Praktik Korupsi Terbongkar, Konglomerat Arab Saudi Ramai-ramai Pindahkan Uang
|
(CAKAPLAH) - Terbongkarnya praktik rasuah yang dilakukan sejumlah keluarga kerajaan Arab Saudi, beberapa pejabat dan mantan pejabat, serta segelintir pengusaha membikin pebisnis di negara itu ketar-ketir. Banyak dari mereka dikabarkan buru-buru mencairkan uangnya dan memindahkannya supaya tidak ikut dibekukan oleh lembaga anti korupsi setempat.
Kabar soal pencairan aset dalam jumlah besar itu didapat dari sejumlah bankir privat dan manajer keuangan bagi konglomerat Arab Saudi. Konon, sejak gebrakan KPK Arab Saudi akhir pekan lalu, para jutawan itu memindahkan uang mereka dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara teluk.
Dilansir dari laman Reuters, Kamis (9/11/2017), penjualan ekuitas besar-besaran itu terlihat di pasar saham di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi. Namun, hal itu tidak membikin bursa goyah karena ditopang oleh pembelian dari negara. Namun, di Dubai saham para perusahaan pengembang properti anjlok sebagai dampak kekhawatiran kalau-kalau pemodal Saudi memilih menarik duit mereka.
Penarikan dan penjualan saham di bursa saham Jazirah Arab mengakibatkan nilai mata uang mereka turun dari Dolar Amerika Serikat. Contohnya nilai Riyal Arab Saudi melorot 285 angka, tertekan 0,8 persen, dari sebelum KPK Arab Saudi menggelar operasi.
uang ratusan miliar dolar diduga hasil korupsi kaum priayi, pejabat, dan konglomerat Arab Saudi diketahui banyak diendapkan di sejumlah rekening di bank negara lain. Menurut Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi, jumlah fulus haram itu kira-kira mencapai USD 800 miliar. Dari penelusuran aset hingga saat ini diketahui para tersangka menyimpan harta hasil rasuah dalam rekening di sejumlah bank di Uni Emirat Arab, Swiss, dan Inggris.
KPK Arab Saudi sudah meminta izin pemerintah UAE buat menelusuri rekening mencurigakan diduga milik tersangka korupsi, dan segera membekukannya. Permintaan itu diteruskan oleh Bank Sentral UAE kepada sejumlah bank komersil dan perusahaan jasa keuangan. Hasilnya, ada sejumlah rekening milik 19 tersangka diduga dipakai buat menyembunyikan duit haram. Sayang Bank Sentral UAE enggan memberikan tanggapan apapun soal itu.
UAE, terutama Dubai, memang dikenal sebagai tempat penitipan uang orang-orang kaya Arab Saudi. Tidak cuma disimpan, kebanyakan jutawan Arab Saudi membeli apartemen dan villa mewah di Dubai, atau menanamkannya dalam bentuk saham di bursa setempat.
Bank Sentral Arab Saudi menyatakan sudah membekukan 1,200 rekening dalam operasi pemberantasan korupsi besar-besaran. Mereka menyatakan jumlah itu kemungkinan besar bakal bertambah karena proses penyidikan masih berlangsung.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Merdeka.com |
Kategori | : | Internasional |