Saiman Pakpahan
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dalam pendaftaran calon anggota legislatif ke KPU Riau, banyak partai politik (Parpol) yang datang mendaftar di penghujung waktu. Lihat saja, dua hari sebelum pendaftaran ditutup, baru Partai Berkarya yang mendaftarkan Calegnya ke KPU Riau. Sedangkan untuk KPU Pekanbaru, baru PKS dan PPP yang sudah mendaftar.
Menanggapi hal ini, Dosen Fakultas Ilmu Sosial Politik di Universitas Riau, Saiman Pakpahan, mengatakan bahwa politik injury time sudah menjadi kebiasaan di dunia Parpol. Bahkan ini sudah menjadi budaya yang melekat dalam setiap proses politik.
"Seperti pada Pilgub kemarin juga seperti ini. Ini karena pengelolaan dari Parpol itu secara internal yang lambat menetapkan sikap," ujar Saiman, Senin (16/7/2018).
Menurutnya, secara internal masing-masing partai dan juga calon masih mengukur untung rugi sebelum mendaftar ke KPU. Proses ini sendiri memakan waktu yang cukup lama karena belum ada pertai yang secara tegas dan lugas bersikap dalam berpolitik.
"Akibatnya, hingga penghujung waktu Parpol masih menimbang-nimbang calon yang akan didukungnya. Para tokoh juga masih menimbang-nimbang partai mana yang akan digunakannya untuk maju," papar Saiman.
Budaya seperti ini juga tetap terjadi karena masih ada politik transaksional, meski secara informal. Saat ini, sudah banyak Parpol yang mencanangkan pencalonan tanpa mahar. Tapi menurut Saiman, kenyataannya tak selamanya teori dan praktik sejalan.
"Di politik masih tetap memberlakukan no free lunch. Artinya tidak ada yang gratis di politik," ujar Saiman.
Untuk itu dalam Pileg nanti, masyarakat harus cerdas dan selektif dalam memberikannya dukungannya kepada calon yang akan menjadi wakilnya di legislatif. (Abe)