Anomali Miterius di Bawah Benua Afrika Lemahkan Medan Magnet Bumi
Sabtu, 29 Desember 2018 16:52 WIB
(CAKAPLAH) - Para ilmuwan beberapa waktu belakangan fokus pada sebuah wilayah yang mengalami anomali misterius. Wilayah itu disebut South Atlantic Anomaly, hamparan luas area yang membentang dari Chile hingga Zimbabwe. Anomali yang dimaksud para peneliti adalah medan magnet yang terus melemah.
Menurut penelitian yang membingungkan awal tahun ini, gangguan fenomenal itu merupakan bagian dari pola yang bertahan selama lebih dari 1.00 tahun.
Sebagai informasi, medan magnet bumi tidak hanya memberikan kita Kutub Utara dan Kutub Selatan. Medan magnet bumi juga melindungi kita dari angin matahari dan radiasi kosmik.
Para peneliti berpikir bahwa medan gaya tak kasat mata itu melemah dengan cepat sehingga bisa berbalik.
Sebelumnya, sekitar 780.000 tahun lalu, pembalikan polaritas juga pernah terjadi. Meski telah berlalu ribuan tahun lalu, tidak ada yang bisa memastikan apakah pembalikan medan akan segera terjadi lagi.
Anomali di wilayah tersebut membuat medan magnet bumi di sekitarnya sangat lemah. Hal ini sangat berbahaya bagi satelit Bumi untuk memasukinya, karena radiasi tambahan yang dilewati bisa mengganggu elektronik mereka.
"Kami telah mengetahui selama beberapa waktu bahwa medan magnet Bumi telah berubah, tetapi kami tidak benar-benar tahu apakah ini tidak biasa untuk wilayah ini pada skala waktu yang lebih lama atau apakah itu normal," ungkap Vincent Hare, fisikawan dari University of Rochester dikutip dari Science Alert, Kamis (27/12/2018).
Salah satu alasan mengapa para ilmuwan tidak tahu banyak tentang sejarah magnetik wilayah Bumi ini adalah karena tidak memiliki apa yang disebut data arkeomagnetik.
Data itu merupakan bukti fisik magnetisme di masa lalu Bumi, yang tersimpan dalam peninggalan arkeologis dari zaman lampau.
Ritual Kebudayaan
Satu peninggalan masa silam semacam itu milik sekelompok orang Afrika kuno, yang tinggal di Lembah Sungai Limpopo - berbatasan dengan Zimbabwe, Afrika Selatan, dan Botswana. Wilayah ini termasuk dalam Anomali Atlantik Selatan.
Sekitar 1.000 tahun yang lalu, di wilayah itu, orang-orang Bantu menjalankan ritual takhayul yang rumit di masa-masa sulit lingkungan.
Selama masa kekeringan, mereka akan membakar gubuk-gubuk tanah liat dan tempat biji-bijian, dalam upacara pembersihan suci untuk membuat hujan datang lagi. Ritual ini kemudian menjadi bahan kajian para ilmuwan saat ini.
"Ketika Anda membakar tanah liat pada suhu yang sangat tinggi, Anda benar-benar menstabilkan mineral magnetik, dan ketika mereka mendinginkan dari suhu yang sangat tinggi ini, mereka mengunci catatan medan magnet bumi," kata ahli geofisika John Tarduno yang termasuk dalam tim peneliti.
Dengan demikian, analisis artefak kuno yang selamat dari pembakaran ini mengungkapkan lebih dari sekadar praktik budaya nenek moyang orang Afrika Selatan.
"Kami mencari perilaku berulang anomali karena kami pikir itulah yang terjadi hari ini dan menyebabkan Anomali Atlantik Selatan," kata Tarduno.
"Kami menemukan bukti bahwa anomali ini telah terjadi di masa lalu, dan ini membantu kami mengontekstualisasikan perubahan saat ini di medan magnet," imbuhnya.
Artefak ini mengungkapkan bahwa melemahnya Anomali Atlantik Selatan bukanlah fenomena sejarah yang berdiri sendiri.
Dampak Global
Fluktuasi serupa terjadi pada tahun 400-450, 700-750, dan 1225-1550. Fakta bahwa ada suatu pola memberi tahu kita bahwa posisi Anomali Atlantik Selatan bukanlah kebetulan geografis.
"Kami mendapatkan bukti yang lebih kuat bahwa ada sesuatu yang tidak biasa tentang batas inti-mantel di bawah Afrika yang dapat memiliki dampak penting pada medan magnet global," kata Tarduno.
Melemahnya medan magnet bumi saat ini, yang telah berlangsung selama 160 tahun terakhir, diperkirakan disebabkan oleh sebuah reservoir (danau bawah tanah) besar penuh dengan batuan padat.
Danau bawah tanah ini terletak sekitar 2.900 km di bawah benua Afrika dan disebut African Large Low Shear Velocity Province.
"Ini adalah fitur mendalam yang berusia puluhan juta tahun," para peneliti menjelaskan dalam The Conversation tahun lalu.
"Sementara ribuan kilometer melintasi, batas-batasnya tajam," tambah mereka.
Daerah padat ini berada di antara besi cair panas dari inti luar Bumi dan mantel yang lebih kaku dan dingin. Area itu diperkirakan mengganggu besi yang membantu menghasilkan medan magnet bumi.
Ada banyak penelitian yang harus dilakukan sebelum kita lebih memahami apa yang terjadi di sini.
Penelitian mengenai anomali di Benua Afrika ini menantang pendapat konvensional yang menyebut pembalikan kutub bisa terjadi di mana saja.
Tetapi, temuan terbaru ini menunjukkan apa yang terjadi pada medan magnet secara global ternyata terkait dengan fenomena di tempat-tempat khusus di batas inti-mantel.
"Kami sekarang tahu perilaku tidak biasa ini telah terjadi setidaknya beberapa kali sebelum 160 tahun terakhir, dan merupakan bagian dari pola jangka panjang yang lebih besar," kata Hare.
"Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah perilaku ini akan mengarah pada pembalikan kutub penuh," tutupnya.
Menurut penelitian yang membingungkan awal tahun ini, gangguan fenomenal itu merupakan bagian dari pola yang bertahan selama lebih dari 1.00 tahun.
Sebagai informasi, medan magnet bumi tidak hanya memberikan kita Kutub Utara dan Kutub Selatan. Medan magnet bumi juga melindungi kita dari angin matahari dan radiasi kosmik.
Para peneliti berpikir bahwa medan gaya tak kasat mata itu melemah dengan cepat sehingga bisa berbalik.
Sebelumnya, sekitar 780.000 tahun lalu, pembalikan polaritas juga pernah terjadi. Meski telah berlalu ribuan tahun lalu, tidak ada yang bisa memastikan apakah pembalikan medan akan segera terjadi lagi.
Anomali di wilayah tersebut membuat medan magnet bumi di sekitarnya sangat lemah. Hal ini sangat berbahaya bagi satelit Bumi untuk memasukinya, karena radiasi tambahan yang dilewati bisa mengganggu elektronik mereka.
"Kami telah mengetahui selama beberapa waktu bahwa medan magnet Bumi telah berubah, tetapi kami tidak benar-benar tahu apakah ini tidak biasa untuk wilayah ini pada skala waktu yang lebih lama atau apakah itu normal," ungkap Vincent Hare, fisikawan dari University of Rochester dikutip dari Science Alert, Kamis (27/12/2018).
Salah satu alasan mengapa para ilmuwan tidak tahu banyak tentang sejarah magnetik wilayah Bumi ini adalah karena tidak memiliki apa yang disebut data arkeomagnetik.
Data itu merupakan bukti fisik magnetisme di masa lalu Bumi, yang tersimpan dalam peninggalan arkeologis dari zaman lampau.
Ritual Kebudayaan
Satu peninggalan masa silam semacam itu milik sekelompok orang Afrika kuno, yang tinggal di Lembah Sungai Limpopo - berbatasan dengan Zimbabwe, Afrika Selatan, dan Botswana. Wilayah ini termasuk dalam Anomali Atlantik Selatan.
Sekitar 1.000 tahun yang lalu, di wilayah itu, orang-orang Bantu menjalankan ritual takhayul yang rumit di masa-masa sulit lingkungan.
Selama masa kekeringan, mereka akan membakar gubuk-gubuk tanah liat dan tempat biji-bijian, dalam upacara pembersihan suci untuk membuat hujan datang lagi. Ritual ini kemudian menjadi bahan kajian para ilmuwan saat ini.
"Ketika Anda membakar tanah liat pada suhu yang sangat tinggi, Anda benar-benar menstabilkan mineral magnetik, dan ketika mereka mendinginkan dari suhu yang sangat tinggi ini, mereka mengunci catatan medan magnet bumi," kata ahli geofisika John Tarduno yang termasuk dalam tim peneliti.
Dengan demikian, analisis artefak kuno yang selamat dari pembakaran ini mengungkapkan lebih dari sekadar praktik budaya nenek moyang orang Afrika Selatan.
"Kami mencari perilaku berulang anomali karena kami pikir itulah yang terjadi hari ini dan menyebabkan Anomali Atlantik Selatan," kata Tarduno.
"Kami menemukan bukti bahwa anomali ini telah terjadi di masa lalu, dan ini membantu kami mengontekstualisasikan perubahan saat ini di medan magnet," imbuhnya.
Artefak ini mengungkapkan bahwa melemahnya Anomali Atlantik Selatan bukanlah fenomena sejarah yang berdiri sendiri.
Dampak Global
Fluktuasi serupa terjadi pada tahun 400-450, 700-750, dan 1225-1550. Fakta bahwa ada suatu pola memberi tahu kita bahwa posisi Anomali Atlantik Selatan bukanlah kebetulan geografis.
"Kami mendapatkan bukti yang lebih kuat bahwa ada sesuatu yang tidak biasa tentang batas inti-mantel di bawah Afrika yang dapat memiliki dampak penting pada medan magnet global," kata Tarduno.
Melemahnya medan magnet bumi saat ini, yang telah berlangsung selama 160 tahun terakhir, diperkirakan disebabkan oleh sebuah reservoir (danau bawah tanah) besar penuh dengan batuan padat.
Danau bawah tanah ini terletak sekitar 2.900 km di bawah benua Afrika dan disebut African Large Low Shear Velocity Province.
"Ini adalah fitur mendalam yang berusia puluhan juta tahun," para peneliti menjelaskan dalam The Conversation tahun lalu.
"Sementara ribuan kilometer melintasi, batas-batasnya tajam," tambah mereka.
Daerah padat ini berada di antara besi cair panas dari inti luar Bumi dan mantel yang lebih kaku dan dingin. Area itu diperkirakan mengganggu besi yang membantu menghasilkan medan magnet bumi.
Ada banyak penelitian yang harus dilakukan sebelum kita lebih memahami apa yang terjadi di sini.
Penelitian mengenai anomali di Benua Afrika ini menantang pendapat konvensional yang menyebut pembalikan kutub bisa terjadi di mana saja.
Tetapi, temuan terbaru ini menunjukkan apa yang terjadi pada medan magnet secara global ternyata terkait dengan fenomena di tempat-tempat khusus di batas inti-mantel.
"Kami sekarang tahu perilaku tidak biasa ini telah terjadi setidaknya beberapa kali sebelum 160 tahun terakhir, dan merupakan bagian dari pola jangka panjang yang lebih besar," kata Hare.
"Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah perilaku ini akan mengarah pada pembalikan kutub penuh," tutupnya.
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | Kompas.com |
Kategori | : | Internasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Lainnya
Minggu, 17 April 2022 12:08 WIB
Capella Honda Ajak Siswa SMKN 5 Dumai Jadi Generasi #Cari_aman di Bulan Ramadan
Selasa, 04 April 2023 06:11 WIB
Makin Panas, Rusia akan Taruh Senjata Nuklir di Perbatasan Belarusia
Selasa, 04 April 2023 05:54 WIB
Hasil Liga Inggris: Tottenham Tendang MU dari 4 Besar
Selasa, 04 April 2023 08:15 WIB
Kegiatan Lifting Minyak di Kilang Dumai Dipastikan Tetap Aman dan Lancar
Selasa, 04 April 2023 10:11 WIB
Riau Deflasi 0,14 Persen di Bulan Maret, Cabai Merah dan Bawang Merah Jadi Pemicu
Senin, 03 April 2023 15:30 WIB
KHAS Pekanbaru Hotel bersama Dompet Dhuafa Riau Salurkan Paket Berbuka Puasa
Selasa, 28 Maret 2023 20:30 WIB
Ditemukan Takjil Mengandung Bahan Berbahaya, Anggota DPRD Pekanbaru Minta Pengawasan Diperketat
Selasa, 04 April 2023 13:53 WIB
Dishub Riau Dirikan 3 Posko Mudik Lebaran 2023, Ini Lokasinya
Selasa, 04 April 2023 13:26 WIB
Partai Prima Akhirnya Lolos ke Verfak, DPW Riau: Putusan KPU Pengaruhi Pergeseran Politik
Selasa, 04 April 2023 13:41 WIB
Nelayan Hilang di Sungai Nyamuk Ditemukan dalam Keadaan Selamat
Senin, 22 April 2024 22:13 WIB
Manfaatkan Kekuatan CBR250RR, Pebalap Astra Honda Kibarkan Merah Putih di ARRC China
Senin, 05 Februari 2024 15:55 WIB
Gelar Rapat Evaluasi, Misbah Pastikan Upaya Proses Penyelesaian Sengketa Dilakukan dengan Baik dan Cepat
Kamis, 25 April 2024 12:02 WIB
Evaluasi Kinerja untuk Pilkada 2024, Puluhan Panwascam se-Pekanbaru Serahkan Berkas Pendaftaran
Rabu, 08 Mei 2024 09:40 WIB
Harga Emas Antam Anjlok, Cek Daftar Lengkapnya di Sini
Kamis, 04 April 2024 20:42 WIB
Capella Honda Ajak Konsumen Setia Honda Buka Puasa Bersama
Rabu, 08 Mei 2024 07:46 WIB
Waspada, Bau Interior Mobil Ternyata Bisa Sebabkan Kanker
Minggu, 28 April 2024 20:48 WIB
Capai Ratusan Pengunjung, Pameran Honda Sukses Tarik Perhatian Masyarakat
Rabu, 08 Mei 2024 09:15 WIB
Waspada! Hari Ini Hujan Lebat Masih akan Guyur Riau
Rabu, 08 Mei 2024 08:33 WIB
Sudah Rp23,6 Miliar Tersalurkan, BRK Syariah Buka Peluang Besar untuk Petani Mendapatkan Dana Peremajaan Sawit
Selasa, 13 Februari 2024 19:49 WIB
Hadirkan Layanan Broadband Terdepan, Telkomsel Siap Sukseskan Pemilu 2024
Rabu, 07 Februari 2024 21:07 WIB
Sembilan Startup Terbaik NextDev Masuki Tahap Inkubasi
Rabu, 28 Februari 2024 19:13 WIB
Telkomsel dan Ericsson Berkolaborasi Perkuat Pengembangan Evolusi 5G dan Dukung Indonesia Capai Target Nol Emisi Karbon
Sabtu, 12 Agustus 2023 19:36 WIB
Menteri Bahlil Puji Optimalisasi Penggunaan Energi di Wilayah Operasional PT RAPP
Rabu, 08 Mei 2024 06:43 WIB
Gaza Membara Lagi, Tank-tank Israel Memasuki Rafah
Kamis, 21 Maret 2024 21:59 WIB
Pj Walikota Pekanbaru Buka Pesantren Kilat BKMT
Selasa, 26 Maret 2024 10:03 WIB
Safari Ramadan di Rangsang Pesisir, Asmar ingatkan Bahaya Karlahut
Rabu, 08 Mei 2024 07:16 WIB
Gagal ke Final Liga Champions, Luis Enrique Sebut PSG Kurang Beruntung
Selasa, 23 Mei 2023 16:28 WIB
Staf Khusus Menkumham Sambangi RAPP Pelalawan, Sosialisasikan Kekayaan Intelektual
Rabu, 20 Maret 2024 22:53 WIB
Safari Ramadan di Payung Sekaki, Pj Walikota Ajak Warga Bina Hubungan Baik dengan Allah dan Manusia
Rabu, 08 Mei 2024 09:01 WIB
Pilkada 2024, PDIP Pekanbaru Mulai Panaskan Mesin Politik
Rabu, 08 Mei 2024 05:38 WIB
Menang 1-0 di Kandang PSG, Borussia Dortmund Rebut Tiket Final Liga Champions
Rabu, 08 Mei 2024 06:31 WIB
“Barang Mewah” Bernama Kuliah
Sabtu, 20 Januari 2024 12:01 WIB
Wakil Ketua DPRD Ginda Burnama Hadiri Grand Opening Rumah Bayi
Selasa, 07 Mei 2024 09:57 WIB
Loyo, Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp16.068 Per Dolar AS
Senin, 26 Februari 2024 10:43 WIB
Jelang Pilkada, Komisi I DPRD Meranti Datangi Kesbangpol Pekanbaru
Minggu, 25 Februari 2024 15:22 WIB
Ranperda SJUT Belum Ditindaklanjuti, Ini Kata Ketua Komisi I DPRD Pekanbaru
Selasa, 23 Januari 2024 19:33 WIB
13 UPT Puskesmas di Bengkalis Sandang Akreditasi Paripurna
Senin, 12 Februari 2024 13:38 WIB
Pemilu Sudah Dekat, Pimpinan DPRD Pekanbaru Ajak Masyarakat Tidak Golput
Minggu, 04 Februari 2024 14:23 WIB
MTQ XVIII Tenayan Raya, Ini Pesan Ketua DPRD Pekanbaru
Selasa, 07 Mei 2024 12:27 WIB
Harga Emas Antam Naik Rp8.000, Berikut Daftar Lengkapnya
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'
Selasa, 07 Mei 2024
Serentak se-Indonesia, Imigrasi Kelas ll TPI Bagansiapiapi Gelar Operasi JAGRATARA
Selasa, 07 Mei 2024
PWI Riau Terima Surat Dukungan Tuan Rumah HPN 2025 dari Pemprov Riau
Senin, 06 Mei 2024
Dispora Minta KONI Pekanbaru Tingkatkan Pembinaan
Senin, 06 Mei 2024
Dukungan ke Dedi Putra untuk Ikut Pilkada Semakin Besar
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru
Kamis, 25 April 2024
Rekomendasi HP Samsung Terbaik di Harga 2 Jutaan, Apa Saja?
Sabtu, 20 April 2024
7 Keunggulan Samsung Galaxy S23 Ultra, Dapatkan di Blibli
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati
Selasa, 07 Mei 2024
Wisuda ke-68, Rektor: Unilak Semakin Dipercaya Masyarakat Riau dan Indonesia
Senin, 06 Mei 2024
261 Lulusan Sekolah Pascasarjana Unilak Diyudisium
Senin, 06 Mei 2024
Pengurus ASPIKOM Wilayah Riau Periode 2023-2026 Resmi dilantik
Jumat, 03 Mei 2024
Masuk dalam 10 Kampus Islam Terbaik Versi Edurank, UIR akan Terus Tingkatkan Mutu Kampus
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya
Terpopuler
01
Kamis, 02 Mei 2024 21:06 WIB
10 Tahun Buron, Mantan Pejabat Pemko Pekanbaru Ditangkap
02
Jumat, 03 Mei 2024 14:27 WIB
Ditutup, Masyarakat Kembali Diingatkan Tidak Melintas di Jalan Sudirman Pekanbaru
03
Rabu, 01 Mei 2024 12:26 WIB
Agenda Besar Bakal Berlangsung di Pekanbaru, 1.525 Personel Gabungan Siap Beri Pengamanan
04
Kamis, 02 Mei 2024 10:15 WIB
Pj Gubri Berang! Kadisdik Riau Tak Hadir saat Upacara Hardiknas
05
Jumat, 03 Mei 2024 13:54 WIB
Eks Bupati Sukarmis Ditahan Jaksa Atas Dugaan Korupsi Proyek Hotel Kuansing
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari
Selasa, 30 April 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Ucapkan Selamat Atas Penabalan Gelar Adat Kepada Kajati Riau
Senin, 29 April 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Apresiasi Pekanbaru Juara Umum Gelaran MTQ Tingkat Provinsi Riau
Jumat, 26 April 2024
Penerimaan CPNS dan PPPK Pekanbaru Dapat Persetujuan Prinsip dari Kemenpan RB
Senin, 22 April 2024
Kepala BKPSDM Ikut Semarakkan Pawai Taaruf MTQ Riau di Dumai
Indeks Berita