Imigran Honduras lompat ke sungai untuk hindari pos pemeriksaan.
|
(CAKAPLAH) - Sejak kemarin gelombang imigran asal Amerika Tengah kian mendekati perbatasan Amerika Serikat. Mereka sudah tiba di Ibu Kota Mexico City, Meksiko dan ditampung di sebuah stadion olahraga.
Pekan lalu ribuan imigran Amerika Tengah berkerumun di sebuah jembatan di perbatasan Meksiko-Guatemala untuk menuju Amerika Serikat.
Mengapa mereka ingin mengungsi ke Amerika Serikat? Apa penyebabnya?
Para ahli mengatakan ada banyak faktor yang membuat para imigran itu memutuskan mengungsi dari negara asal mereka. Sebagian berpendapat isu ini sengaja muncul di saat AS akan menggelar pemilu sela atau pemilu paruh waktu. Dengan demikian isu imigran ini menjadi bagian dari agenda politik.
Namun sebagian ahli memandang isu ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan pemilu sela di AS.
"Memandang isu ini sebagai bagian untuk mempengaruhi pemilu sela di AS adalah suatu kesalahan," kata Cynthia Arnson, direktur program Amerika Latin di Pusat Internasional Woodrow Wilson, seperti dilansir laman CNN.
"Memang tidak diragukan lagi isu ini punya dampak jelang pemilu sela, Presiden Donald Trump juga menyadari dan berupaya menjadikan isu ini bagian dari kampanye, tapi dia waktunya memang kebetulan," kata Arnson.
Senada dengan Arnson, Mike Allison, profesor dari Universitas Scranton mengatakan tidak ada kaitan pemilu sela dengan isu imigran ini.
"Ini adalah manifestasi dari sebuah krisis yang kini sedang mempengaruhi seluruh Amerika," kaya dia seraya mengatakan faktornya antara lain penyelundupan narkoba, organisasi kriminal, korupsi, nihilnya demokrasi dan berbagai sebab lainnya. Perubahan iklim juga menjadi pendorong orang mengungsi karena di sejumlah kawasan ladang pertanian gagal panen.
Menurut otoritas setempat di Meksiko, jumlah para imigran yang hendak ke AS itu kini sudah mencapai lebih dari 7.000 orang. Mereka kebanyakan orang miskin yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa.
Pemerintahan Presiden Donald Trump tidak tinggal diam dengan gelombang imigran yang akan masuk ke AS ini.
Tentara dan otoritas AS telah memasang pagar kawat berduri di perbatasan AS-Meksiko di sepanjang Sungai Rio Grande, Texas, pada akhir pekan lalu. Pemasangan kawat berduri itu dilakukan ketika hampir sekitar 5.000 imigran dari Amerika Tengah melakukan perjalanan melalui Meksiko untuk menginjakkan kaki dan mencari suaka di AS.
Kementerian Pertahanan AS mengatakan kepada The New York Post bahwa pasukan itu meletakkan pagar sekitar 1.000 kaki (304,8 meter) di bawah Jembatan Internasional McAllen-Hidalgo, jalur perlintasan AS-Meksiko.
Sementara itu, seorang juru bicara US Customs and Border Patrol (Patroli Bea Cukai dan Perbatasan AS) mengatakan bahwa pagar berduri adalah bagian dari "persiapan yang diperlukan" bagi imigran yang mendekati AS, demikian seperti dikutip dari The Hill, Selasa (6/11/2018).
Mengomentari pemasangan kawat berduri itu, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata AS, Presiden Donald Trump mengatakan dalam sebuah kampanye publik jelang pemilu sela:
"Anda semua melihat kawat berduri telah dipasang. Sekarang kita punya kawat berduri. Karena Anda tahu apa? Kami tidak akan membiarkan orang-orang ini menyerbu negara kami," kata Trump di hadapan massa pendukung Partai Republik AS di Georgia.
Di samping pemasangan kawat berduri pada pekan ini, minggu lalu, Trump telah mengerahkan 5.200 pasukan AS ke perbatasan AS-Meksiko. Sekitar 900 di antaranya telah tiba, menurut laporan The New York Post.
Trump mengatakan bahwa pasukan militer dikerahkan untuk menghentikan mereka yang hendak melintasi perbatasan AS-Meksiko untuk menuju Negeri Paman Sam.
Militer juga akan menutup perbatasan AS-Meksiko sepenuhnya dan jika perlu menghentikan paksa para imigran yang memaksa menyeberang.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Merdeka.com |
Kategori | : | Internasional |