Noviwaldy Jusman.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Noviwaldy Jusman mengaku belum mengetahui Surat Keputusan (SK) pencopotan dirinya sebagai wakil ketua DPRD Riau yang diusulkan fraksinya ke dewan. Seperti diberitakan sebelumnya, dalam surat yang diterbitkan Partai Demokrat itu, posisi Noviwaldy akan diganti oleh Asri Auzar.
Kepada CAKAPLAH.com Noviwaldy mengatakan akan mengecek langsung surat tersebut nanti. "Saya gak tahu juga nih, justru saya dapat info dari wartawan. Kalau pun iya, ini biasa dalam politik. Nyawa aja bisa dicabut kapan saja apalagi jabatan," kata Dedet.
Jika SK yang beredar tersebut benar, ia mengaku bersyukur karena telah menyelesaikan tugasnya sebagai pimpinan dewan dengan baik dan tanpa masalah.
"Kalau benar, saya hanya bisa katakan Alhamdulillah. Saya bersyukur berhasil memimpin DPRD tanpa kasus hukum. Dan selama ini saya berjalan sesuai koridor, on the track. Sisa 3 bulan ini kalau ada yang ingin memimpin ya monggo," cakap Dedet legowo.
Disinggung mengenai apakah pencopotan ini ada hubungannya dengan persaingan politik diinternal mereka, pria yang akrab disapa Dedet itu menyebutkan hal tersebut bisa saja terjadi.
"Kemungkinan itu bisa saja dalam persaingan yang tak sehat. Tapi saya tak mau berandai-andai, apalagi dikaitkan dengan pola yang sama dengan mencopot Firdaus saat jelang Pilkada," ujarnya.
Menurutnya, amanah itu tidak direbut, apalagi saling sikut, tapi ditunggu penilaian dari rakyat yang telah melihat hasil kerja kita. "Tapi saya nggak mau berpikir ke arah sana. Kita jalani saja, saya ditugaskan partai jadi pimpinan, kalau dicabut ya kita serahkan. Salah tak ada, dipanggil tak ada, peringatan pun tak ada, tapi apapun itu hanya tinggal 3 bulan efektif aja kok," jelasnya.
Meski demikian Dedet mempertanyakan isi surat tersebut, karena dalam surat yang ia lihat ada kesalahan penulisan nama. Dimana, dalam surat itu ditulis Noviwaldy Yusman padahal nama yang benar adalah Noviwaldy Jusman.
Ia juga mempertanyakan tanggal SK yang ditulis dengan tulisan tangan. "Saya akan cek dulu lah," cakapnya.