Namun sayangnya anggaran yang diajukan oleh Pemprov Riau, berbeda jauh dengan anggaran yang telah diajukan pada tahun 2016 ini. Anggaran yang masuk di APBD 2017 sebesar Rp126 Miliar atau membengkak Rp16 Miliar, dari anggaran yang diajukan oleh Dinas Bina Marga yang saat itu diajukan oleh mantan Kadis Bina Marga Syafril Tamun, sebesar Rp110 Miliar
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Ahmad Hijazi, mengatakan selisih perhitungan tersebut berdasarkan hasil perhitungan dari Konsultan yakni sebesar Rp122-Rp126 Miliar. Menurut Sekda konsultan yang menghitung tersebur tidak mau mengambil resiko hasil perhitungan dari beberapa kegiatan pembangunan Siak IV tersebut.
"Hasil itu dari konsultan yang telah melakukan audit perhitungan termasuk hasil evaluasi kelayakan semua menyatakan positif sudah diintegrasikan," ujar Sekda.
Namun anggaran tersebut kata Sekda masih akan di sinkronisasikan. Dan semua pihak bisa mengawal proyek pembangunan jembatan Siak IV yang telah tertunda pembangunannya sejak tahun 2012.
"Masih di sinkronisasikan, akan dihitung kembali, berapa kegiatan yang mesti dilanjutkan. Pembangunan ini akan didampingi BPKP dan TP4D. Bisa saja melihat berpegang pada tren belanja saat ini," jelasnya.
Sebelumnya, Dinas Bina Marga, yang saat itu dijabat oleh, Syafril Tamun, telah mempersiapkan dan mengajukan anggaran kelanjutan pembangunan Siak IV dengan sistem tahun jamak. Bahkan di APBD Perubahan dianggarkan Rp20 Miliar untuk pembayaran pertama, namun batal dilaksanakan.
Padahal anggaran yang diajukan oleh Syafril Tamun sebesar Rp110 Miliar, telah melalui rapat bersama Kejati, BPKP, Polda Riau, Inspektorat dan Konsultan Independen, yang saat itu dipegang oleh PT Lapi Ganes Bandung. Dan semua pihak telah menyepakati tidak ada permasalahan lagi untuk melanjutkan pembangunan jembatan tersebut. Bahkan Syafril Tamin juga telah menyiap Detail Enginering Disign (DED).(ck4
Penulis | : | Bhimo |
Kategori | : | Politik |