tangkap memberikan gambaran tentang dinamika tingkat kesejahteraan nelayan. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan nelayan digunakan nilai tukar nelayan (NTN). NTN merupakan alat ukur kesejahteraan nelayan yang diperoleh dari perbandingan besarnya harga yang diterima oleh nelayan dengan harga yang dibayarkan oleh nelayan. Realisasi NTN Provinsi Riau sebesar 105,18, apabila dibandingkan dengan target tahun 2023 sebesar 112 telah mencapai 93,91 persen. Secara rata-rata NTN Provinsi Riau tumbuh positif sebesar 0.62 persen selama tahun 2022-2023, sehingga meningkat dari senilai 104,53 pada tahun 2022 menjadi 105,18 pada tahun 2023.

Sementara target produksi perikanan budidaya sebesar 126.344,73 ton dan realisasi 122.356,95 ton atau mencapai 96,84 persen. Capaian produksi perikanan budidaya berpengaruh terhadap Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPI). NTPI merupakan angka indek antara indeks harga yang diterima oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib).

Nilai tukar lebih besar dari 100 berarti pembudidaya mengalami surplus kenaikan harga produksi lebih tinggi dibanding kenaikan harga konsumsi, nilai tukar sama dengan 100 berarti pembudidaya mengalami impas kenaikan harga produksi sama dengan kenaikan harga konsumsi dan nilai tukar lebih kecil dari 100 berarti pembudidaya mengalami defisit kenaikan harga produksi lebih kecil daripada kenaikan harga konsumsi.

Pada tahun 2023, target NTPI Provinsi Riau sebesar 112 dan realisasi sebesar 101,37 atau mencapai 90,51 persen. Secara rata-rata NTPI Provinsi Riau tumbuh positif sebesar 2,70 persen selama tahun 2022-2023, sehingga meningkat dari senilai 98,63 pada tahun 2022 menjadi 101,37 pada tahun 2023. (DKP Provinsi Riau, 2024)

Lumbung Energi

Lumbung energi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah atau ekosistem yang memiliki tingkat produksi energi yang tinggi atau memiliki potensi besar untuk menghasilkan energi. Dalam konteks lumbung energi, Riau merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di tengah pulau Sumatera, memiliki potensi besar dalam menyediakan berbagai sumber daya energi, sebagai berikut :

Pertama, Sumber daya energi fosil, Riau sebagai daerah penghasil minyak dan gas bumi memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian dan menyediakan sumber daya energi yang penting bagi Indonesia sebesar 27,74 persen dengan total lifting minyak bumi pada tahun 2023 mencapai 67.939.776,08 barel dan gas bumi sebesar 29.331.159,61 MMBTU (Ditjen Migas, 2023).

Berdasarkan catatan SKK Migas, kinerja produksi minyak pada Blok Rokan yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tahun 2023 berada di level 161.623 BOPD terbesar di Indonesia. Sementara cadangan total (terbukti dan potensial) sumberdaya minyak dan gas bumi Riau sebesar 2.875,50 Juta barel minyak dan sebesar 1.093,8 billion kaki kubik (BCF) gas bumi, atau 39,40 persen dari 7.305,0 Juta barel cadangan total minyak dan 0,72 persen dari 151.331,40 BCF cadangan total gas bumi Indonesia.

Riau juga memiliki potensi sumberdaya batubara yang diperkirakan mencapai 1.800,1 juta ton dengan cadangan tereka dan terbukti sebesar 687.8 juta ton atau 2,1 persen dari cadangan total batubara Indonesia berjumlah 124.796,7 juta ton. Selain itu Riau masih memiliki sumber daya energi fosil lainnya seperti Coal Bed Methane (CBM) sebesar 2,08 TSCF, Shale Gas sebesar 25,59 TSCF, Shale Oil sebesar 697,44 MMBO dan bitumen sebesar 52,8 juta ton. (RUED Provinsi Riau, 2021-2050).

Kedua, Dalam penyediaan bahan bakar nabati (biodiesel), Riau berkonstribusi cukup besar mencapai 38,49 persen atau 3,336,302 Kiloliter dari total kebutuhan nasional mandatori B30 (Kepmen Menteri ESDM Nomor 252.K/10/MEM/2020), karena Riau memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia seluas 2.489.957 Ha dengan jumlah produksi tandan buah sawit (TBS) sebesar 8.235.040 ton (Riau Dalam Angka 2023) dan jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) 261 unit, dengan kapasitas produksi mencapai 11.660 ton/jam.

Ketiga, Selain potensi migas dan bahan bakar nabati, Riau memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) lainnya yang cukup besar diantaranya, energi air (mini/micro hydro) sebesar 961,84 MW, baru dimanfaatkan sekitar 12 persen atau 114,27 MW seperti PLTA Koto Panjang dan PLTMH tersebar dibeberapa daerah. Bioenergi terbagi atas biomassa sebesar 3.844 MW, dimanfaatkan sekitar 18,21 persen atau 700 MW dan biogas sebesar 325 MW dimanfaatkan sebesar 10,29 persen atau 33,45 MW.

Energi matahari 4,80 kWh/m2/hari dengan potensi energi matahari sebesar 450 MW atau bahkan bisa lebih besar lagi tergantung teknologi, baru dimanfaatkan sebesar 0,02 persen atau 1,28 MWp, serta arus laut dan limbah perkotaan (sampah). Jika memungkinkan panas bumi dan energi angin 3-6 m/det dapat dikembangkan. Secara keseluruhan total potensi EBT di Riau mencapai ± 5.950 MW yang bisa dibangkitkan menjadi sumber energi listrik, dan baru dimanfaatkan sebesar 848,90 MW atau mencapai 14,27 persen. (RUED Provinsi Riau, 2021-2050).

Saling Sinergi

Untuk mengoptimalkan lumbung ikan yang produktif secara berkelanjutan, serta mendukung transisi menuju ekonomi biru dan ramah lingkungan, membutuhkan ketersediaan energi baik dalam bentuk listrik maupun bahan bakar minyak (BBM) untuk berbagai kegiatan operasional nelayan. Penggunaan energi listrik dan bahan bakar minyak yang efisien sangat penting untuk menjaga produksi ikan tangkap, budidaya dan pengolahan ikan. Tidak hanya untuk mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga untuk mengoptimalkan biaya operasional. Biaya operasional total secara keseluruhan dari biaya energi listrik dan bahan bakar minyak bagi nelayan merupakan bagian yang signifikan.

Penggunaan energi listrik dan bahan bakar minyak bagi nelayan tangkap digunakan untuk penerangan di dermaga, pelabuhan, dan fasilitas pemrosesan ikan. Pengoperasian peralatan listrik seperti kulkas, freezer, mesin pemrosesan, pengisian daya peralatan komunikasi dan peralatan navigasi kapal, serta operasi peralatan pengolahan air laut, seperti instalasi desalinasi untuk mendapatkan air bersih di kapal.

Selanjutnya bahan bakar minyak bagi nelayan digunakan untuk bahan bakar kapal perikanan, termasuk kapal tangkap ikan, kapal pengangkut dan kapal penangkap. Bahan bakar minyak juga digunakan untuk mesin penggerak peralatan pengolahan, seperti mesin pembuat es atau penggilingan dan mesin diesel pembangkit listrik di kapal serta fasilitas pesisir.

Nelayan yang bergantung pada bahan bakar minyak, fluktuasi harga bahan bakar minyak berdampak besar terhadap peningkatan biaya operasional. Biaya bahan bakar merupakan salah satu komponen biaya operasional terbesar bagi nelayan. Ini termasuk pembelian bahan bakar solar, bensin, atau jenis bahan bakar lainnya yang digunakan untuk menggerakkan kapal/perahu.

Biaya operasional bagi nelayan dapat menjadi beban besar, terutama jika harga bahan bakar tinggi atau ketersediaannya terbatas dan terjadi kelangkaan. Perubahan harga bahan bakar dapat signifikan mempengaruhi biaya operasional nelayan.

Hal Ini dapat mempengaruhi profitabilitas nelayan dan menjadi hambatan bagi usaha perikanan yang berkelanjutan. Untuk itu, tata kelola distribusi bahan bakar minyak bagi nelayan harus dievaluasi supaya tepat sasaran.

Begitu juga pada usaha budidaya ikan maupun pengolahan ikan. Biaya energi (listrik dan bahan bakar minyak), merupakan salah satu komponen biaya operasional utama untuk mengoperasikan peralatan dan mesin produksi pakan seperti boiler atau mesin penggiling, pencampur, pengering, dan mesin pengemas hasil pengolahan pakan.

Bahan bakar minyak digunakan untuk transportasi bahan baku dari pemasok ke pabrik produksi dan dalam pengiriman produk akhir menggunakan truk atau kapal pengangkut ke pembudidaya ikan. Pengelolaan biaya energi dengan efisien merupakan bagian penting dari strategi pengelolaan biaya secara keseluruhan dalam produksi pakan.

Upaya untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan solusi efisiensi energi dapat membantu meningkatkan profitabilitas dan keberlanjutan operasi produksi pakan untuk pembudidayaan dan pengolahan ikan. Oleh karena itu, strategi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar atau mencari alternatif energi terbarukan dapat membantu mengurangi beban biaya operasional nelayan.

Pada tahun 2024 ini, kebutuhan bahan bakar minyak untuk operasional kapal nelayan di Riau sebanyak 4.982 unit yang memiliki ijin, diperlukan bahan bakar minyak jenis solar sekitar 7.207.03 Kiloliter selama 220 kali melaut. Sedangkan untuk nelayan budidaya ikan skala kecil berjumlah 15 orang dibutuhkan bahan bakar minyak sebanyak 1,41 Kiloliter dan penggunaan pengolah mesin pakan berjumlah 54 orang membutuhkan bahan bakar minyak sebanyak 6.60 Kiloliter.

Untuk mewujudkan Riau sebagai lumbung ikan dan energi yang tangguh dan berkelanjutan, diperlukan langkah-langkah strategis yang terintegrasi dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa langkah strategis yang dapat diambil :

1.Pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Menerapkan kebijakan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, termasuk penetapan kuota penangkapan yang berbasis ilmiah atau penangkapan ikan terukur, pengawasan yang ketat terhadap praktik penangkapan ikan yang merusak, dan perlindungan terhadap habitat-habitat penting seperti hutan bakau dan terumbu karang. Mendorong penggunaan teknologi modern dalam sektor perikanan, seperti pemantauan satelit dan sistem informasi geografis (SIG), untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan perikanan dan memastikan keberlanjutan sumber daya ikan, serta dalam pengelolaan sistem energi dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.

2. Konservasi lingkungan dan habitat. Memperkuat perlindungan terhadap habitat-habitat penting seperti hutan bakau, terumbu karang, dan sungai, melalui pembentukan kawasan konservasi, penegakan hukum yang ketat terhadap aktivitas ilegal, dan kampanye penyuluhan masyarakat tentang pentingnya konservasi lingkungan. Mengintegrasikan prinsip-prinsip konservasi lingkungan ke dalam perencanaan pembangunan ekonomi dan infrastruktur di Riau, untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dicapai tanpa merusak ekosistem dan lingkungan hidup.

3. Pemberdayaan masyarakat lokal. Melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam dan pemanfaatan energi, serta memberikan pelatihan dan dukungan untuk mengembangkan keterampilan dan usaha yang berkelanjutan di sektor perikanan dan energy terbarukan. Mendorong koperasi dan asosiasi nelayan serta petani untuk meningkatkan daya saing mereka dalam pasar lokal maupun regional, dan memfasilitasi akses mereka ke pasar yang lebih luas.

4. Pengembangan energi terbarukan. Mendorong investasi dalam pembangunan infrastruktur dan teknologi untuk energi terbarukan, seperti tenaga surya atau turbin angin untuk memenuhi sebagian kebutuhan energi pabrik produksi pakan dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Peralatan perikanan seperti pompa udara, pencahayaan kapal, dan sistem penyejuk ikan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang dan dampak lingkungan. Pembangkit listrik terapung atau instalasi panel surya di atas perairan dapat digunakan untuk memasok daya ke instalasi perikanan seperti keramba ikan atau peralatan penangkapan ikan yang memerlukan listrik. Membangun kemitraan dengan pihak swasta dan lembaga internasional untuk mendukung pengembangan energi terbarukan di Riau, termasuk pendanaan, transfer teknologi, dan pengembangan kapasitas.

5. Pemanfaatan limbah perikanan sebagai sumber energi. Limbah perikanan seperti sisa ikan dan kerang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas atau bahan bakar lainnya melalui proses biogasifikasi atau pirolisis, yang dapat digunakan untuk memasok energi bagi komunitas nelayan atau instalasi perikanan.

Dengan mengambil langkah-langkah strategis dan terintegrasi, Riau dapat mewujudkan sebagai lumbung ikan dan energi yang berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat dan lingkungan. Sinergi antara usaha perikanan dan energi dapat membuka peluang baru untuk inovasi dan pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan yang bijaksana terhadap lumbung ikan dan ekosistem perairan secara keseluruhan juga berkontribusi pada efisiensi penggunaan energi.

Energi dan Ikan harta yang luar biasa
Anugerah Allah SWT untuk umat manusia
Gunakanlah dengan bijaksana sepanjang masa
Supaya kehidupan terasa sangat bahagia

Penulis : Rudy H. Saleh, ASN Pemerintah Provinsi Riau
Editor : Unik Susanti
Kategori : Ekonomi, Pemerintahan, Riau
Idulfitri 1445 Riau Petroleum
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Lainnya
Komentar
cakaplah-mpr.jpeg
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian

MPR RI lainnya ...
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
AMSI
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'

CAKAPLAH TV lainnya ...
Jumat, 26 April 2024
SD An Namiroh Pusat Pekanbaru Borong Penghargaan Tingkat Nasional hingga Internasional
Jumat, 26 April 2024
APHI Riau Gelar Halal Bihalal dan Santuni Anak Yatim
Kamis, 25 April 2024
Plt Bupati Asmar Hadiri Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah di Surabaya
Kamis, 25 April 2024
Disdik Pekanbaru Minta Sekolah yang Gelar Halal Bi Halal Tak Ganggu Jam Belajar

Serantau lainnya ...
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan

Gaya Hidup lainnya ...
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru

Advertorial lainnya ...
Kamis, 25 April 2024
Rekomendasi HP Samsung Terbaik di Harga 2 Jutaan, Apa Saja?
Sabtu, 20 April 2024
7 Keunggulan Samsung Galaxy S23 Ultra, Dapatkan di Blibli
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih

Tekno dan Sains lainnya ...
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati

Kesehatan dan Keluarga lainnya ...
Kamis, 25 April 2024
Politeknik Pengadaan Nasional Beri Diskon 30 Persen untuk Anak ASN, TNI dan Polri
Rabu, 24 April 2024
UMRI Resmikan Sekolah Pascasarjana Prodi Magister Manajemen dan Kewirausahaan
Rabu, 24 April 2024
Unilak Dukung Program Literasi Digital Sektor Pendidikan bagi Gen Z
Sabtu, 06 April 2024
Rangkaian Ramadan Ceria Umri Berakhir, 5.000 Orang Terima Manfaat

Kampus lainnya ...
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana

CSR lainnya ...
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya

Selebriti lainnya ...

Mutiara Merdeka Hotel - April 2024
Terpopuler

04

Selasa, 23 April 2024 11:29 WIB
Edarkan Sabu, Pasutri di Pekanbaru Dibui
Iklan CAKAPLAH
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan

Parlementaria Siak lainnya ...
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari

Religi lainnya ...
Rabu, 13 Maret 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Harapkan Kinerja ASN Maksimal Selama Bulan Ramadan
Jumat, 08 Maret 2024
Pemko Pekanbaru Sudah Tetapkan Jam Kerja ASN Selama Ramadan 1445 H
Rabu, 28 Februari 2024
Pemko Pekanbaru Masih Tunggu Juknis Pusat Terkait Seleksi CPNS dan PPPK
Selasa, 27 Februari 2024
Kepala BKPSDM Dampingi Pj Walikota Terima Penghargaan Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Tahun 2023

Galeri Foto lainnya ...
Indeks Berita
www www