Selama ini pemberian subsidi listrik disampaikan langsung kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) baru kemudian diterima pelanggan.
"Tadi dalam sidang Bappenas digagas subsidi listrik langsung masyarakat tidak mampu. Ini diberikan ada pelanggan 450 va, sementara 900 va sedang dikaji. Intinya harga listrik ditetap supaya harga menjadi keekonomian dan tidak ada lagi subsidi ke PLN,"ujar Anggota DEN Syamsir Abduh, di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (14/11/2016) seperti dilansir dari okezone.
Abduh menuturkan, untuk masalah teknis pemberian subsidi langsung, dalam tahap pematangan di Bappenas. Tapi gambaran subsidinya, selisih dari harga keekonomian listrik 450 va dibayarkan pemerintah melalui subsidi langsung.
"Ini seperti bantuan tunai. Tapi kita dari DEN minta pengawasannya, karena kalau subsidi listrik ya untuk bayar listrik, jangan bayar yang lain. Nah ini harus dipikirkan,"ujarnya.
Dalam sidang tersebut, Syamsir menceritakan, bahwa Bappenas ingin melihat pola pemberian subsidi langsung seperti pemberian subsidi kesehatan dan pendidikan. Dengan contoh seperti itu, maka pemberian subsidi menjadi tepat sasaran.
"Nah, melihat pola seperti itu dan belajar dari itu, pemberian subsidi listrik ini bisa diteruskan. Tapi, secara teknis belum diputuskan, nanti kita lihat lagi konsepnya. Tapi ini menurut saya ide menarik,"tandasnya.
Sekedar informasi, dalam pagu RAPBN 2017, Dewan Perwakilan Rakyat menetapkan subsidi listrik sebesar Rp44,98 triliun atau lebih rendah dari usulan awal Rp48,56 triliun. Subsidi tersebut diberikan untuk 23,15 juta pelanggan kurang mampu dengan rincian 19,1 juta pelanggan 450 va dan 4,05 juta pelanggan 900 va.(ck1)
Penulis | : | Bhimo |
Kategori | : | Ekonomi |