Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menemui pengunjuk rasa beberapa waktu lalu
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pertemuan antara perwakilan suku Sakai dengan PT Ivo Mas Tunggal di kantor Gubernur Riau, Kamis (23/3/2017) lalu berakhir tanpa solusi. PT Ivo Mas Tunggal bersikeras tidak mau mengakui status lahan milik warga suku Sakai.
Menyikapi hal ini, Pemprov Riau akan terus mencarikan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan ini. "Awalnya suku Sakai sudah melapor ke Pemkab Siak, tapi tidak direspon karena ada pertimbangan lain, dan kasusnya dibawa ke Pemprov Riau. Makanya kita urutkan lagi persoalan awalnya," kata Gubri, Sabtu (25/3/2017).
Lebih lanjut gubernur menjelaskan, Pemprov Riau sudah memfasilitasi kedua belah pihak. Temrasuk juga meminta penjelasan dari Suku Sakai dan PT Ivo Mas Tunggal.
"Kalau tak putus melalui mediasi, tentu harus ada jalur lain yang ditempuh. Makanya ini yang harus dicari agar masalahnya tidak berkepanjangan," ujarnya.
Dalam pertemuan yang difasilitasi Pemprov Riau, perwakilan Suku Sakai, Masri, mengatakan bahwa PT Ivo Mas menawarkan bantuan dari program CSR kepada masyarakat. Sementara masyarakat tetap menuntut lahan yang mereka sebut tanah ulayat dikembalikan statusnya.
Masri menegaskan mereka sengaja membawa persoalan ini ke Pemprov Riau karena tidak ada tanggapan dari Pemkab Siak. Namun mereka tidak mau tinggal diam. Malah Masri mengatakan akan ada aksi lanjutan kalau masalah ini tidak segera selesai.
"Bathin-bahtin dan Ketua Lembaga Adat Suku Sakai sudah menyetujui rencana ini. Kapan waktunya tidak akan kita publish," bebernya.
Masri mengatakan, setelah aksi jalan kaki beberapa waktu lalu, ada beberapa kelompok yang mencoba melakukan intimidasi, namun pihaknya tidak menggubris. Karena ingin fokus menyelesaikan tuntutan warga sakai ini.
"Ada yang mempertanyakan, aksi kami ditunggangi. Ada juga intimidasi dari beberapa orang suku sakai sendiri. Ada juga yang tanya Dapson sebagai koordinator aksi bukan orang sakai, padahal Dapson adalah warga keturunan sakai dari Bathin Sam-sam. Ibuknya berasal dari bathin sam-sam," jelasnya.
Menurut Masri, saat ini suku Sakai tak hanya terpusat di Kandis dan Minas saja. Dan Pemkab Siak tahu itu. "Anak-anak suku sakai sudah banyak yang terpencar, misalnya saja di kabupaten Kampar, sudah ada anak Sakai yang pindah karena tidak ada sumber pekerjaan di kampung mereka sendiri," tandasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Peristiwa, Lingkungan |