Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto/Reuters)
|
(CAKAPLAH) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan "membanjiri Eropa dengan jutaan pengungsi Suriah ke Eropa jika Uni Eropa menyebut operasi militernya di Suriah sebagai "invasi".
"Kami akan membuka gerbang dan mengirim 3,6 juta pengungsi," kata Erdogan dalam pidato di hadapan anggota parlemen dari Partai AK mengutip Independent, Kamis (10/10/2019).
Pemimpin Turki itu marah dengan pernyataan yang dirilis Uni Eropa (UE) sehari sebelumnya. Uni Eropa menyerukan agar Turki menghentikan aksi militer sepihak terhadap Pasukan Demokratik Suriah (SDF), perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan, yang telah memperjuangkan otonomi Kurdi di Turki selama tiga dekade.
Uni Eropa juga mengecam rencana Turki untuk membangun "zona aman". Pemerintah Turki berencana untuk mengirim dua juta dari 3,6 juta pengungsi Suriah yang tinggal di tanahnya ke "zona aman".
"Setiap upaya perubahan demografis tidak dapat diterima," isi pernyataan Uni Eropa. "UE tidak akan memberikan bantuan stabilisasi atau pembangunan di daerah-daerah, di mana hak-hak populasi lokal diabaikan."
Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Kuwait, juga menyatakan kekhawatiran mereka terkait serangan Turki.
Erdogan membela operasi negaranya dengan mempertahankannya akan mendukung integritas teritorial Suriah dengan menghadapi kontrol Kurdi di timur laut negara itu.
SDF, yang sebagian besar milisi Kurdi telah menjadi sekutu utama AS dalam perang melawan Negara Islam (IS) dulu ISIS.
Kelompok itu menerima senjata, dukungan udara dan darat dari AS. Mereka telah sekitar 11.000 pejuang selama melawan IS.
Serangan Turki yang menyasar Kurdi Suriah, datang setelah Presiden AS Donald memerintahkan menarikan pasukannya dari daerah perbatasan.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Okezone.com |
Kategori | : | Internasional |